Rabu, 16 Desember 2009

PERAN KELUARGA BISA MENCEGAH BUNUH DIRI


Dalam hitungan bulan, telah terjadi lima kali kasus bunuh diri.  Selain kejadian yang beruntun, hal menarik perhatian lainnya adalah tempat yang dijadikan tempat untuk bunuh diri tersebut.  Semua peristiwa bunuh diri terjadi di tempat-tempat umum sehingga menarik perhatian banyak orang.  Mengapa seseorang melakukan bunuh diri?  Dan mengapa mereka memilih tempat umum untuk dijadikan tempat untuk bunuh diri?  Lantas apa yang salah dengan masyarakat Indonesia saat ini sehingga begitu banyak kejadian yang menjurus atau tindakan nyata untuk mengakhiri hidupnya secara paksa.
Membahas motivasi seseorang melakukan bunuh diri mungkin bisa dilakukan oleh pakar melalui berbagai peristiwa, tindakan atau ucapan dari pelaku beberapa saat sebelum dia melakukan aksi bunuh diri, namun yang jelas semua itu bukanlah masalah utama ketika kita membicarakan fenomena bunuh diri ini.  Namun yang paling penting untuk dibahas dan dicarikan solusinya adalah masalah daya tahan mental seseorang dalam menyikapi setiap problematika yang dihadapinya.  Banyaknya kasus bunuh diri di masyarakat kita saat ini menunjukkan kemampuan daya tahan mental masyarakat kita sangat rendah dan rentan terhadap goncangan hidup.
Orang yang memiliki daya tahan mental akan sangat memiliki ruang yang luas dalam dirinya untuk menahan goncangan dan benturan dalam hidupnya.  Misalnya dalam kasus kehilangan orang yang dikasihi, orang yang memiliki daya tahan mental memiliki kemampuan untuk berdialog dengan diri, perasaan dan akalnya dalam upayanya menanggapi masalah tersebut secara jernih untuk kemudian melakukan pembenahan diri untuk menerima peristiwa tersebut dan memandang semua itu bukan akhir dari segalanya.sementara bagi orang yang memiliki ketahanan mental yang rendah maka akan memandang masalah kehilangan orang yang dikasihi sebagai sesuatu akhir dari kehidupannya sehingga hal ini membuat dirinya diliputi kegelisahan dan putus asa.
Pertanyaan dasarnya adalah mengapa daya tahan mental seseorang bisa berbeda satu sama lain?  Apa yang menyebabkan seseorang menjadi sangat lemah dalam menghadapi masalah yang dihadapinya sementara dilain pihak masih ada orang yang mengalami berbagai masalah namun tetap bisa berpikir jernih dalam menghadapi masalah dan sekaligus mencari solusi dari masalah tersebut.  Dan sejauh mana peran keluarga atau sekolah dalam maraknya fenomena bunuh diri?  Apakah bunuh diri merupakan kesalahan mutlak dari pelaku atau justru keluarga dan institusi lainnya seperti sekolah juga memberikan kontribusi yang signifikan dalam fenomena ini?  dan bagaimana menyikapi hal tersebut?
FUNGSI DAN PERAN KELUARGA
Membicarakan fungsi keluarga terkesan klise.  Hampir semua bentuk pentimpangan social senantiasa dikembalikan pada peran dan fungsi keluarga.  Keluarga merupakan lingkungan social terkecil dan pertama yang dikenal oleh seseorang sehingga wajar bila kemudian keluarga ditempatkan pada posisi penting dalam membangun dan menumbuhkan kecerdasan social seseorang dikemudian hari.  Di dalam keluarga, seseorang diperkenalkan dengan berbagai keterampilan social melalui interaksinya dengan kedua orang tuanya.  Ketika seorang anak melihat orang tua, -misalnya ibu- yang terus mengeluh dan mengeluarkan sumpah serampah ketika menemui kesulitan dan masalah, maka anak akan menyerap itu sebagai respon pertama yang harus dilakukan ketika dia menemukan masalah.  Atau pada saat seorang ayah yang turun dari mobil lalu memukul seorang pengendara motor yang menghalangi jalan kendaraannya, akan menjadi modal awal bagi si anak ketika mereka menghadapi masalah yang serupa.
Orang tua merupakan figure sentral yang menjadi panutan dan suri teladan bagi anak-anaknya serta merupakan pendidik yang utama.  Keluarga memiliki fungsi selain reproduksi, ekonomi  namun juga fungsi pendidikan, sosialisasi dan afeksi.  Namun karena pergeseran social budaya yang semakin cepat berkembang telah membuat adanya pergeseran fungsi keluarga dimana orang tua gamang dalam menentukan skala prioritas. 
Dinamika yang dihadapi oleh orang tua dalam kehidupannya, telah merubah orientasi prioritas mereka dalam kehidupan keluarga dari masalah afeksi ke masalah ekonomi.  Misalnya, ketika pagi hari dimana seorang bapak harus segera bekerja karena ada pertemuan penting yang harus dihadiri dan pada saat yang bersamaan sang anak meminta waktu ayahnya untuk mendengarkan keluhannya tentang masalah yang ditemui di sekolah, mana yang akan didahulukan oleh seorang bapak?  Ini bukan pertanyaan provokatif, tapi hanya sedikit menyentuh esensi dari makna sebuah keluarga.  Bagaimana mungkin seorang anak akan bisa menemukan kehangatan keluarga ketika didalam keluarga tersebut, mereka merasa tidak dijadikan prioritas utama bagi orang tuanya.  Maka tidak mustahil kemudian anak akan sulit untuk belajar untuk mengenali perasaan dan emosinya.  Mereka akan sulit memisahkan antara rasa dan logika dalam menyelesaikan masalah karena keterampilan itu bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dipahami oleh mereka.
Hal kedua yang bisa dikembangkan oleh keluarga adalah membangun kondisi dan suasana yang membuat anak yakin bahwa sekeras dan sehebat apapun masalah yang mereka temui diluar sana, keluarga adalah pelabuhan dan tempat terakhir yang paling nyaman dan aman di dunia ini.  Membangun kondisi dan suasana yang hangat dan akrab tidak selalu dalam arti mengikuti kehendak anak, namun tetap melatih mereka untuk mengenali perasaan, emosi dan rasanya melalui penjelasan, dialog dan penegakkan aturan dengan metode terbaik yaitu pemberian contoh.  Saat ini, figure dan peran orang tua sudah mulai diganti oleh pembantu, sopir atau guru, padahal seyogyanya, dalam penanaman nilai dan etika, peran orang tua sangat penting dalam awal pembentukan karakter anak.
Ketika fungsi afeksi diutamakan dalam sebuah keluarga, maka kecenderungan penyimpangan tingkah laku akan lebih mudah terdekteksi oleh anggota lainnya.  Kasih sayang akan menjalin sebuah hubungan emosi yang kuat antar pelaku sehingga setiap masalah yang dihadapi akan terasa lebih ringan.  Anak memiliki kebutuhan untuk diakui keberadaannya dalam sebuah keluarga berapapun usia anak tersebut.  Pengakuan akan eksistensi mereka harus diwujudkan dalam bentuk perhatian penuh, bukan perhatian dari sisa-sisa waktu kedua orang tua atau anggota keluarga lainnya.
Bunuh diri bukanlah sebuah sikap yang dilakukan secara spontan.  Beberapa ahli telah mengidentifikasi beberapa ciri sikap dari orang yang akan melakukan bunuh diri, diantaranya sering mengatakan bunuh diri, sering memikirkan dan membicarakan tentang kematian, berkeluh kesah tentang dirinya yang kesepian, sering mengatakan “mungkin semua akan menjadi lebih baik seandainya saya tidak ada”, depresi, kehilangan hasrat untuk melakukan hal-hal biasa, sering mengucapkan selamat tinggal, sering mencari dan membicarakan cara-cara bunuh diri.  Bila sebuah keluarga berfungsi dengan baik dan mengembangkan sikap saling terbuka satu sama lain maka berbagai ciri atau kecenderungan diatas sudah mudah diantisipasi dan keluarga dapat melakukan berbagai tindakan yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Terlepas dari fungsi keluarga diatas, keluarga juga memiliki peran dalam mencegah tindakan bunuh diri dengan memberikan perhatian khusus kepada anggota keluarga yang berkecenderungan melakukan tindakan bunuh diri.  Sering terjadi orang tua dan anggota keluarga sudah tidak perlu lagi ikut campur dalam urusan pribadi masing-masing anggota keluarga ketika mereka telah dewasa.  Padahal ikatan keluarga khususnya keluarga inti atau batih tidak berhenti pada satu fase atau usia tertentu.  Ikatan emosional keluarga sangat menentukan kemampuan anak dalam bertindak.  Tidak sedikit seorang anak berpikir beberapa kali untuk melakukan tindakan yang menyimpang dengan alasan tidak mau merusak nama baik keluarga dan ini merupakan harta yang paling berharga dan cara paling efektif untuk meminimalisir terjadinya kenakalan remaja. 
Bila fungsi ini telah hilang, maka tidak mustahil bila seorang anak justru melakukan penyimpangan social (social deviant) justru dengan kesadaran untuk merusak nama keluarga.  Tidak jarang keluarga justru menjadi factor penyebab utama seseorang melakukan tindakan penyimpangan seperti bunuh diri.  Kekerasan, pelecehan dan pengabaian sering menjadi alasan bagi seorang anggota keluarga untuk membenarkan tindakannya yang menyimpang. 
Oleh karena itu, bukanlah hal yang basi bila kita terus mengingatkan kepada semua pihak untuk kembali menata fungsi dan peran keluarga dalam mengatasi berbagai hal penyimpangan social yang terjadi di masyarakat.  Keluarga sebagai sebuah ikatan bukan hanya karena landasan ekonomi dan emosi, namun juga religi.  Alasan ibadah dan landasan agama bukanlah sebuah tindakan alakadarnya dan tanpa ilmu, sehingga tidak ada alasan karena kesibukan, privacy atau demokrasi lalu merasa tidak perlu lagi menata kembali peran orang tua dalam memberikan tata nilai dan kepribadian kepada anak-anak.
Semoga tidak ada lagi kasus bunuh diri dengan alasan apapun dan dimanapun tempatnya.

Bandung, Desember 2009
Imam Wibawa Mukti,S.Pd

Minggu, 06 Desember 2009

KINI KU DUDUK DI SISI BIDADARI (10 SAJAK MENDADAK UNTUK MU)

1. DI ABDUL MUIS, SORE LIMA BELAS TAHUN YANG LALU

Lima belas tahun yang lalu
Sore jam 3 rajawali hinggap diatas bulu kepengecutan dileherku

Mata ini kulipat menyumbat
Hati kututp untuk sekedar menjilati bahasa basi
Sore itu jam 3

Kulepas lembut bulu-bulu mereak
Di Badul Muis, disarang yang sarat duka, harapan hilang dan keputusasaan
Rintihan hati memekakan suara hati

Di Abdul Muis sore jam 3
Kulepas setengah jiwa menuju ketidakpastian


2. CINTA
Lagi-lagi cinta
Cinta-cinta lagi
Cinta lagi cinta
Lagi cinta lagi
Lalu kapan saya?


3. KALAU HARUS
Kalau aku harus bicara
Agar kau menangis
Aku akan banyak bicara

Kalau aku harus berdusta
Agar kau tertawa
Aku tak’an sering berdusta

Karena untuk mu kulihat menangis dan tak tertawa
Kulakukan apa saja


4. DULU…2012

Tuhan pernah ada dan hinggap diujung perahu Nuh yang perkasa
Lalu entah mengapa Dia hilang entah kemana
Mungkin membuat mainan baru yang lebih rumit dari lego
Dan menyerahkan kuasa-Nya kepada nalar dan logika

Tapi masih banyak yang mengira
Tuhan itu masih ada dan setia
Dan bekroar seolah mereka adalahh garda-garda sorga yang dipilih-Nya

Kalau memang neraka itu ada
Lantas dimana Tuhan berada?
Dan ternyata kita masih ada!

