Sabtu, 20 Juni 2009

Apakah Cinta Itu ?

Mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab,

Mereka yang bermain dengannya, menyebutnya sebuah permainan,

Mereka yang tidak memilikinya, menyebutnya sebuah impian,

Mereka yang mencintai, menyebutnya takdir.

Kadang Tuhan yang mengetahui yang terbaik, akan memberi kesusahan

untuk menguji kita. Kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmat-Nya bisa

tertanam dalam.

Jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya. Alasan yang

kadang sulit untuk dimengerti, namun kita tetap harus percaya bahwa

ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.

Mengapa menunggu?

Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesagesa.

Karena walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembrono.

Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita cintai, kita

tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu.

Jika ingin berlari, belajarlah berjalan duhulu,

Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu,

Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu.

Pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yang kita inginkan, ketimbang

memilih apa yang ada.

Tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai, ketimbang memuaskan

diri dengan apa yang ada.

Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat, Karena hidup ini terlampau

singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah, karena menunggu

mempunyai tujuan yang mulia dan misterius.

Perlu kau ketahui bahwa Bunga tidak mekar dalam waktu semalam,

Kota Roma tidak dibangun dalam sehari,

Kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan,

Cinta yang agung terus bertumbuh selama kehidupan.

Kebanyakan hal yang indah dalam hidup memerlukan waktu yang lama, Dan

penantian kita tidaklah sia-sia.

Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal - iman, keberanian, dan

pengharapan - penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun

bayangkan.

Pada akhirnya. Tuhan dalam segala hikmat-Nya, meminta kita menunggu,

karena alasan yang penting.

Tidak ada komentar:

Laman