Kamis, 04 Juni 2009

MEMAHAMI WANITA (2)

W A N I T A

“M I S T E R I U M T R E M E N D U M E T F A S C I N O S U M”

“Misterius, menggetarkan sekaligus mempesona”

SENI MENJALIN HUBUNGAN

DAN

MEMAHAMI WANITA SECARA ALAMI


“Mengapa Tuhan harus repot-repot menciptakan wanita hanya untuk menemani Adam?”

Pertanyaan ini terlontar semata-mata karena saya ingin mengetahui hakekat penciptaan wanita oleh Tuhan. Begitu banyak peritiwa di dunia ini yang sangat dipengaruhi oleh wanita, baik itu langsung maupun tidak langsung. Sejarah banyak menceritakan peran wanita dalam kancah kehidupan umat manusia. Bagaimana seorang Hawa bisa membawa warna kehidupan pada Nabi Adam, bagaimana Ratu Bilqis bisa membawa rona kehidupan bagi Nabi Sulaeman, bagaimana Cleopatra bisa membuat Kaisar Romawi takluk di ujung kakinya, bagaimana Siti Khadijah, Fatimah Az-zahra dapat mempengaruhi perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam mengukir sejarah.

Dan, bagaimana pula wanita begitu banyak mewarnai hidup kaum lelaki sekarang? Itulah mengapa saya mengambil judul wanita “misteri yang menggetarkan sekaligus mempesona”.

Bagi saya wanita begitu sangat misterius sehingga begitu banyak pertanyaan terlontar tentang wanita. Saya bingung ketika suatu saat saya dan istri saya terlibat dalam sebuah obrolan :

“ Ayah, menurut ayah baju ini cocok nggak buat ibu?” tanya istriku sambil berputar di depan cermin.

“ Wah cocok sekali bu. Warna hitam itu sangat kontras dengan kulit ibu yang putih…” jawab saya sambil berbaring di tempat tidur yang baru dibereskan istri saya.

“ Tapi ayah…kayanya terlalu kecil ya…?”. Tanpa melihat saya dan terus memegangi bajunya.

“ Nggak kok, pas kok….” Jawab saya kembali dengan roman lebih serius.

“ Ngga ah….kalo yang cokelat ini yah…?”

“ Pantes…nah itu juga pantes. Ukuran juga pas buat badan Ibu”

“ Iya sih…tapi modelnya meni jadul begini. Kalo yang merah?”

“ Merah juga bagus bu…kelihatannya ibu lebih menarik” selorohku tanpa melihat lagi baju itu. Karena yakin pasti ditolak juga.

“ Ngga ah ketang, terlalu genjreng keliatannya. Nah kalo yang abu?”

“ Wah kalo yang abu kurang pas bu, nanti kulit ibu keliatan pucat”

“ Ngga ah…bagus, terus nggak kliatan genjreng dan juga pas ama badan ibu. Ini aja ah…”

Wahai kaum lelaki pernahkah kalian mengalami hal itu? Atau ada lagi contoh…

“ Ayah…ibu keliatan gemuk ngga?”

“ Ngga ah…langsing kok”

“ Bohong ah….masa udah punya dua anak kliatan lengsing. Gombal!”

“ Ngga kok bener…ya kalo segitu mah wajar atuh. Tapi masih ngga keliatan gemuk”

“ Ah…bohong si ayahmah…jujur atuh jangan karena di depan ibu terus ngga jujur. Gimana kurus atau gemuk?”

“ ya….dibandingkan waktu gadis sih sekarang emang keliatan lebih gemuk..”

“ Tuh..kan si ayah mah bilang ibu gemuk. Jadi ngga PD kalo jalan sama ayah. Kalo gemuk berarti ibu ngga menarik lagi ya….?”

“ Oh my God”

Ah….wanita….sudah berjuta kata terlontar, berjuta pujian mengalir deras dan berjuta lagu serta puisi tercipta hanya untuk satu makhluk Tuhan bernama wanita, tapi rasanya tidak akan pernah cukup untuk bisa menaklukannya dengan cara yang sama.

Jadi tidak aneh kalau banyak pria kesulitan mencari pasangan hidup karena tidak semua pria juga mampu memahami wanita. Padahal menurut statistik jumlah wanita lebih dibandingkan dengan kaum pria.