5. KORUPSI ITU
Pelacur yang dicaci sekaligus dinikmati
Kentut yang dihindari namun dibaui diam-diam
Onani kenikmatan semu yang sering dan mudah dilakukan sambil sembunyi-sembunyi
Film porna dan miyabi yang kecantikannya kita tonton tapi kita mengingkari
Poligami yang tidak bisa kita lakukan karena
Takut isteri dan alasan ekonomi

6. DENDAM KESUMAT
Ku mrapatkan mantra
Dari peninggalan almarhum kakekku
dan
selusin bromocorah pasar minggu

dan minggu itu
dua rekanku terpuruk kaku tanpa nyawa
karena sakit aneh dokter bicara

seminggu lagi
tubuhku yang akan mewujud kaku
disebru seribu sembilu dari anak cucu rekanku itu

aku terbujur kaku
meninggalkan dendam kesumat ini pada anak cucuku


7. KEN AROK
Akus iapkan panggungku sendiri
Untuk mementaskan skenarioku
Sendiri
Menuju kematianku sendiri
Karena aku sutradara bagi sendiri
Karena penontonya pun aku sendiri


8. KALAU BOLEH AKU MENCINTA
Derak tulang tak mampu memicu kata
Untuk sekedar bicara pada empedu
Pahitmu itu adalah obat rinduku

Lidah hanya mampu berslato dalam ruang hampa
Karena kutahu mulutku tak lagi mampu berkata

Hitam, pekat dan dingin
Padahal matahari jelas membutakan mata
Disini kau jadi sumber cahaya


9. SEKARANG AKU DUDUK DI SISI BIDADARI
Walau itu hanya imaji
Bisa kurasa ini bukan mimpi

Tonggak kayu sudah kupancangkan dan enggan kutarik kembali

Lewat angin kita berkomunikasi
Seolah aku tak sendiri lagi
Melintas dalam anganku untu sejenak pergi

Tanah lembab ini bergerak kemana aku pergi
Seandainya saja aku paham
Kalau ada disini saat itu


10. CEMBURU
Luka yang tak tampak itu
Dikoyak rasa yang tak bermata

Dimana itu hati bertanya
Aku hanya membatu mencoba membunuh luka dengan senjata
Dan senjata itu adalah kamu!

Kalau hati berbicara berarti itu luka
Kalau lidah yang berkata itu dusta
Dan
Kukatakan tidak dilidah
Tidak begitu dihati

Aku rasa cemburu itu hanya milik Tuhan
Ternyata aku juga adalah Tuhan

(semua di buat tanggal 071209)

KOMUNIKASI, KEWASPADAAN ATAU PARANOID POLITIK?


Kasus bank Century bergulir begitu cepat dan mungkin tidak pernah disangka oleh semua pihak, baik dari pemerintah maupun yang menggugat kasus ini sekalipun. Bahkan kasus ini terus deras mendominasi pemberitaan media massa menggantikan kasus perselisihan antara KPK, Kejaksaan dan kepolisian. Beberapa pemberitaan malah terus menghubungkan peristiwa kkriminalisasi KPK sebagai akibat dari gigihnya KPK mengusut kasus Bank Cantury yang diduga melibatkan banyak tokoh pemerintahan negeri ini. Perlawanan yang awalnya membela KPK mulai beralih menjadi gerakan rakyat untuk menggugat penyelesaian kasus ini dan meminta pertanggungjawaban dari semua pihak yang terlibat.
Gerakan rakyat terus bergulir di berbagai daerah dengan melibatkan banyak organisasi dan tokoh masyarakat. Bahkan tuntutan pun makin keras diteriakkan, salah satunya menuntut Wakil Presiden Boediono dan Menteri Keuangan Srimulyani untuk mundur seperti yang dikemukakan oleh Mantan Ketua MPR Amien Rais beberapa waktu lalu. Terakhir berita menyampaikan bahwa puncak dari gerakan ini akan menjadikan momentum Hari Anti Korupsi Dunia yang jatuh tanggal 9 Desember ini sebagai media membangun komitmen bangsa untuk memberantas korupsi di Indonesia.
Gerakan yang baru merupakan rencana ini cukup membuat pemerintah gerah dan panic. Hal ini sangat nampak dari pernyataan presiden yang mengatakan beliau telah menerima informasi bahwa gerakan ini berppotensi ditunggangi oleh pihak ketiga untuk kepentingan tujuan politik social tertentu. Bahkan beliau langsung menohok tokoh yang berperan dalam gerakan ini sebagai tokoh yang tidak pernah berbicara masalah pemberantasan korupsi namun tiba-tiba muncul dalam gerakan anti korupsi ini.
Protes dan bantahan pun kemudian bergulir. Ada yang mengatakan hal tersebut sebagai kepanikan SBY sebagai presiden yang khawatir kalau gerakan ini menjadi kekuatan rakyat yang akan melakukan gangguan social politik dan berakhir dengan turunnya pemerintahan yang berkuasa sekarang. Ada juga yang mengatakan bahwa itu hanyalah bentuk paranoid SBY terhadap berbagai gerakan yang terjadi di masyarakat akhir-akhir ini.

PENTINGNYA KOMUNIKASI POLITIK YANG EFEKTIF DAN EFISIEN?
Secara komunikasi politik, apapun yang dikatakan dan dilakukan presiden tentunya membawa dampak yang sangat luas dimasyarakat. Sebagai pemimpin tertinggi pemerintahan dan symbol kenegaraan, presiden tentu tidak akan sembarangan mengatakan sesuatu bila tidak dilandasi oleh bukti yang dapat dipercaya. Namun, terlepas dari validitas dan keaslian dari informasi yang beliau terima, tentunya masih dapat diperdebatkan efektif dan efisiensi dari pernyataan presiden tersebut.
Berbeda dengan kasus terorisme yang menjadi musuh seluruh bangsa ini, pernyataan presiden yang menyataan bahwa ada usaha dari teroris yang akan menjadikan beliau sebagai sasaran berikutnya, bisa jadi akan membuat semua elemen masyarakat untuk lebih berhati-hati dan aparat untuk lebih cepat bertindak mengatasi masalah terorisme tersebut. Untuk kasus Bank Century dan gerakan anti korupsi ini, pernyataan presiden dapat dianggap kontra produktif karena isu yang digulirkan merupakan isu yang sedang menjadi musuh bersama, yaitu korupsi. Sehingga kecurigaan yang nampak dari pernyataan presiden dapat dianggap sebagai bentuk “penolakan” presiden dalam usaha memberantas korupsi di Indonesia.
Terlepas dari kebenaran informasi yang mengatakan bahwa gerakan tersebut ditunggangi oleh pihak-pihak yang memiliki agenda yang tidak berhubungan dengan kasus Bank Century, namun masyarakat tidak mengetahui hal tersebut secara pasti sehingga pernyataan presiden bisa dianggap mengada-ada atau hanya bentuk kepanikan beliau dalam menghadapi kasus ini.
Dalam komunikasi, selain pesan ada factor lain yang sangat penting untuk diperhatikan yaitu pemberi pesan, penerima pesan, media dan terakhir adalah respon. Sehingga kalaupun pesan yang disampaikan oleh presiden itu benar, tapi karena disampaikan oleh presiden yang justru diduga langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan kasus ini (diduga ada aliran dana kepada tim sukses), maka penerima pesan dapat berbeda dalam menginterpretasikan pesan tersebut dan menimbulkan respon negative. Maka dalam hal ini, walaupun masih dalam bentuk kecurigaan, namun tindakan presiden tersebut dapat dikatakan kontra produktif karena terkesan mencoba melawan arus suara rakyat yang menginginkan korupsi dihapuskan dari muka bumi nusantara.
Oleh karena itu maka sebuah kewajaran bila kemudian masyarakat menganggap kepanikan SBY sebagai respon negative terhadap isu pemberantasan korupsi dan bermuara pada lahirnya opini bahwa kepanikan ini juga langsung berhubungan dengan kemungkinan benarnya anggapan aliran dana Bank Century juga singgah langsung atau tidak langsung kepada tim sukses beliau.

KEWASPADAAN ATAU PARANOID POLITIK?
Selama ini kita semua mengenal SBY sebagai presiden yang santun, tenang dan hati-hati dalam mengambil sebuah tindakan. Namun akhir-akhir ini justru terkesan sebaliknya. Kesan yang muncul dalam beberapa kasus justru menunjukkan beliau begitu panic sehingga respon yang dilakukan terkesan berlebihan.
Misalnya dalam hal terorisme, ketika bom meledak di JW. Marriot dan Fritz Carlton, presiden langsung melakukan konferensi pers dan menyatakan bahwa beliau telah menjadi sasaran berikutnya dengan bukti memperlihatkan photo-photo yang disinyalir menjadi sasaran tembak latihan para teroris. Juga dalam hal menanggapi kasus kriminalisasi KPK, beliau membuat tim 8 yang merupakan respon dari adanya gelombang perlawanan dari berbagai tokoh nasional untuk membela Bibit-Chandra sebagai representasi KPK yang teraniaya. Namun setelah dibentuknya tim 8 dan menghasilkan rekomendasi yang sangat jelas dan tegas, kemudian presiden terkesan ragu dan mengambang dalam memberikan kepastian hukum. Dan yang terakhir adalah kasus bank Century. Dalam berbagai kesempatan SBY terus mengatakan hal yang relative sama, yaitu bantahan adanya keterlibatan diri dan timnya dengan kasus Bank Century dan diakhiri dengan pernyataannya tentang adanya gerakan yang ditunggangi oleh kepentingan diluar kasus yang berkembang yaitu kasus Bank Century.
Terlihat dari sisi menjaga stabilitas, SBY sangat terinspirasi oleh stabilitas politik orde baru. Dengan dominasi dalam pemilu, parlemen dan dukungan mayoritas dari koalisi telah membuat beliau mengharapkan sebuah kemapanan politik. Usaha itu juga nampak dari adanya kompromi dalam pemilihan MPR dengan mendukung Taufik Kiemas menjadi sasaran berikutnya.
Menjaga stabilitas tentunya tidak salah dan justru hal tersebut penting dalam mendukung keberlangsungan pembangunan, namun ketika hal tersebut dilakukan kepada seluruh aspek termasuk usaha untuk membungkam aspirasi rakyat, maka itu bukan kewaspadaan namun sikap paranoid, ketakutan yang berlebihan terhadap bayang-bayang sendiri.
Kewaspadaan lebih menjurus kepada antisipasi dan usaha menghindari berbagai keputusan yang bertentangan dengan kepentingan rakyat secara umum. Kewaspadaan adalah sebuah rencana dan tindakan sistematis yang terencana dan dapat diukur secara akal budi dalam mengatasi sebuah kejadian yang mungkin terjadi dan bukan usaha untuk memperkeruh suasana dengan membuat kebijakan yang justru melawan arus suara rakyat. Kalau tidak begitu maka tidak salah bila SBY sebenarnya phobia terhadap perbedaan dan keberanekaan namun syndrome terhadap stabilitas sehingga selalu terobsesi untuk mewujudkannya. Semoga anggapan itu tidak tepat. Semoga SBY dapat terus mengatasi masalah yang dihadapi bangsa ini dengan bijak sehingga mampu membuat keputusan yang elegan, tegas dan berpihak kepada kepentingan bangsa, bukan kelompok atau sesaat saja.
Ketika segala sesuatu ditanggapi secara berlebihan, maka setiap keputusannya pun akan lebih beresiko memiliki efek domino yang tidak ringan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai presiden beliau tentunya memiliki kapasitas untuk membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal fundamental dalam bernegara dan memiliki staff yang bisa beliau jadikan juru bicara untuk hal-hal lain yang beresiko menimbulkan respon negative. Ada kalanya seorang pemimpin untuk tidak berbicara ketika hal tersebut tidak bermanfaat, namun yang lebih penting adalah kejelasan dan ketegasan dalam bertindak, khususnya yang berhubungan dengan penegakan dan supremasi hukum sebagai pilar utama dalam demokrasi.
Dan sekarang, itulah yang sedang rakyat tunggu! Semoga berbagai kejadian selama ini mampu membuat bangsa ini bisa belajar banyak tentang kualitas pemimpinnya, masyarakatnya sendiri dan mampu menentukan langkah yang paling tepat untuk merubahnya sesegera mungkin demi kebelangsungan bangsa ini kearah yang lebih baik. Semoga!

