Selasa, 16 Juni 2009

ATASI BLOGGER BLOK !

Istilah ini biasanya dipakai untuk menggambarkan situasi dimana penulis blog mengalami stagnasi produk atau kebuntuan kreatifitas.

Dan sekarang saya sedang mengalaminya! Bukan tanpa alasan, akhir-akhir ini saya sangat menyenangi ”mengotak-ngatik” aksesoris blog-nya ketimbang membuat ”new posting”-nya. Hahahaha....dasar orang yang ketinggalan jaman...! orang udah pada ke bulan, ini masih ngulik blog.

Sebetulnya, ketika menulis tulisan ini juga upaya saya dalam mengatasi kebuntuan ide. Saya harap dengan menulis lagi, saya terangsang untuk menguras ide-ide baru.

Sebenarnya apa saja ya yang bisa saya lakukan untuk membuka kembali ”kran” ide yang sedang stag? Hmmmm....sebentar......! saya harus sedikit kembali membuka memori lama nih .

Kembali membaca! Itu mungkin modal utama seorang penulis. Akhir-akhir ini saya memang sedang keranjingan memainkan laptop ketimbang membaca buku. Dulu, ketika belum punya laptop, saya menjadikan kegiatan membaca sebagai kegiatan utama. Sekarang.....? huh...ngoprek ”laptop” we....!

Tahukah kita, bahwa membaca adalah ruh dari segala ilmu pengetahuan. Dulu waktu SD, ada sebuah papan tertempel di ruang guru yang sangat membekas dalam memori saya, yaitu ”BUKU ADALAH GUDANG ILMU DAN MEMBACA ADALAH KUNCINYA”. Heran sangat heran, dari dulu rakyat Indonesia tidak terdidik untuk gemar membaca, wah jangan tanya seberapa tidak terbiasanya rakyat kita untuk menulis!!!

Eh...kembali ke masalah....

Menulis menjadi blank mungkin salah satunya adalah karena intensitas saya membaca mulai berkurang. Membaca banyak memberikan ide kepada saya tentang hal-hal seputar dunia di sekeliling saya. Ternyata banyak sekali kejadian sehari-hari yang luput dari perhatian saya. Bagaimana saya melewatkan indahnya matahari di saat musim kemarau di pagi hari. Bahkan sekarang, saya sudah sangat jarang mencium bau bunga dipagi hari. Atau sekedar mencium kening isteri di pagi hari ketika akan berangkat kerja.

Eh tadi pagi saya ada ide ketika sedang di motor. Waktu itu saya ingin sekali langsung menulis, Cuma karena di jalan akhirnya saya memutuskan untuk menulisnya di sekolah. Begitu sampai ke sekolah, rentetan tugas langsung menghadang, lupa dan sekarang benar-benar hilang lagi apa yang tadi pagi ingin saya tulis, gemeeeeeeeesssssssss....!

Kedua, ngobrol ngalor ngidul ama sopir di warung kopi dan secara sadar menempatkan diri pada posisi sebagai pendengar. Benar-benar limpahan ide sering muncul mendadak ketika mendengar mereka ngobrol naglor ngidul dan tidak berperan sebagai pembicara. Mendengar mungkin keterampilan yang harus mulai diasah lagi nih.....!

Bandung, 16 Juni 2009 (11.13pm)


Beneran...! ini penting, biasanya orang cenderung untuk didengar ketimbang mendengar! Sampai saat ini pun saya sering terjebak dan menikmati ketika orang lain mendengar sementara saya memonopoli pembicaraan. Apalagi profesi guru diidentikan dengan otoritas bicara yang sangat besar ketimbang profesi lain. Pengacara saja hanya bicara dalam waktu tertentu dalam sidang. Guru...? jangan tanya, mungkin ada yang bisa 90% kerjanya hanya bicara...bicara...bicara...!

Dengan mendengar, kita juga menjadi lebih banyak tahu ketimbang bicara!

Ketiga, ya menulis ngga jelas kaya gini deh...! banyak orang membayangkan kalau menulis itu pekerjaan sulit. Padahal ngacapruk begini juga bisa jadi bahan tulisan. Mungkin masalahnya adalah...ada yang mau baca ngga yach....!

Jadi kesimpulannya, baca, dengar dan tulis. Jangan pikirkan yang lainnya dulu. Praktekan!!!

Bandung, 16 Juni 2009 (11.49pm)

Tidak ada komentar:

Laman