Dalam buku “Mars and Venus” , lebih rinci diceritakan bagaimana pria dan wanita sebenarnya memiliki dunia yang berbeda. Pria dengan kehidupan yang dipenuhi dengan persaingan telah membuat perasaan pria menjadi lebih keras, tidak peka, efektif dan efisien serta egois, telah menjadi kendala dalam berhubungan dengan wanita yang dibesarkan dalamlingkungan kebersamaan, persaudaraan, kasih sayang dan kelembutan.

Nah, sekarang saya ingin berbagi pengalaman pada semua kaum pria tentang bagaimana caranya seorang pria bisa lebih memahami sifat dan karakter wanita secara alamiah dengan mengikuti ritme dan irama kehidupan kaum wanita.


1. Berikan pujian

“Wanita membutuhkan perhatian sementara pria membutuhkan pengertian”

Memberikan pujian atau rayuan mungkin adalah senjata manusia berjenis kelamin pria untuk menaklukan wanita. Kalau Tuhan memberikan bulu ekor yang indah kepada merak jantan, kalau Tuhan memberikan suara yang nyaring kepada katak jantan, kalau Tuhan memberikan tanduk yang kuat kepada kambing hutan jantan, kalau Tuhan memberikan sirip yang indah kepada ikan cupang jantan untuk menarik perhatian betina, maka Tuhan memberikan pujian kepada kaum pria untuk melaklukan lawan jenisnya.

Wanita memang menyukai pujian tetapi selalu tidak tahu cara menerima pujian

Jangan takut memberikan pujian! Walau terkadang wanita akan menjawab,”ah…gombal””ah basi…” tapi percayalah, hati mereka berbunga dan perasaan mereka terbang ke langit. Percayalah…wanita senang dipuji sebagai bentuk perhatian kita kepada mereka. Pujian adalah pemenuhan kebutuhan rohani seorang wanita. Pujian adalah rangkuman dari segala perhatian dan fokus kita kepada mereka dalam bentuk ungkapan.

Pujian bisa terwujud dalam bentuk rangkaian kata, tatapan, senyuman dan rasa kekaguman. Tahukah kamu wahai kaum pria, hanya dengan menatap mereka dengan wajah yang agak bodoh dan mulut ternganga, tanpa mengatakan sepatah kata pun, maka sebenarnya kamu telah menancapkan pujian tertinggi di hatinya.

Wanita paling senang dipuji penampilan dan kepemilikannya.

“wow…ku kira Tuhan hanya menciptakan bidadari di syorga…ternyata Tuhan juga ciptakan kamu di dunia ini”

“ ih…sepatu kamu lucu banget…selera nigrat emang bisa dimiliki siapapun ya….kereeeeen”

” eh...kamu mala ya...?”

”ih bukan...aku Stella...sok tau kamu”

” eh, maksud saya...malaikat...”

Memang, memuji tidak semudah kedengarannya. Pujian yang tulus dan jujur adalah kata kucinya. Tapi sekali lagi, untuk tujuan apapun, pujilah manita maka setengah hatinya sudah tertambat pada kita. Jangan takut pujian kita dikatakan basi, gombal, bohong atau karatan, tapi yakinlah kalau pujian kita adalah pujian hanya untuk dirinya saja. Toh mereka tidak akan pernah bisa menebak isi hati kita yang paling dalam.

Kesalahan yang paling sering pria lakukan adalah berkurangnya intensitas pujian kita tatkala wanita sudah ada didalam genggaman kita. Mungkin bagi wanita, memang terkadang lebih indah saat berpacaran ketimbang setelah menikah,karena ketika pacaran maka dunia yang diinjaknya hanya berisi pujian, kekaguman dan kemegahan dirinya dalam naungan berjuta pujian.

Tekhnik memuji memang sangat sulit. Kesalahan memuji akan berdampak pada dua kemungkinan pada wanita, pertama tersipu dan kedua ya ditampar. Terkadang memuji memang tidak harus selalu melalui kata-kata.

Ketika kita tidak pernah memuji dan pasangan kita bertanya mengapa kita tidak lagi pernah memuji, maka kita bisa melontarkan, “keindahan dan kecantikanmu sudah tak sanggup lagi diterjemahkan dengan kata atau bahasa yang ada...”.