Imam Wibawa Mukti,S.Pd
Guru SMP Taruna Bakti dan pengamat social pendidikan
085624098017

Rabu, 02 Desember 2009

KETIKA ISTERIKU MENIKAH LAGI


“Apa…….??????”
Serasa dirinya disambar truck tronton yang langsung menghantam tubuhku dan menghempaskan seluruh puing-puing tubuhnya jauh kedasar bumi paling dalam.
Dilihatnya sesosok wanita dihadapannya itu. Seraut wajah dingin namun cantik tengah menatap diriku dengan tajam. Seulas senyum tersungging dibibirnya dan aku sangat sulit menterjemahkannya saat ini.
Isteriku ingin menikah lagi?
“Ga usah berlebihan gitu deh pa…kan saya mencoba jujur sama papa. Mama ngga bisa bohongi papa tentang perasaan mama”
Aku tetap dalam posisiku. Bersandar ke tembok dengan posisi lutut tertekuk dan tertahan kedua telapak tangan. Kepalaku tertunduk dan menatap tajam seekor semut yang sedang berkeliling mengitari jempol kakiku. Aku berusaha menekan perasaanku yang tengah galau.
“Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?” pikirku. Baru saja kemarin aku mengambil keputusan untuk mengatakan hal yang sama kepada isteriku. Aku akan meminta ijinnya untuk menikahi teman SMA-ku dulu yang sekarang telah menjadi janda dengan satu orang anak.
Dan sekarang aku layaknya seorang prajurit yang kalah sebelum berperang. Segudang alasan yang sudah aku rancang dan aku persiapkan menjadi buyar.
“Mama bukan ngga sayang lagi ama papa. Mama kasihan melihat papa selama ini bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan mama dan anak-anak. Sekarang mama ingin membantu papa” Jelas isteriku yang tengah berjongkok di pojok ruang tamu.
“Menolongku? Membantuku? Puihhh…aku lelaki yang masih bisa mencari nafkah untuk keluargaku…” gerutuku dalam hati. Tak terasa mata menjadi berat dengan genangan air mata.
“Dia itu teman mama waktu kuliah. Dan kita bertemu dua bulan kemarin di acara reuni. Dia sudah menjadi pengusaha sukses dan sudah memiliki dua isteri. Ketika mama menceritakan kondisi keluarga kita yang sederhana ini dia mencoba menawarkan kepada mama untuk menjadi isterinya” Papar isteriku. Dimataku dia sama sekali tidak menunjukkan sebuah kecanggungan.
“Dia tahu kok mama sudah menikah. Dia ngga peduli mama udah menikah sama papa. Dia hanya meminta waktuku yang ada untuk mendampinginya diwaktu-waktu tertentu. Bagi dia, bisa mendapatkan sisa-sisa waktuku sudah cukup untuk menunjukkan rasa sayangnya pada mama. Dia ternyata sudah menyimpan perasaannya itu sejak lama”
Aku tak mendengarnya dengan jelas. Yang ada dalam pikiranku sekarang adalah, isteriku sudah gila! Aku bangkit dan meluruskan tubuhku seolah mampu menjadi pahlawan dari perang yang telah menghancurleburkanku.
“Baik…sekarang mama tinggal pilih! Tetap bersama papa dan anak-anak atau kita berpisah!” ucapku dengan gemetar.
“Pa…mama kan tidak minta cerai. Mama lakuin ini karena sayang ama papa. Biarlah papa bekerja dengan tenang dan tidak lagi perlu bekerja keras sampai malam seperti sekarang ini hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Mama akan dapat memenuhi kebutuhan mama dari, bahkan mungkin bisa juga mendapatkan biaya untuk sekolah anak-anak kita. Masa depan mereka masih panjang pa…!”
Aku sudah tak berani lagi menatap isteriku. Aku yakin semua alasan itu hanyalah mengada-ada dan hanya dijadikan pembenaran bagi nafsunya yang tinggi sementara sekarang, karena factor kelelahan aku sering tidak bisa menunaikan kewajiban sebagai suami sampai tuntas.
Isteri memang tidak pernah mengeluh dengan kelemahanku ini, namun aku merasakannya. Isteriku tidak puas dengan pelayanku selama ini.
Tapi apakah bukan sebuah kegilaan kalau seorang isteri meminta ijin untuk menikah lagi. Budaya kita selama ini hanya memberi ruang kepada laki-laki untuk poligami dan tidak untuk poliandri!

Dan sekarang aku sudah ada di sebuah rumah mewah. Rumah yang hanya mampu aku mimpikan. Sebuah rumah berlantai tiga dengan 5 kamar besar. Bahkan aku sudah menjadi pemilik sebuah took yang menyediakan aksesoris kendaraan bermotor yang cukup besar. Anak-anakku tiap hari selalu dijemput mobil jemputan yang disewa isteriku. Rp. 250.000,00 perbulan untuk itu.
Untuk kerja aku sudah memakai sebuah sedan yang cukup bagus walaupun keluaran tahun 2000 awal. Kini kakiku tidak lagi perlu berlari mengejar bis kota yang penuh sesak, miring dan bau itu. Keuntungan yang aku dapatkan dari took itu tidak pernah sama sekali ditanyakan oleh isteriku. Tapi walaupun begitu, aku tidak pernah melihat lemari pendingin di rumahku kekurangan bahan makanan. Selalu saja ada makanan baru setiap hari. Bahkan sampai saat ini aku mengira anak-anakku sekolah di sekolah negeri yang gratis. Karena anak-anakku tidak pernah meminta uang untuk jajan dan SPP sekolah.
Derit pintu pagar terdengar diikuti dengan raungan mobil sedan mewah. Pasti isteriku! Aku bergegas keluar untuk menyambutnya dan bertanya kesannya liburan di Bali.
“Eh papa…tolong bawain kopornya ya pa….! capek nih… sekalian saja ambil oleh-oleh dari Mas Tresno buat papa” Sapanya sambil melewati tubuhku yang berdiri kaku. Terpaku dengan kecantikan isteriku yang luar biasa. Aku melihat cahaya kebahagiaan dari wajahnya yang tidak pernah aku lihat ketika dia menghabiskan waktu 13 tahun denganku.
Aku mengikutinya ke kamar tidur. Sebuah kamar yang selama ini aku lihat di sinetron-sinetron yang ditayangkan di layar kaca. Sebuah impian lainnya yang kini menjadi kenyataan.
“Capek ya….? tapi senang kan kamu bisa merasakan bulan madu yang sesungguhnya” sindirku. Aku berusaha mengatakan itu dengan nada yang sangat datar. Aku tidak ingin menunjukkan kecemburuanku yang menggemuruh selama ini.
Semenjak isteriku mengatakan ingin menikah lagi, aku menyimpan beban yang mungkin tidak akan pernah terpikirkan oleh semua lelaki didunia ini.

“Mama sayang sekali sama papa….! Bahkan pernikahan ku dengan Mas Tresno karena rasa sayang mama kepada papa. Mama selama ini melihat kerja keras papa sudah menguras kekuatan dan kesehatan papa. Mama bisa merasakannya walaupun papa tidak pernah mengatakannya. Papa lebih sering sakit dan tidak bisa menikmati pernikahan yang seharusnya menjadi hak papa. Mama tahu itu. Makanya mama tidak meminta cerai kepada papa. Kalau orang lain mungkin akan kabur dari suaminya ketika ada lelaki yang berani menjamin dirinya dengan harta. Tapi mama tidak…! Mama ingin papa juga bisa merasakan apa yang mama rasakan dengan jaminan kekayaan yang akan diberikan Mas Tresno”
Diam.
Hening.
Aku tidak pernah bisa membayangkan kalau isteriku yang selama ini juga bekerja di perusahaan kecil di kota ini bisa mengatakan semua itu dengan sangat jelas dan tegas. Sebuah niat yang mulia dan sekaligus gila.
Poliandri. Budaya kita akan menganggap wanita seperti itu sebagai wanita yang tidak bermoral, tuna susila, materialistis dan sundal. Tapi sekarang, aku mendengar alasan yang belum pernah aku bayangkan.
“Ma…papa selama ini berusaha untuk memenuhi kebutuhan mama dan anak-anak. Tapi begini kemampuan papa. Papa tidak bisa member lebih dari yang mama harapkan selama ini. jangan berdalih demi kepentingan papa, lantas mama merasa dibenarkan untuk melakukan poliandri. Papa ngga akan ikhlas kalau mama menikah lagi. Lebih baik papa menceraikan mama!” teriakku.
“Pa….! kalau papa menceraikan mama maka mama tidak akan pernah menikah dengannya! Alasan mama menikah dengan dia karena justru karena mama ingin merasakan hidup berkecukupan dengan papa. Dia sudah memiliki dua isteri dan tidak ada alasan lain yang membuat mama memikirkan tawaran dia kalau bukan karena papa dan anak-anak. Papa sudah cukup menunjukkan rasa sayang papa sama anak-anak!”
“Tapi bulan madu yang baru saja kamu lakukan….”
“Kenapa? Salah sepasang pengantin baru melakukan bulan madu?” Tanya isteriku menyambar kalimatku yang belum selesai.
Aku kembali terdiam. Aku sendiri tak habis piker mengapa aku sendiri mau mengijinkan isteriku menikah lagi. Mungkin karena beberapa hari setelah isteriku mengatakan akan menikah lagi, isteriku langsung mengajak pindah ke rumah ini. Rumah impian setiap keluarga yang memiliki cita-cita untuk membangun rumah tangga yang bahagia. Dan aku terkesima dengan segala kekayaan yang diberikan Tresno kepada isteriku, anak-anakku dan sekaligus kepadaku. Tresno jugalah yang memberikan modal kepadaku untuk membuka toko aksesoris kendaraan bermotorku kini.
Siapa yang sebenarnya materialistis? Isteriku atau aku?

