Senin, 19 Oktober 2009

MUNGKIN KAU TAK PERNAH MENGERTI

Aku mencintaimu seperti kau lihat selama ini. Tak ada bunga. Tak ada romansa klasik yang senantiasa kau saksikan dalam lagu dan deretan film berdurasi 120 menit itu. Bahkan mungkin, perhatianku yang kau sangsikan itu pun senantiasa memang aku tak tunjukkan padamu.
Semua berjalan sangat-sangat biasa bahkan bagimu mungkin sangat tidak biasa. Tak lagi ada kata cinta yang menggelinding menindih rasa cintamu yang terus tumbuh. Cintamu yang terus berkembang menjadi lebih kekanak-kanakkann semakin menunjukkan tingginya kadar cinta itu. Tak ada cinta yang dewasa dalam gairah rasa itu. Kedewasaan hanya untuk orang yang sudah memudar rasa cintanya.
Tapi cintamu terus melawan hukum waktu yang linier. Kau semakin kekanak-kanakkan dalam bercinta karena hanya ingin membuktikan bahwa kau memang mencintaiku.
Sekarang aku berkata.
Aku mencintaimu dan ingin kau semakin dewasa!
Jangan pudarkan cinta dalam kedewasaan karena kedewasaan menuntut akal dan pikiran dalam bertindak sementara dalam bercinta, yang ada hanya kesenangan dan keriangan, dan itu yang kita cari bukan?
Kemarin kau menuntut aku memperhatikanmu sedemikian rupa tapi yang kau temukan adalah durhakanya seorang ibu yang melupakan arti dari kehadiran anaknya. Sekarang kau pergi laksana hilangnya malam ditelan siang. Untuk kembali.
Aku tak akan pernah dewasa untuk mencintaimu karena aku ingin kebahagiaan dan keriangan dalam mencinta tapi kau akan temukan kepolosan dan keluguan dari seorang anak yang tidak pernah berprasangka buruk pada setiap orang sampai orang itu benar-benar berbuat buruk padanya.
Aku mencintaimu apa adanya.

Tidak ada komentar:

Laman