Pujian kepada wanita minimal harus melalui beberapa tahapan.

Pertama, pujilah terlebih dahulu aktifitasnya.

“ Eh…materi yang kamu sampaikan dirapat tadi bagus banget. Ngeliatin kalau kamu adalah salah satu wanita yang sangat cerdas…selamat…semoga makin sukses ya…” lalu pergilah setelah dia merespon itu dengan baik!

Wanita selama ini terdidik dalam kehidupan yang sangat patriarki, sehingga keberadaannya selalu dirasakan dibalik bayang-bayang pria, sehingga pujian dalam kepasitasnya sebagai individu di dalam kehidupan sosialnya sangat penting untuk menunjukkan bahwa kita mengakui keberadaannya secara penuh. Jangan langsung memuji penampilan atau dandanannya walaupun wanita suka itu.

Pujian yang langsung menghujam penampilan akan terkesan bahwa kita hanya memperhatikan badan dan wajahnya tanpa mau mengakui kehebatannya dibidang lain.

Kedua, pujilah orang-orang yang dekat dan dicintainya.

“ ih…adik kamu lucu banget”. “ ini bapak kamu ya? Ganteng dan berwibawwa…pasti kamu bangga ama dia ya..?”.

Wanita juga dididik dalam dunia kasih sayang dan persaudaraan sehingga apabila kita memuji orang yang dicintainya berarti kita juga mengakui keberadaan dia dikelompoknya. Perasaan wanita sangat halus sehingga pujian yang kita lontarkan secara tidak langsung melalui orang yang dikasihinya akan menujukkan pula bahwa kita mengakui duninya, kehidupannya dan kelompoknya.

Ketiga, puji dengan sewajarnya. Secantik apapun seorang wanita, sepintar apapun seorang wanita dan sehebat apapun wanita, dalam dirinya terdapat sesuatu yang membuat dirinya merasa memiliki kekurangan. Bentuk badan, bentuk hidung, jerawat, pinggulnya yang besar atau pekerjaannya yang dirasa selalu kurang sempurna, sangat menganggu pikirannya. Padahal sesuatu yang kecil itu mungkin boleh jadi pria tidak pernah memperdulikannya. Sehingga kita, kaum pria kurang peka melihat hal tersebut.

“waduh kamu kelihatan kurus lho sekarang”. Pujian tersebut bisa mejadi bumerang ketika kita lontarkan pada saat tidak ada sesuatu yang berubah pada bentuk badannya. Yang kita bilang sebagai pujian, mereka akan anggap sebagai hinaan berbalut pujian dan mereka akan menganggap kita telah membohonginya. Cermat dan cerdiklah menyusun pujian.

Diatas sudah kita bahas bahwa pujian terkadang tidak harus dalam rangkaian kata-kata, tapi bisa dalam bentuk tatapan kekaguman. Tataplah beberapa detik penampilannya sampai dia melihat kita, lalu pura-puralah terkejut dan salah tingkah karena kita ketahuan telah mengaguminya. Ketika dia bertanya kenapa, jawablah “ eh…ngga ada apa-apa…Cuma terbawa perasaan aja…” titik!

Pujian yang bisa kita lakukan lagi adalah pujian melalui orang lain. Susun skenario dengan melibatkan orang-orang terdekatnya untuk mendengarkan pujian kita tentang dirinya.

“ eh…sobatmu hari ini sangat cantik banget, beruntung banget orang yang bisa dekat ama dia ya…”. Perkataan kita dalam hitungan detik akan sampai kepadanya, karena sekali lagi…bagi wanita kebahagiaan dan kedukaan adalah sesuatu yang harus segera dibagi sesama sahabat. Tapi ingat berikanlah pujian hanya kepada orang-orang tertentu yang kita jamin bisa menyampaikannya secara lebih netral. Jangan sampai pujian kita obral kepada semua orang dan menunjukkan kalau kita sangat memperhatikannya secara berlebihan. Apalagi bila kita memujinya melalui orang yang kita kenal sebagai tukang distorsi informasi baik secara positif maupun negatif, hindari…!

Wanita memang menyukai pujian tetapi selalu tidak tahu cara menerima pujian.( Rina Metronet)


(Bersambung 3)

Tidak ada komentar:

Laman