Dua tahun sudah aku menjalani pernikahan di dalam sebuah pernikahan. Kehidupanku sekarang lebih dari cukup. Materi aku sudah melebihi kebutuhan keluargaku, sementara isteriku tidak pernah menuntut haknya dari harta yang aku peroleh.
Kini saatnya aku yang akan berbicara kepada isteriku.
Aku akan menikahi teman SMA ku yang sampai sekarang masih menungguku. Sebuah penantian tanpa kepastian bagi dia karena menungguku mengambil keputusan.

“Siapa orangnya pa…?” jawab isteriku datar.
Sebuah reaksi yang tidak aku bayangkan sebelumnya. Aku telah menyediakan diriku untuk menerima dampratan isteriku ketika aku akan mengatakan maksudku ini. aku semakin terheran-heran ketika isteriku tersenyum.
“Pa…pernikahanku dulu dengan Mas Tresno telah membuat keluarga kita berkecukupan. Sekarang mama mau Tanya sama papa…apakah pernikahan papa ama dia akan membuat keluarga kita akan menjadi lebih baik lagi?”
Sejuta kali aku terdiam. Aku menatap tajam isteriku. Siapa dia sekarang? Begitu pintarnya dia membalikkan logika atauu bahkan sangat termat sangat logis sehingga aku selalu kehabisan kata-kata untuk menjawabnya.
“Kalau pernikahan papa hanya akan menyedot kekayaan yang sudah kita kumpulkan selama ini…lebih baik papa memikirkannya lagi!”tegas, singkat dan jelas.
“Kalau pernikahan mama dimasa lalu untuk menolong papa dan keluarga supaya bisa menikmati kekayaan dan kebahagiaan, mama sekarang Tanya, apakah pernikahan papa itu untuk kebahagiaan mama dan anak-anak atau hanya untuk sekedar memuaskan nafsu dan fantasi papa dan dia dimasa lalu?” kembali pertanyaan isteriku menohok ulu hatiku. Langsung ke pokok masalah.
“itulah masalahnya pa…kalau seorang suami melakukan poligami, maka dia akan rela mengeluarkan uang yang sebenarnya hak isteri dan anak-anaknya. Sementara kalau seorang isteri menikah lagi, kemungkinan besar justru akan lebih banyak menerima kekayaan. Jadi mama rasa pernikahan papa tidak lebih dari kegiatan sambilan papa karena sekarang papa sudah merasa berkecukupan. Namun bayangkan kalau ternyata papa bangkrut, apakah dia akan mau menikah ama papa?”
“Ma…papa sudah akan mengatakan hal ini dua tahun yang lalu tepat ketika mama mengatakan hal yang sama” jawabku. “Dia sudah bersedia menikah dengan papa dan menunggu papa meminta ijin ke mama untuk menikahinya” Lanjutku. Suaraku bergetar karena khawatir pernyataan dan pertanyaan isteriku akan membuatku mati kutu.
“Dan mama minta papa membayangkan apa yang akan terjadi kalau dulu papa mengatakannya terlebih dahulu dari mama. Apakah kehidupan kita akan lebih baik dari sekarang atau justru akan lebih buruk dari kehidupan kita yang dulu?”

Sekarang aku tinggal di rumah kontrakan yang sempit. Hidup sendiri karena sudah setahun ditinggal isteriku dari pernikahan yang kedua. Dia meninggalkanku karena bayangannya tentang diriku jauh dari kenyataan. Dia kecewa dan memilih untuk kembali hidup sendiri.
Sementara itu isteri dan kedua anakku sudah pindah mengikuti suaminya yang sedang bertugas di luar negeri karena urusan bisnis. Sekarang aku lagi bingung dan bersembunyi karena harus membayar beberapa pinjaman yang belum mampu aku bayar.

Senin, 30 November 2009

SEJUTA RASA KARENA KAMU…

Air itu deras mengguyur hati yang lembab
Derasnya menggerus rasa yang hampir saja hambar
Dan kalau kau bertanya apakah aku bahagia
Aku hanya akan berdiri di depan pintu sambil kurantangkan kedua tanganku
Tuhan aku percaya, ternyata kau memang ada

Dari sana aku mendengar 3 kata menyapa,
“kamu lagi apa?”
Dan ku yakin suara itu milikmu

Sejuta rasa
Disapa terkasih tersembunyi
Jauh dilubuk hati masa lalu
Tersimpan bersama benang terurai yang dibangun laba-laba seiring gerakan detik jam dengan jarum pendek keputusasaan dan jarum panjang harapan
Berpadu dalam ketidakteraturan

Dimana kamu sekarang berada
Siapa yang ada disampingmu sekarang
Bahagiakah juga kau disana?

Tuhan menyapa dalam cinta
Kamu menyapa dalam asa
Aku menjawab dalam rasa
Dan waktu mengejekku dalam diam

Tinggi, panjang dan lebar aku kenal
Kini waktu yang aku rasa
Dulu sekali
Kini
Esok
Menjadi tidak lagi berarti
Entah apalagi yang akan aku temui misteri didirimu itu…

Bandung, 30 Nopember 2009
(21.05 wib)

Minggu, 22 November 2009

BERPIKIR BENAR, BERPIKIR POSITIF


Pikiran positif adalah pikiran yang dapat membangun dan memperkuat
kepribadian atau karakter. Ini juga berarti bahwa kita bisa menjadi pribadi
yang lebih matang, lebih berani menghadapi tantangan, dan melakukan hal-
hal yang hebat. Pikiran positif tak akan membuat kita berhenti karena
keterbatasan atau kelemahan kita, namun pikiran positif justru akan
membuat kita mencari kekuatan kita hari demi hari.

Pascal pernah mengutarakan kalimat-kalimat bijak, yang kira-kira
bunyinya seperti ini:
"Pikiran positif datang dari kepercayaan, pikiran negatif datang dari keragu-raguan; rasa takut yang benar adalah rasa takut yang digabungkan dengan harapan, karena itu lahir dari kepercayaan, serta kita berharap pada Tuhan yang kita yakini; sementara rasa takut yang salah digabungkan dengan keputusasaan, karena kita takut pada Tuhan; beberapa orang takut kehilangan-Nya, sementara yang lain takut mencarinya."

Jadi, kita tak perlu ragu-ragu akan kemampuan kita. Kita harus
percaya pada kemampuan kita. Harga diri yang kita miliki seharusnya bisa
membuat kita kuat dan terus bersikap positif. Kita juga seharusnya tak pantas
untuk menjadikan ‘membuat alasan’ sebagai kebiasaan kita. Sikap seperti ini
tak akan bisa membuat kita menjadi pemenang dalam kehidupan ini. Sikap
seperti inilah yang akan membunuh ambisi, melemahkan kemauan, dan
membahayakan diri kita sendiri.
Orang-orang yang terus menerus dikelilingi oleh ketakutan tak tahu
betapa banyaknya pikiran-pikiran negatif yang mempengaruhi mereka tiap
harinya. Mereka membatasi diri mereka sendiri dengan sugesti bahwa
keterbatasan mereka menghalangi mereka untuk sukses, dan mereka juga
percaya bahwa diri mereka tidak berharga. Mereka tidak berpikir bagaimana
caranya agar sukses, tapi mereka justru berpikir bagaimana mereka bisa
gagal.

Pernahkan Anda mendengar tentang Washington Irving? Irving adalah
seorang sastrawan Amerika yang terkenal dengan karyanya yang berjudul
“The Legend of Sleepy Hollow”. Suatu ketika, Washington Irving pernah
diminta untuk memimpin suatu cara makan malam untuk kedatangan Charles
Dickens, namun dia merasa bimbang dan yakin bahwa dirinya tak akan
berhasil. Irving ditunjuk sebagai seorang pemimpin perjamuan, dan akhirnya
dia menerima tugas tersebut.

Tapi, Irving terus menerus mengatakan bahwa dia takut jika dia akan
gagal. Saat malam perjamuan tiba, Irving membuat pembukaan yang bagus,
tapi tiba-tiba dia berhenti dan menutup pembicaraannya. Ketika dia duduk,
dia berbisik pada teman di sebelahnya, "Sudah saya bilang, saya pasti gagal…
dan itu baru saja terjadi!"

Cara berpikir Irving tersebut adalah alasan mengapa ia gagal.
Seandainya ia berpikir bahwa dia pasti bisa, bukan pasti gagal, maka saya
yakin kejadiannya tidak akan seperti itu.

Dalam membangun kebiasaan berpikir positif — dengan hanya melihat
yang terbaik dalam diri Anda dan orang lain, percaya bahwa Anda mampu
melakukan hal-hal besar — perlu ditekankan bahwa pikiran kita memang
suatu hal yang akan menentukan keberhasilan kita. Apa yang Anda lakukan
kemarin menentukan diri Anda hari ini, dan apa yang Anda lakukan hari ini
akan menentukan jadi apa Anda besok.

Coba tanyakan pertanyaan berikut: Apakah Anda mendapat manfaat
dari berpikir negatif? Apakah Anda ingin memikirkan sesuatu yang akan
menghambat diri Anda untuk melakukan hal-hal hebat? Apakah Anda
menginginkan pikiran negatif yang pasti akan membawa ketidakpuasan,
kesedihan, dan kegagalan?

Jika Anda seperti saya, pasti jawaban Anda untuk semua pertanyaan
tersebut adalah ‘tidak’. Namun jika Anda tidak waspada, pikiran semacam itu
akan menyelundup masuk ke dalam kepala Anda. Cara yang terbaik untuk
mencegahnya adalah dengan terus mengisi pikiran Anda dengan pikiran
positif, dengan berpikir bahwa Anda adalah bagian dari ciptaan Tuhan yang
hebat, yang punya kemungkinan tak terbatas, yang terus tumbuh baik secara
mental maupun spiritual, serta terus berjalan menuju keberhasilan.

Memang sulit untuk terus berpikir positif ketika keadaan kita
berlawanan dengan mimpi-mimpi kita. Namun, ketika kita membiasakan diri
untuk terus berpikir positif, maka kebiasaan tersebut akan menjadi suatu
daya tarik bagi kita. Pikiran baik kita lama kelamaan akan menjadi pikiran
besar, sehingga kita akan bisa melakukan hal-hal yang kelihatannya mustahil.


Dalam buku digitalnya yang berjudul ”Guaranteed Success Thinking”,
Jim Ewards mencontohkan bahwa kebiasaan berpikir kita bisa diibaratkan
dengan bagaimana kita merawat sebuah taman. Benih tanaman adalah
pikiran kita, dan bagaimana tukang kebun bekerja diibaratkan sebagai
tindakan kita.

Kita, sebagai tukang kebun, harus selalu merawat benih yang ditanam
dengan baik. Kita harus membersihkan taman dari kotoran, dan
menyingkirkan rerumputan liar yang tumbuh. Kasus ini sama seperti pikiran,
yaitu kita harus menyingkirkan hal-hal negatif yang ada dalam kepala kita.
Jika kita bisa terus menjaganya, maka suatu saat nanti kita pasti akan
mendapat hasil yang kita inginkan, yaitu bunga atau buah yang manis hasil
dari kerja keras kita.

