Kamis, 01 Oktober 2009

MASIH ADAKAH ENGKAU TUHAN…? JILID 2

( peristiwa gempa di Padang Pariaman, 29 September 2009)

Tuhan menitipkan alam semesta ini kepada manusia untuk dikelola dan dimanfaatkan untuk kebaikan umat manusia. Maka amarah alam ini bukanlah semata-mata ulah Tuhan, namun lebih disebabkan oleh umat manusia.
Eh, ada teori lain yang menafikan sama sekali Tuhan! Teori ini berhubungan dengan gejala alam yang memiliki siklus 360 tahun sekali. Hipotesis Planet Nibiru cukup menyedot perhatian para paranormal dan ilmuwan awal milenium ketiga ini.
Teori planet Nibiru menyatakan bahwa manusia bukanlah ciptaan Tuhan seperti yang kita duga selama ini. Teori ini merupakan hasil penelitian dan kesimpulan dari beberapa catatan purba jaman Sumeria, Mesopotamia dan berbagai catatan lainnya. Teori ini lebih bernuansa legenda ketimbang ilmu karena belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Namun sebagai bahan bacaan cukup menarik dan bisa sedikit menjawab berbagai pertanyaan atas berbagai bencana yang terjadi selama ini.
Manusia diperkirakan hasil dari perkawinan antara homo erectus (monyet berdiri tegak) dengan mahluk dari luar angkasa dari planet Nibiru. Ada sebuah anggapan, bahwa betapa sombongnya manusia bila menganggap hanya manusialah yang menghuni alam semesta yang sebesar ini. Ternyata banyak posisi bintang dan planet dalam galaksi ini yang menyerupai tata surya kita dan tidak mustahil bagi adanya kehidupan lain selain kehidupan bumi. Penciptaan mahluk ini dimaksudkan untuk menyediakan ketersediaan mahluk yang cukup berakal untuk melakukan penambangan emas yang dibutuhkan oleh mereka untuk menyelamatkan planetnya dari kehancuran (yang ini belum saya pahami mengapa logam emas menjadi sangat penting bagi mereka). Mereka membutuhkan mahluk yang sudah beradaptasi dengan bumi dan kemampuan akal seperti mahluk Nibiru. Dan jadilah kita, manusia sekarang ini.
Hal ini diperkuat dengan adanya DNA. DNA merupakan molekul dasar manusia yang cukup unik. Walaupun ada pada setiap manusia di bumi ini, namun DNA tidak terdiri atas unsur-unsur yang banyak terdapat di bumi, namun banyak terdapat dibenda-benda luar angkasa. Ini diakui sendiri oleh sang penemu DNA. (Baca: benarkah kiamat 2012, tentang DNA; pada blog yang sama).
Alasan lainnya adalah adanya missing link dalam teori Darwin yang tidak dapat merangkai kontinyuitas evolusi dari manusia paling purba ke manusia paling modern. Adanya lonjakan kemajuan peradaban dalam jangka waktu 50 ribu tahun setelah dua juta tahun manusia mengenal batu tajam sebagai tehnologi termodern saat itu menjadi alasan kuat adanya campur tangan pihak “luar” yang menentukan kecepatan perkembangan akal dan otak manusia. (baca: missing link Darwin dalam artikel kiamat 2012; dalam blog yang sama).
Namun dalam perkembangannya, umat manusia semakin banyak dan setiap pemimpinnya yang berasal dari Nibiru berebut kekuasaan dan pengaruh di muka bumi sehingga muncullah banyak Tuhan (padahal mereka tidak lebih dari mahluk Nibiru yang memang memiliki ilmu pengetahuan lebih baik ketimbang umat manusia). Mereka mempergunakan kemampuan ilmu, pengetahuan dan tekhnologinya kepada manusia sehingga manusia menganggap mereka adalah Tuhan pencipta alam semesta.
Lambat laun tapi pasti, pengaruh mereka semakin kecil dan kemudian diambil alih oleh manusia sehingga mereka kembali ke Nibiru yang senantiasa mendekat ke tata surya kita, khususnya bumi setiap 360 tahun sekali. Dan setiap siklus itulah, peradaban, kehidupan dan mahluk bumi mengalami kehancuran dalam skala lebih besar. Hal didukung oleh adanya kesamaan dalam sejarah tentang jangka waktu dari muncul dan hancurnya peradaban manusia. Belum lagi misteri terbesar saat ini, mengapa Dinosaurus punah, belum terjawab secara tuntas.
Keberadaan mahluk Nibiru ini akhirnya menjadi dongeng dan legenda. Namun kekaguman manusia jaman dahulu terhadap mahluk Nibiru telah menempatkan mahluk tersebut sebagai Tuhan dan menentukan dalam kehidupan manusia. Makanya jangan heran kalau setiap daerah memiliki gambaran masing-masing tentang Tuhannya.
Namun hal ini bukan berarti mahluk ini hilang di muka bumi. Mereka menempati tempat-tempat yang belum bisa dijamah umat manusia. Keberadaan mereka telah banyak menimbulkan berbagai prasangka dan dugaan manusia di muka bumi ini. ada yang mengatakan mereka UFO, Alien, Jin, vampire, Yeti, Monster dan atribut seram lainnya. Padahal semua itu tidak lepas dari keberadaan mereka yang misterius dan tersembunyi. Tapi sadarkah kita, bahwa semakin hari, mereka semakin menunjukkan keberadaannya kepada manusia. Ada apa?
Hal ini tidak lepas dari siklus kedatangan planet Nibiru yang akan mendekati bumi setiap 360 tahun sekali. Dan salah satu tanda akan adanya kedatangan Nibiru adalah dengan semakin gencarnya bencana lokal yang terjadi. Ini merupakan tanda-tanda akan datangnya bencana yang lebih besar yang akan mengiringi kedatangan Nibiru. Hal lumrah dari adanya perubahan tatanan dalam tata surya kita ini. Jangankan adanya Planet besar mendekat, pada saat posisi bulan purnama saja bumi sangat dipengaruhi oleh situasi seperti itu.
Dengan demikian maka, manusia tidak lebih dari hasil rekayasa genetika antara homo erectus dan mahluk Nibiru yang memiliki tingkat pengetahuan lebih luas dari manusia.
Kembali ke masalah bencana yang sering terjadi, maka rentetan bencana yang terjadi di Indonesia tidak lepas dari pengaruh kedatangan planet Nibiru ke sistem tata surya kita. Jadi ini berdampak secara global, bukan hanya milik Indonesia. Kita tahu hampir semua negara mengalami bencana besar. Dari mulai becana alam sampai bencana kecelakaan yang merenggut banyak nyawa dan harta benda.
Dan tidak mustahil, semakin dekat keberadaan planet Nibiru, maka semakin besar bencana yang akan muncul.
Jadi dimana Tuhan akan ditempatkan pada proses penciptaan dan kehancuran manusia?
Hhhhmmmmm…teori ini cukup mengguncang akal, tapi semoga tidak mengguncang iman!

Bandung, 02 Oktober 2009

Tidak ada komentar:

Laman