Oleh karena itu, Anda tak boleh meremehkan pikiran yang ada dalam
kepala Anda sejak Anda bangun tidur. Pikiran positif ketika Anda mengawali
hari akan dapat mengubah rasa takut menjadi keberanian. Pikiran tersebut
dapat menggerakkan Anda untuk berbuat hal-hal besar.

Berpikir positif sangatlah penting diterapkan dalam hidup, karena
pikiran tersebut dapat mempengaruhi Anda untuk melakukan hal-hal yang
tepat. Ada banyak orang yang salah mengambil profesi atau bisnis karena
mereka tidak berpikir dengan matang dan positif. Mereka tidak bisa membuat
pilihan yang tepat bagi hidup mereka.

Sidney Smith pernah berkata:

"Jika kita mengibaratkan profesi dalam hidup sebagai lubang di sebuah
meja, ada yang bundar, kotak, dan bujur sangkar; dan manusia sebagai
potongan kayu yang bentuknya sesuai lubang tersebut, maka pada umumnya
kita menemukan bahwa orang-orang yang berbentuk segitiga masuk ke dalam
lubang yang kotak, yang bujur sangkar masuk ke lubang segitiga, sementara
yang kotak memaksa diri untuk masuk ke lubang yang bundar."

Kalimat Inspiratif

Untuk bisa terus berpikir positif, Anda bisa mencermati kutipan-
kutipan atau kalimat-kalimat bijak dan inspiratif dari orang-orang ternama
untuk menyegarkan pikiran Anda. Anda bisa melihatnya di situs-situs
semacam WikiQuote.org.

Contohnya:

"Mereka bisa menaklukkan apapun yang mereka percaya bisa taklukkan."
--John Dryden
"Pengetahuan menjadi pengetahuan sejati bila diperoleh dengan usaha
pemikiran, bukan ingatan. "
-- Leo Tolstoy

"Mereka yang tak tahu bagaimana melawan kekhawatiran akan mati muda. "
-- Alexis Carrel
" Jika Saya memberi Anda satu sen, maka Anda akan menjadi lebih kaya
satu sen, dan saya akan lebih miskin satu sen. Tapi jika saya memberi Anda
sebuah ide, Anda akan punya ide baru, tapi saya juga masih memilikinya. "
” " Orang yang bijaksana berbicara karena ada sesuatu yang harus ia
katakan, orang tolol berbicara karena ia harus mengatakan sesuatu. "”
-- Plato
"Harapan melihat yang tak terlihat mata, merasakan yang tak bisa diraba,
dan meraih hal yang tidak mungkin. "
-– Charles Caleb Colton

Kalimat-kalimat tersebut akan memberi Anda energi untuk melakukan
hal-hal besar. Pikiran Anda yang telah terisi dengan hal-hal positif semacam
itu juga akan bisa membangun karakter sekaligus mengubah nasib Anda.
Mengetahui bahwa pikiran kita punya andil besar dalam hidup kita, maka
sudah seharusnya kita tidak menyia-nyiakannya.


Fokus Pada Kelebihan

Orang yang berpikir positif akan mempunyai alasan untuk merasa
bangga pada diri mereka sendiri, dan mereka akan bisa menjalani hidup
dengan lebih bersemangat. Tak ada kekurangan, keterbatasan, kebimbangan,
atau rasa takut; karena mereka menjadikannya sebagai kekuatan. Mereka
telah terbiasa untuk bersikap selektif dalam berpikir, yaitu menerima pikiran
positif dan membuang pikiran negatif.
Seperti yang telah saya utarakan tadi, pikiran positif juga dapat
membangun karakter. Sebaliknya, pikiran yang negatif akan membawa
kehancuran; yang tidak menghasilkan apapun kecuali rasa takut,
keputusasaan, dan kegagalan yang sangat menyakitkan. Jika Anda berpikir positif, maka Anda adalah orang optimis yang tidak akan fokus pada keburukan diri sendiri atau pun orang lain.

Bagaimana seseorang bisa menghilangkan pikiran negatif dalam
hidupnya? Melakukan afirmasi seperti "Saya tidak takut," "Saya bukan orang
lemah," atau "Saya bukan orang gagal." saja tidak cukup. Mengapa? Karena
fokus pada hal positif akan lebih konstruktif. Maka, Anda perlu menghindari
penggunaan kata-kata negatif seperti “takut”, “lemah”, dan “gagal”.
Katakan saja "Saya percaya diri," "Saya kuat," "Saya sukses," dan seterusnya.
Lakukan afirmasi seperti ini dengan penuh semangat dan keyakinan.

Namun Anda harus ingat, bahwa afirmasi harus diikuti dengan
perbuatan nyata. Seseorang bisa saja terus duduk di belakang meja dan terus
menekankan bahwa dia adalah orang sukses, tapi jika dia tak melakukan apa-
apa, pada akhirnya sukses tak akan dapat diraih. Ketika Anda berkata "saya
berani," maka Anda harus mendemonstrasikannya dalam kehidupan nyata.
Meyakini dan mempercayai apa yang Anda afirmasikan itu tidaklah cukup,
melainkan Anda juga harus mempraktikkannya.

Cara lain adalah dengan memfokuskan diri pada potensi Anda.
Mulailah dengan membuat penilaian yang jujur tentang kemampuan diri Anda
sendiri. Namun, Anda harus fokus pada hal-hal yang bisa Anda lakukan.
Jangan fokus pada hal negatif, yaitu kelemahan Anda. Sekali lagi, fokuslah
pada apa yang bisa Anda lakukan, fokuslah pada potensi Anda.


Saya tidak bermaksud agar Anda mengabaikan kelemahan Anda, lho….
Saya beri contoh; Misalnya saja Anda ingin sekali menjadi pemain basket, tapi
Anda terlalu pendek. Jika Anda fokus pada kelemahan Anda, yaitu terlalu
pendek, maka Anda tidak akan mencoba bermain basket. Tapi jika Anda fokus


pada kemampuan Anda, maka Anda akan berusaha. Misalnya saja, Anda bisa
fokus pada kemampuan Anda yang bisa berlari dengan cepat, atau stamina
Anda bagus.


Jadi, bisakah Anda melihat perbedaannya? Jika Anda hanya
memikirkan kelemahan, berarti Anda membiarkan kelemahan tersebut
menentukan hasil yang akan Anda dapatkan. Sebaliknya, jika Anda
memikirkan kekuatan atau kelebihan, maka diri Anda sendiri lah yang
menentukan hasil yang akan Anda dapatkan.


Akhir kata, teruslah berpikir positif, karena "keberanian sejati timbul
dari kesabaran yang terus-menerus". Marilah kita mengarahkan pikiran kita
pada hal-hal besar dan inspiratif. Mari kita mencari inspirasi, sehingga
pikiran besar dari orang lain bisa menjadi milik kita, sehingga kita bisa hidup
dengan potensi kita yang sebesar-besarnya.

Kamis, 19 November 2009

UNTUK BISA BERTAHAN HIDUP…KAMU JANGAN PERGI SEKOLAH ANAKKU!!!



Ketika gurumu tak peduli ketika kau bertengkar dengan temanmu
Ketika gurumu membuatmu takut karena lupa mengerjakan tugas
Ketika gurumu tak peduli ketika kau tidak mau masuk sekolah Ketika gurumu membuatmu tidak merasa nyaman di kelasKetika gurumu tidak pernah memperhatikanmu mengerti atau tidak
Ketika gurumu tidak pernah merasakan engkau bahagia atau tidak

Jangan kau menghamba dan menjunjung gurumu sedemikian rupa seolah mereka adalah dewa!


Ketika sekolah tak peduli dengan kebutuhanmu dalam belajar
Ketika sekolah tidak peduli dengan fasilitas yang seharusnya kau pergunakan
Ketika sekolah membuatmu serasa di penjara
Ketika sekolah hanya menjadi lintah darat berkulit pendidikan
Ketika sekolah menjadikanmu sebagai komoditas sumber mengeruk laba
Ketika sekolah memperlakukanmu menjadi kelinci percobaan pendidikan
Ketika sekolah hanya lapisan bentang tembok beton yang kaku
Ketika sekolah hanya membuatmu menjadi robot tanpa rasa
Ketika sekolah hanya membuatmu menjadi asing dari hidupmu sendiri
Apa yang kau dapat dari sekolahmu anakku…? Pulanglah ke rumah dan jangan pergi lagi ke sekolah!

GURU, SISWA DAN FENOMENA 2012

(Diterbitkan Harian Umum Tribunjabar, Jum,at, 20 Nopember 2009)
Film 2012 telah berhasil merebut perhatian masyarakat dunia dan Indonesia pada khususnya. Berbagai pendapat dan opini terus beredar dimasyarakat baik yang pro maupun kontra. Yang kontra menyatakan bahwa film itu bisa merusak keyakinan masyarakat tentang kiamat sementara yang pro menyatakan bahwa film ini hanya fiksi dan sudah banyak film yang mengangkat tema yang sama.
Film ini pun telah menjadi bahan obrolan dan diskusi dikalangan siswa di kelas dan berkembang menjadi opini yang dapat mempengaruhi siswa yang lainnya. Sebagai guru, kita harus mengikuti perkembangan ini dan mencoba memberikan ruang kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya dan mendengarkan ilmu, pengetahuan, opini dan kesimpulan secara mandiri dan guru memposisikan dirinya sebagai mediator dan fasilitator bagi berjalannya diskusi secara lancar dan jelas.
Hal ini menjadi sangat penting setelah semua orang merasa khawatir dari film yang ditayangkan. Semua mengkhawatirkan siswa yang mesih terbatas kemampuan berpikir secara terintegrasi atau menyeluruh dalam memahami isi dan esensi dari tema yang ditayangkan sehingga tidak muncul anggapan bahwa film itu menjadi sebuah kebenaran. Diterbitkan di Harian Tribun Jabar, Jum,at, 20 Nopember 2009
Film ini menjadi fenomenal karena iklan yang gencar dan mengangkat tema yang sedang ramai diperbincangkan yaitu adanya sebuah kebudayaan dan peradaban kuno yang meramalkan bahwa akan terjadi “bencana global” di tahun 2012 yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal bumi. Namun dalam perjalanan, masyarakat menganggap bahwa film ini menceritakan kiamat sehingga membuat masyarakat menjadi panik dan dikhawatirkan mempengaruhi keimanan kita terhadap hari kiamat.
PEMBERIAN MAKNA MELALUI METODE INQUIRI
Mengapa kita sebagai guru harus peduli? Film ini telah menjadi wacana dan bahan diskusi diberbagai kesempatan karena film ini dinilai mendobrak dan merubah paradigma kita tentang kiamat, dan guru harus berada didepan untuk mendiskusikannya bersama siswa sehingga siswa mampu menonton film apapun dengan pikiran kritis dan bijak.
Film ini bisa dijadikan momentum yang paling tepat untuk mengajarkan pentingnya kritis ketika menonton sebuah film, khususnya film yang dibuat oleh bangsa dengan budaya, keyakinan dan pandangan yang berbeda dengan masyarakat kita. Hal ini akan melatih siswa kita untuk tidak selalu menjadi konsumen bodoh dan menelan mentah-mentah segala macam informasi yang diterimanya.
Metode yang bisa digunakan guru dalam membahas materi seperti ini adalah inquiri, dimana siswa diharapkan untuk menemukan sendiri sumber, bahan dan teori yang berhubungan dengan tema yang sedang dibahas. Kegiatan yang dilakukan guru pada saat membuka ruang untuk berdiskusi adalah menggali pandangan mereka tentang sesuatu yang telah ditontonnya, pendapat atau opini mereka dan mencarikan mereka ilmu atau pengetahuan pembanding untuk mencoba mengajarkan kepada siswa bahwa dalam memandang sebuah fenomena, gejala atau pendapat orang lain harus selalu memiliki sumber lain sebagai pembanding. Hal tersebut akan membuat siswa tidak berpandangan picik atau sempit dalam melihat sebuah fenomena.
Kegiatan lain yang harus dipersiapkan guru adalah mempersiapkan segala materi yang berhubungan dengan tema yang sedang didiskusikan, dibahas atau diperdebatkan di dalam kelas. Hal ini penting sehingga guru mampu memberikan pandangan, pendapat atau pengetahuan yang bersifat alternatif sehingga siswa dapat memilih sudut pandangnya sendiri secara komprehensif.
Dalam hubungannya dengan fenomena 2012 dan film yang beredar, guru dituntut untuk memahami tema yang ditayangkan dengan (minimal) membaca referensi tentang film tersebut, bahan pembanding dan alasan ilmiah dari munculnya ramalan atau fenomena tersebut.
Hal ini akan memberikan pemahaman kepada siswa bahwa apa yang disampaikan guru bukanlah pendapat subjektif dari guru semata namun juga dengan landasan ilmiah dan pengetahuan yang bisa dipertanggungjawabkan.
Sekarang bukan lagi jamannya dimana guru melarang sesuatu tanpa landasan dan penjelasan yang benar-benar bisa diterima oleh akal siswa. Atau bukan saatnya lagi guru berkuasa untuk memaksakan pendapatnya kepada siswa seolah pendapat guru adalah yang paling benar. Karena pada prinsipnya, semua maksud baik seharusnya memang bisa diterangkan secara logis, sehingga siswa dapat menerimanya dengan penuh kesadaran.
Dengan kepedulian guru (dan orang tua) untuk mendampingi siswanya dalam merespon segala yang terjadi di sekitar kehidupan mereka sehari-hari, maka siswa akan lebih awal dan lebih cepat belajar untuk memaknai setiap pengalaman yang mereka alami dan bijak menyikapi setiap masalah atau fenomena yang terjadi.
Dalam kasus fenomena dan film 2012, diharapkan dengan metode inquiri guru dapat memberikan pendampingan dalam memaknai film dan fenomena tersebut, maka semoga tidak terjadi kekhawatiran akan goyahnya keimanan mereka tentang kiamat atau minimal mengurangi dampak psikologis yang mungkin terjadi seperti rasa takut berlebihan atau trauma karena kita memandang fenomena tersebut sebagai salah satu hasil budaya atau pemikiran suatu budaya tertentu saja.

Imam Wibawa Mukti,S.Pd
Guru SMP taruna Bakti Bandung
Koordinator Akselerasi SMP Taruna Bakti Bandung

Rabu, 18 November 2009

POLIGAMI

Setelah mengikuti berbagai debat, olah pikir dan diskusi yang berkembang di masyarakat tentang poligami, akhirnya saya dapat menyimpulkan beberapa hal. Ini semua tak lebih merupakan hasil pengendapaan terhadap berbagai polemik yang terjadi akhir-akhir ini.
Poligami, tidak disuruh dan bukan merupakan sunah Rasul. Poligami sering menjadi polemik dimasyarakat karena ada beberapa penafsiran terhadap ayat yang berhubungan dengan itu. Tapi itulah manusia, terkadang penafsirannya sangat tergantung pada subyektifitas dan kepentingan dari siapa yang menafsirkannya.
Tidak ada alasan yang kuat atau argumen yang logis mengapa Islam membolehkan poligami. Karena saya yakin Islam sangat menjunjung harkat dan martabat wanita. Terkadang penafsiran terhadap ayat yang seolah membolehkan poligami hanya dijadikan pembenaran bagi insting kelaki-lakian agar diijinkan untuk membagi cintanya atau bahkan kasarnya bagi kepuasan nafsu sek laki-laki.
Dengan ayat yang sepotong dan tidak dikaji dari berbagai segi baik sebab musabab turunnya ayat itu atau kondisi pada saat ayat tu turun, beberapa orang Islam seolah membenarkan praktek poligami, padahal banyak sekali faktor yang harus dikaji dalam menafsirkan suatu ayat.
Tanpa terlalu tergantung pada ayat Al-qur’an atau dalil agama, rasanya adalah tidak benar seorang lelaki membagi cinta dan kasihnya pada wanita lain hanya karena alasan Rasul pun beristri banyak.
Dari poligami banyak terdapat hal-hal lain yang sangat bertentangan dengan keadilan. Islam membuka kesempatan, tapi itu bukan suatu keharusan, himbauan apalagi suatu kewajiban. Namun terkadang orang selalu mengartikan kalau Nabi melakukannya, berarti itu perintah atau sunah, padahal segala tindakan Nabi pasti ada alasannya dan atau atas bimbingan-Nya.
Poligami itu akan menyakiti salah satu pihak, khususnya istri pertama yang telah membina rumah tangga bersama dalam duka dan derita, bergulat dengan kepedihan bersama membangun pondasi rumah tangga yang dimulai bersama.
Lantas tatkala kita telah menjadi sosok yang mapan dan kaya, apakah adil lantas kita membagi cinta itu pada orang lain ? orang lain yang hanya tahu kita telah menjadi orang seutuhnya baik dari segi materil atau jasmani, orang lain yang hanya tahu kita sudah kaya, lantas masuk dalam kehidupan kita begitu saja. Dimana letak keadilannya ??
Bandung , 25 September 2003

Merangkul Asmara Membuang Asa....

Aku merasa hari ini mendapatkan sinar mentari
tapi rasanya....Tuhan menatapku
Dimana sebenarnya aku berada
Ketika dera dunia sudah menghimpit begitu dalam?

Selasa, 17 November 2009

LAGI-LAGI HEBOH 2012


Beberapa hari kebelakang, MUI Malang mengecam beredarnya film 2012 dengan alasan haram hukumnya memvisualisasikan kiamat dan menganggap bahwa film tersebut tidak memberikan manfaat apapun bai umat Islam karena apa yang ada dalam tayangan tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Sejak kapan ulama perhatian terhadapa materi yang ditayangkan film di Indonesia. Dan berapa ratus film beredar di Indonesia yang materi dan jalan ceritanya tidak bertentangan dengan ajaran Islam? Toh selama ini film yang serupa, yang menceritakan tentang akhir kehidupan di muka bumi ini, telah banyak dirilis dan tayangkan dalam film-film yang serupa. Dimana MUI saat itu?
Tapi terlepas dari semua itu, sebenarnya yang menjadi alasan MUI Malang mempermasalahkan film itu karena ada tayangan dimana Masjidil Haram menjadi salah satu tempat yang terkena dampak bencana global yang ditampilkan secara spektakuler di film tersebut. Seandainya tidak ada gambar itu, mungkin MUI tidak akan mempermasalahkannya.
Alasan lainnya adalah adanya kekhawatiran dari para ulama, masyarakat Indonesia akan terprovokasi dan tersugesti untuk mempercayai kejadian yang akan terjadi tanggal 21 Desember 2012 tersebut dan menggoyahkan iman, khususnya dalam Islam yang menyatakan bahwa tidak ada orang yang tahu kapan kiamat itu akan datang.
Namun terlepas dari itu semua, hipotesis yang diajukan dalam berbagai buku tentang 2012 sama sekali tidak berbicara masalah kiamat alam semesta, namun hanya sekedar berbicara akan ada bencana global kataklismik yang akan memakan korban sangat besar. Jadi sama sekali 2012 tidak ada yang meramalkan ada kiamat global yang ditandai dengan musnahnya aalm semesta, namun lebih membicarakan bencana di bumi yang disebabkan oleh pengaruh benda langit lain.

MENGAPA HEBOH?
Ada beberapa perbedaan isu yang berkembang pada ramalan kali ini dibandingkan dengan isu-isu sebelumnya. Beberapa film atau isu tentang kiamat sebelumnya selalu berdasarkan karangan atau fantasi dari penulis yang disandarkan pada pengetahuan yang berkembang saat ini. bahkan ada ramalan yang tidak dilandasi oleh ilmu pengetahuan sama sekali namun hanya berlandaskan pada doktrin dan keyakinan pada pemuka agama atau sekte tertentu.
Namun untuk ramalan kali ini, manusia di dunia meresponnya dengan agak serius karena beberapa faktor :
Pertama, Hipotesis ini merupakan kesimpulan dari para pakar yang memiliki integritas dan kemampuan dibidang masing-masing. Hal ini membedakan dengan ramalan-ramalan sebelumnya yang menyandarkan pada intuisi, keyakinan dan perkiraan dari orang yang disebut sebagai peramal, dukun, ahli nujum atau cenayang. Beberapa tokoh yang mengungkapkan fenomena ini diantaranya adalah Prof. Zecharia Sitchin, seorang ahli arkeostronomi, Burak Eldem seorang penulis berkebangsaan Turki, ilmuwan Jules Oppert, Georg Feuerstein, Shubash Kak dan lainnya. Para ahli ini membuat hipotesa ini kemudian dianggap sebagai sebuah “kebenaran” yang pembuktiannya hanya tinggal menunggu waktu.
Kedua, Landasan ramalan ini adalah ilmiah dan berdasarkan ilmu bernama Arkeostronomi. Sebuah ilmu baru yang menggabungkan ilmu arkeologi dan astronomi. Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari benda-benda purbakala sebagai hasil dari peradaban atau budaya masa lalu. Astronomi adalah ilmu yang mempelajari tentang benda-benda langit dan fenomenanya. Jadi arkeostronomi adalah ilmu yang mempelajari peninggalan-peninggalan masa lalu berupa mitos, legenda, kepercayaan dan pandangan kebuadayaan kuno dan berhubungan dengan menggunakan pengamatan peradaban masa lalu dalam mengamati bintang untuk membaca fenomena dunia dan pengaruhnya terhadap kehidupan di bumi. Arkeostronomi memiliki tujuan untuk :
1. Mengetahui lebih jauh mengenai bangunan dan pembangunan monumen-monumen megalitik yang diduga memiliki fungsi astronomis ( Stonehenge, piramida kuil matahari, Big horn medicine).
2. Mempelajari huruf-huruf kuno yang memiliki maksud astronomis (Figur simbolis atau piktogram).
3. Dimanfaatkan untuk mendokumentasikan peristiwa-peristiwa alam semesta yang terjadi di masa lalu.
Ketiga, Untuk sampai pada hipotesis akan terjadinya bencana 2012 juga lebih berdasarkan kepada intrepretasi dari kalender bangsa Maya. Interpretasi kalender Maya ini dikemukakan oleh Burak Eldem dengan mengeluarkan buku berjudul “The Marduk Connection” dan “2012” yang mengemukakan hipotesis periode siklus orbit yang tepat untuk palnet Nibiru ini adalah 3.661 tahun dan periode berikutnya adalah tibanya planet Nibiru ke tata surya kita tahun 2012. Hipotesis ini menggunakan kalender Maya dengan riset yang enyatakan bahwa Kalender Maya merupakan kalender dengan tingkat ketepatan paling akurat di dunia karena dibuat dengan acuan matahari, bulan dan Venus. Kalender Maya memiliki tenggang waktu akhir dengan penghujungnya tanggal 21 Desember 2012.

KESIMPULAN
Jadi, menontonlah dengan pikiran terbuka dan jangan terlalu memikirkan apa yang akan terjadi 2012! Toh film-film seperti itu telah banyak kita tonton dan tidak membuat kita menjadi gamang, takut atau panik. tontonlah seperti menonton film-film lainnya.
Selamat menonton!!!

Senin, 09 November 2009

KETIKA SUMPAH MENJADI KOMODITAS…

Ketika nama Tuhan diteriakkan dalam keramaian
Ketika sumpah diikrarkan dalam kekalutan
Tuhan berubah menjadi sosok kerdil yang dinafikan

Tuhan tak perlu diberitahu karena Dia Maha Tahu
Manusia tak perlu diberitahu karena mereka melihat tingkah laku
Dan hukum tak memerlukan sumpah janji dari para pelaku
Hukum adalah manusia punya usaha
Kebenaran adalah Tuhan punya kuasa
Hukum adalah sarana mencapai kebenaran Tuhan melalui upaya

Sumpah atas nama Tuhan bukan komoditas
Tapi nampak dalam integritas
Bukan dari teriakan keras

Kalau manusia bisa kalian pecundangi
Tuhan bukan sosok yang bisa kau curangi
Karena kebenaran tidak bisa kalian tutupi

Bersumpahlah dalam hati itu
Itu pun sebenarnya tidak berarti
Karena Tuhan jauh lebih mengerti

Berbuatlah dalam aksi
Karena sesungguhnya kami tidak peduli
Kami sudah muak dengan segala janji

Kalau Tuhan saja kau jadikan alat untuk sembunyi
Apalagi kami yang tak pernah pegang semua bukti
Kalian bebas mendistorsi informasi

Kami hanya ingin kejujuran
Walau kami tahu itu semua hanya impian
Tapi setidaknya kami punya harapan
Bangsa ini masih bisa membedakan kebathilan dengan kebenaran

Imam Wibawa Mukti
Bandung, 10 November 2009

KEDUDUKAN SUMPAH DALAM HUKUM KITA?


Saya bukan ahli hukum dan ulama, jadi judulnya diberi tanda tanya.
Beberapa hari ini saya melihat beberapa pejabat negara kita gandrung mengucapkan sumpah karena tersandung masalah besar yaitu kasus “kriminalisasi KPK”. Dari mulai Kabareskrim Susno Duadji, Pimpinan KPK Bibit, wakil ketua KPK M.Yasin dan lainnya. Sebenarnya apa arti sumpah yang mereka ucapkan itu? Apa pertimbangan mereka sehingga merasa sangat perlu mengucapkan sumpah di depan khalayak umum? Apakah pengucapan sumpah itu berimplikasi hukum kepada mereka yang namanya terbawa-bawa dalam kasus ini?
Sumpah sebenarnya sudah mereka ucapkan ketika mereka diangkat untuk menduduki jabatan tertentu, sumpah jabatan namanya. Sumpah itu dilakukan dengan mengucapkannya dibawah kitab suci masing-masing, sebuah tindakan ritual yang sakral karena membawa nama Tuhan. Saya tidak tahu apakah mereka benar-benar mengucapkan sumpah itu ketika diambil sumpahnya atau mereka hanya berguman saja untuk kamuflase gerakan bibir dan menutup hati karena ketakutan tidak bisa menjalankan sumpah itu?
Sumpah kepada Tuhan sebenarnya urusan pribadi dirinya dengan Tuhan. Rasanya sangat naif kalau kita melakukan sumpah kepada Tuhan untuk urusan atau kasus yang sedang menimpa kita dihadapan umum. Apa tujuannya kalau semua itu tidak akan pernah bisa dibuktikan kesalahan dan kebenarannya? Sebagai individu yang beragama, merupakan sebuah kewajiban bagi kita untuk berikrar tiada Tuhan selain Dia dan kita berjanji akan menjalankan perintahnya dan menghindari larangannya, namun itu bersifat individual. Untuk mengatakan kepada sesama manusia bahwa kita menjalankan semua itu, satu-satunya cara adalah dengan menunjukkannya melalui sikap keseharian. Tanpa selalu membawa embel-embel nama Tuhan dan atribut keagamaan lainnya.
Tapi bagaimana kasusnya bila kita merasa di-dzalimi, difitnahh atau dijebak sehingga menjadi korban dari ketidakadilan! Ada dua cara mengatasi hal tersebut. Pertama, yang bersifat pribadi yaitu berserah diri kepada Tuhan, karena tanpa ijinnya tak ada kekuatan yang mampu menjatuhkan kita. Cara ini menjadi sangat pribadi karena menyangkut masalah keyakinan kita terhadap kekuasaan-Nya. Dan rasanya kepada Tuhan pun kita tak perlu bersumpah karena Tuhan Maha Tahu. Kalau hanya yakin kepada Tuhan, maka kita akan menjadi tidak terlalu memikirkan apa yang ada dibenak orang lain. Bagi kita, cukuplah Tuhan yang mengetahui segala kebenaran. Apapun yang menimpa kita pasti atas sepengetahuan-Nya dan mengandung hikmah atau ilmu dibalik semua kejadian.
Kebenaran manusia itu relatif sehingga kebenaran yang bisa dicapai oleh hukum buatan manusia pun menjadi relatif. Berbagai kesempatan dan celah bisa dimanfaatkan manusia untuk berbuat kesewenang-wenangan terhadap orang lain. Namun, Tuhan sudah menyerahkan “Kebenaran” sebagai proses yang harus terus dicari oleh manusia dengan menggunakan akal, pikiran dan nuraninya. Tuhan itu sumber kebenaran Hakiki, jadi yang berhak menyatakan kebenaran mutlak hanyalah Tuhan. Manusia hanya berperan untuk berproses mencari dan menegakan hukum kebenaran sesuai dengan kemampuan manusia menegakkannya. Sebuah kesombongan luar biasa ketika ada orang atau kelompok yang menyatakan paling benar dan paling berhak untuk mengembalikan orang lain kepada kebenaran versi mereka. Memang benar Aturan dan firman Tuhan itu benar, namun ketika turun kepada manusia dengan segala interpretasi dan latar belakang tertentu, maka kebenarannya menjadi relatif. Tetaplah yakin, bahwa hukum dan aturan manusia memang sangat rentan terhadap kdzaliman, namun Tuhan tidak tuli dan buta.
Yang kedua, sebagai manusia kita memiliki kewajiban untuk berusaha semaksimal mungkin melakukan “perlawanan” melalui jalur yang seharusnya, dalam hal ini yaitu hukum. Hukum manusia sangat mungkin memiliki kekurangan, dan sekarang kekurangan itu menjerat kita dalam kasus hukum. Tidak perlu bersumpah atas nama Tuhan kepada manusia. Lakukan saja jalur hukum dengan mengikuti aturan yang ada sehingga setiap orang akan mengamati apakah kita benar atau tidak. Kekurangan hukum yang telah menjebak kita bisa mendapatkan pencerahan karena kasus kita.
Jadi, untuk Susno, Bibit dan Yasin, ikuti saja jalur hukum dengan tetap berusaha untuk membuktikan dirinya masiing-masing itu tidak bersalah, titik. Berbagai manuver untuk saling menyalahkan dan melarikan diri dari jeratan hukum semakin membuat kalian terpojok dalam fakta dan bukti hukum.
Jangan-jangan, para pejabat tersebut mengucapkan janji dan sumpah hanya untuk menjaga nama mereka dimata masyarakat! Karena Tuhan tidak perlu sumpah itu! Hukum tidak peduli dengan sumpah itu! Masyarakat menilai sendiri dengan segala keterbatasan dan kelebihannya! Apa yang mau dijaga dari nurani masyarakat? Masyarakat tidak selalu benar, ya! tapi masyarakat bisa memberikan penilaiannya jauh lebih obyektif karena tidak memiliki kepentingan apapun.


Imamwibawamukti

Minggu, 01 November 2009

KRIMINALISASI KPK


Saya awam dibidang hukum. Saya awam dibidang ilmu pemerintahan. Saya awam dibidang ilmu kriminal.
Namun untuk melihat kasus penahanan pimpinan KPK oleh Polisi, hati nurani jauh lebih dominan ketimbang akal dan ilmu. Saya rasa ini manusiawi karena secara kasat mata polisi melakukan sebuah tindakan yang menempatkan para pimpinan KPK ini dalam posisi tertindas, sehingga jangan heran apabila opini masyarakat kemudian berkembang untuk membela KPK.
Jangan salahkan masyarakat yang menggugat dan mempertanyaan proses penahanan ini! Mungkin secara hukum, polisi dapat melakukan bantahan dan sanggahan terhadap berbagai hal yang menyudutkan proses penahanan tersebut dan menganggap bahwa masyarakat tidak paham dan mengerti hukum. Dengan dalih alat bukti yang cukup dan prosedur hukum yang ketat, polisi akan mudah mematahkan argumentasi apapun dari masyarakat yang menggugat masalah tersebut yang lebih mengedepankan opini dan perasaan.
Tapi apa pendapat kita bila 19 tokoh Indonesia yang memiliki ilmu dan latar belakang sebagai orang yang memiliki komitmen tinggi untuk memperjuangkan keadilan, kesejahteraan dan kebenaran tegak di negara ini? Apakah tindakan mereka hanya dilatarbelakangi oleh emosi, opini semata dan perasaan saja? Apakah mungkin mereka mengedepankan rasa ketimbang akal atau mengedepankan emosi ketimbang pengetahuan mereka?
Dengan munculnya 19 orang (+) tokoh nasional yang “pasang badan” untuk pimpinan KPK, berarti ada sesuatu yang menurut hati dan akal mereka tidak beres dalam kasus ini.

NYOLOK MATA BUNCELIK!
Itu ungkapan dalam bahasa sunda yang artinya melakukan sebuah tindakan “salah” dengan sengaja dan dilakukan terang-terangan. Dan itulah yang terjadi pada polisi dalam penahanan pimpinan KPK.
Apapun alasan yang dikemukakan dan tindakan yang dilakukan oleh kepolisian dalam kasus ini, ternyata tidak bisa menghapus anggapan masyarakat bahwa telah terjadinya rekayasa dan kriminalisasi polisi terhadap KPK.
Apa saja tindakan polisi yang memiliki karakteristik “nyolok mata buncelik” tersebut:
Penangkapan, penahanan dan proses pengadilan terhadap Ketua KPKm Antasari Azhar. Dalam proses penanganan kasus ketua KPK, masyarakat sudah bisa membaca ada semacam permainan tingkat tinggi untuk melenyapkan figur ini dengan kasus yang terkesan dibuat-buat. Kita akan lihat bagaimana akhirnya kasus ini (dengan jaksa dan hakim yang takut dengan sepak terjang KPK? Kita tidak bia berharap banyak). Namun ternyata, masuknya Antasari tidak membuat pimpinan KPK lainnya gentar! Malah sangat terkesan KPK justru semakin pasang badan untuk memberantas korupsi diberbagai lembaga. Dan ini semakin membuat orang-orang yang merasa terancam dengan keberadaan KPK merasa perlu bertindak cepat untuk menghentikan langkahnya.
Namun apa yang terjadi? Tindakan mereka menjadi sangat terburu-buru, tanpa pertimbangan masak dan yang lebih parah lagi adalah ketidakmampuan mereka untuk bertindak dengan penuh “kebijakan” dan kesabaran. Penetapan Bibit dan Chandra dengan tuduhan yang berganti-ganti, dengan ketidakjelasan barang bukti dan alasan penangkapan yang diikuti dengan penahanan mereka, benar-benar menunjukkan kepanikan Polisi dalam menangani kasus ini. DAN ITU SANGAT KASAT MATA! NYOLOK MATA BUNCELIK!
Begitu juga dengan tindak lanjut penanganan Kabareskim Polri Susno Duadji yang tidak jelas dan tegas semakin mempertontonkan dagelan politik tingkat tinggi. Ketika pimpinan KPK diduga menyalahgunakan wewenang, mereka langsung ditangkap sementara ketika pimpinan mereka sendiri diduga menyalahgunakan wewnang, mereka seolah buta dan tuli sehingga tidak mampu melakukan tindakan apapun yang dapat memperlihatkan itikad baik dalam penyelesaian kasus ini.
Kita semua tentunya menjadi bertanya-bertanya, ada kepentingan apa yang tersembunyi dari tontonan ini? Polisi begitu bernafsu untuk menangkap para pimpinan KPK, sementara mereka sendiri tidak mau tahu tentang kemungkinan kesalahan yang dilakukan aparat mereka sendiri.
Kemudian berkembanglah opini dimasyarakat bahwa KPK adalah korban dari ketidakmampuan dan ketidakberdayaan kita melawan korupsi. Korupsi telah menjadi tulang, darah dan ruh dari bangsa yang selalu mengagungkan etika, moral, budaya ketimuran dan agama. Inilah bangsa yang telah diselimuti misteri dari kekuatan maha dahsyat yang bernama kolusi. Bekerjasama untuk melakukan korupsi secara massal, sistematis dan terencana sangat bak, sehingga lembaga, institusi ataupun kekuatan lain takkan mampu menghalaunya. Inilah bangsa besar yang mengaku dan selalu bangga dengan nilai pancasila sebagai tameng dari kekacauan administrasi dan moral bangsa ini.
Dan apakah itu juga polisi?
Polisi selama ini memang digariskan untuk menjadi garda terdepan dalam penegakkan hukum. Berpeluang untuk menjadi pahlawan-pahlawan penjaga keadilan sekaligus berpeluang menjadi pion kecil dalam dunia catur yang jangankan mereka, bahkan perdana menteri dan rajapun ditentukan oleh tangan dan benak orang yang berada di belakangnya. Polisi memang sangat mungkin melakukan hal-hal untuk menegakkan hukum sekaligus juga melukainya. Menegakkan sekaligus merubuhkannya. Menjaga sekaligus membunuhnya.
Tapi ini terlalu nampak. Ini terlalu kasar. Ini terlalu keterlaluan, sangat terlalu.

TAPI MENGAPA?
Melihat tindak-tanduk Anthasari azhar dan rekan mereka di KPK selama ini, saya pribadi sangat khawatir dan telah memprediksikan hal seperti ini akan terjadi. Tapi siapalah saya. Karena mungkin perasaan ini juga dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebuah ketakutan ketimbang sebuah perasan gembira. Sebuah ironi bangsa bernama Indonesia!
Berbagai penangkapan yang dilakukan sangat demonstratif dan berani. Berbagai tokoh kelas kakap terus dibantai dan disikat dengan segala kekuatan dan fasilitas yang dimiliki. Tak peduli apakah penangkapan itu di hotel, dijalan, dirumah, dikantor atau bahkan di kamar kecil sekalipun. KPK terus memburu koruptor kelas kakap, apakah itu pejabat negara, pejabat tinggi negara, direktur perusahaan, pimpinan pusat dan daerah, anggota DPR, menteri dan mantannya, polisi, jaksa dan seabrek profesi lainnya. Ini musibah! Musibah bagi KPK.
Para koruptor semua panik! Dan yang jelas dan pasti mereka tidak akan tinggal diam!
Bisa kita bayangkan, jiwa mafia telah mengalir dalam darah birokrat dan pejabat kita dan itu dengan sendirinya akan menggumpal menjadi sebuah kekuatan maha dahsyat dan tak kasat mata untuk menghentikan langkah KPK. Bagaimanapun caranya!
Jangankan yang terlibat secara langsung, bahkan berbagai pihak yang pernah merasakan budi baik dari tiap tetes uang korupsi itu pun tidak akan tinggal diam. Dalam sejarah budaya Indonesia, KORUPSI telah menjadi momok yang sangat menakutkan dan begitu gencar dianggap orang yang didiakwa korupsi akan dianggap sebagai setan yang menjelma menjadi manusia. Dan para koruptor ataupun para penyangga dan penikmatnya pun akan berusaha dengan mati-matian untuk mencegah itu terjadi kepada mereka. Ditangkap dan didakwa dengan tuduhan korupsi.
Mereka bisa jadi berasal dari para koruptor dengan kasus yang berbeda satu sama lain, tapi kesamaan nafsu dan ketakutan pada nasib mengakhiri karier atau hidup dipenjara telah menyatukan mereka. Tanpa komando, tanpa perintah dan tanpa organisasi, mereka menguat menjadi sebuah kekuatan tidak nampak untuk menjadikan KPK sebagai musuh utama yang harus disingkirkan saat ini. dilemahkan, dilumpuhkan, dimatikan dan dikubur dalam sejarah bangsa Indonesia.
Mereka bukan saja koruptor masa lalu. Mereka juga adalah para koruptor masa reformasi. Masa yang diharapkan menjadi masa pencerahan, masa keemasan atau masa transisi bangsa ini menuju ke arah yang lebih baik. Tapi itu sekarang tinggal mimpi!
Dengan alasan penyalahgunaan wewenang, dengan dalih khawatir menjadi “super body”, dengan pembenaran karena menjaga demokrasi, dengan rasa khawatir merongrong hak asasi dan dengan gagah mereka berkata “ini tidak manusiawi”. Belajar dari penangkapan di hotel, dijalan, dirumah dan di kantor. Belajar dari penyadapan demi penyadapan, para koruptor itu menggunakan tangan “syetan” yang tak tampak untuk menarik benang-benang yang menggerakkan boneka-boneka negara, apakah itu presiden, menteri ataupun lembaga penegak hukum untuk mengganyang KPK sampai akar-akarnya!
Visi mereka untuk

DIMANA SBY?
SBY menang dengan sangat telak dan mayoritas. Tapi apakah itu pertanda bahwa SBY akan bertindak sesuai dengan kehendak rakyat? Ataukah justru proses kriminalisasi ini justru karena ada restu dari dia sendiri sebagai presiden.
Hal tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil. Kemenangannya yang telak tersebut bukanlah tanpa biaya. “Jer besuki mowo beo!”. Setiap usaha pasti memerlukan pengorbanan, baik itu berbentuk uang ataupun dukungan dari semua pihak. Dan orang-orang yang berkepentingan dengan semua itu, salah satunya adalah para koruptor.
Mereka akan mendukung kandidat presiden yang paling mungkin menang dan paling mungkin bisa diajak bernegosiasi. Tidak mustahil, pengekebirian dan pelumpuhan bahkan mematikan KPK dijadikan salah satu point yang masuk dalam daftar agenda. Sekali lagi, ini terlalu nampak dan telanjang walaupun semua pihak yang terlibat menolak dan membantah hal tersebut.
Dimana presiden sekarang? Dengan alasan wilayah hukum, dia menyatakan tidak akan campur tangan dan menyatakan akan pasang badan bila ada yang akan menghancurkan KPK. Pertanyaannya, KPK yang mana yang akan dibela? Apakah KPK yang sekarang disimbolkan dengan para pimpinannya yang teraniaya, atau KPK versi pemerintah dengan orang-orang baru dan dipilih presiden?
Terlalu riskan baginya untuk terus “mendua” dengan mengenakan dua topeng. Topeng tampil sempurna sebagai sosok presiden yang nampak membela rakyat, dan topeng sebagai brooker berbagai kesepakatan dengan berbagai pihak yang mendukungnya sebagai presiden dan tak tampak.
Benar, individu pelaksana KPK bisa berbuat salah karena mereka juga manusia yang bisa khilaf. Namun kalaupun demikian, berikan kami bukti yang kuat bahwa mereka memang layak diperlakukan seperti layaknya kriminal! Kalau tidak, bebaskan tanpa syarat dan lindungi keberadaan mereka untuk menghancurkan korupsi di bumi tercinta ini.

KPK MEMANG HARUS “SUPER BODY”
Karena korupsi di Indonesia telah sedemikian merasuk dan menjadi ruh dari setiap kegiatan negara dan institusi yang ada, maka untuk memberantasnya sangat diperlukan lembaga yang jauh lebih berkuasa dan memiliki berbagai kewenangan untuk mengungkap semua kasus korupsi dengan cepat dan tepat. Dan itu telah ditunjukkan oleh kinerja KPK selama ini!
Korupsi di Indonesia sudah diluar batas kewajaran tindakannya, sistematikanya, kinerjanya, pelaku dan pendukungnya. Mereka telah terlalu kuat dan solid untuk diberantas oleh lembaga yang ada, karena lembaga yang ada pun tidak lepas dari nuansa korupsi didalamnya. Bagaimana korupsi sudah sangat menyebar dan mengakar dari itngkat pusat sampai ke daerah dan institusi terendah di masyarakat. Harus ada tindakan “SUPERMAN” untuk memberantasnya! Harus ada lembaga “SUPER BODY” untuk menghancurkannya. Dan harus ada sistem diluar kebiasaan untuk melakukannya dengan efektif efisien dan “kebal” intervensi, sekalipun besan anda terlibat dalam kasus yan ditangani .
Masalah penyadapan telepon misalnya, menjadi senjata sangat ampuh untuk mengetahui sepak terjang mereka yang akan, sedang dan telah melakukan tindakan korupsi. Banyak koruptor terjebak karena kewenangan KPK untuk melakukan penyadapan kepada setiap individu di negara ini.
Sepintas ini melanggar hak asasi manusia karena menganggu “privacy” seseorang. Tapi pertanyaannya, mengapa harus merasa terganggu dengan penyadapan bila memang tidak melakukan hal yang menyimpang dan melanggar hukum. Orang yang berteriak keberatan dan mengatasnamakan hak asasi manusia terhadap kewenangan penyadapan ini jelas adalah orang yang merasa terganggu karena aktivitasnya menjadi lebih sulit dan terbatas. Toh penyadapan tersebut pasti telah melalui berbagai prosedur internal KPK dan disepakati oleh semua unsur dalam pimpinan KPK sebagai lembaga yang berwenang untuk itu.
Dengan penyadapan telepon, koruptor selama ini bisa ditangkap tangan ketika sedang melakukan transaksi. Korupsi di negara kita sudah tidak bisa diberantas dengan sistem peradilan yang ada karena berpotensi memunculkan korupsi lainnya baik ditingkat hakim, kejaksaaan dan juga di kepolisian.

DUKUNGAN KEPADA PIMPINAN KPK!
Oleh karena itu, tulisan ini saya dedikasikan untuk para pimpinan KPK yang sangat berani menentang kekuatan maha dahsyat dan tak tampak mata namun sangat rakus dan kejam. Tulisan ini sebagai bentuk dukungan terhadap lembaga dan para penyelenggara KPK.
Berjuang terus, cicak!

Laman