Senin, 15 November 2010

Konsep Ketuhanan Pada Agama Zoroaster

Zoroasterisme adalah suatu agama yang tergabung dalam kelompok agama non-Semitik, Arya, dan non-Vedic, berbeda dengan agama Hindu. Ia merupakan agama yang dibawa oleh seorang nabi.
Nama lain dari agama Zoroaster ini adalah Parisisme. Agama ini didirikan oleh nabi Zoroaster. Agama Zoroaster merupakan agama kuno di Persia yang telah berusia 2500 tahun dan kitab-kitab suci mereka adalah kitab Dasatir dan kitab Awesta.
Kitab Dasatir terbagi ke dalam ‘Khurdadasatir’ atau ‘Kalan Dasatir’. Sedangkan kitab Awesta bisa terbagi lagi ke dalam ‘Kurdha Awesta’ atau ‘Kalan Awesta’, atau ‘The Maha Awesta’ atau ‘Zendth Awesta’.
Para penganut Zoroaster atau kaum Parsis menyebut Tuhannya dengan sebutan ‘Ahora Mazda’. Kata ‘Ahora’ berarti Tuhan, dan kata ‘Mazda’ berarti bijaksana. Jadi ‘Ahora Mazda’ berarti Tuhan Yang Maha Bijaksana. Dia mempunya beberapa nama, dan nama-nama-Nya yang disebutkan di dalam kitab Dasatir. Misalnya, Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, Dia yang tidak mempunyai anak, Dia yang tidak memiliki asal dan tidak memiliki akhir, Dia tidak mempunyai bapak, ibu, istri dan anak. Dia tidak mempunyai rupa (gambaran), Dia berada diluar jangkauan pikir manusia, Tidak ada yang setara dengan-Nya, Tidak satupun orang yang bisa menyaksikan-Nya. Dia berada di luar jangkauan manusia. Dia lebih dekat daripada diri Anda sendiri.
Ada juga nama-nama lain yang diperuntukkan bagi Tuhan yang Maha Kuasa, sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Awesta yakni kitab suci yang lain dari agama Parsis ini. Disebutkan di dalam kitab Awestha, dalam kitab Kathas dan dalam kitab Yasna bahwa Dia adalah Sang Pencipta. Di dalam kitab Yasna, pasal 31 ayat 7 dan 11 dan juga disebutkan di ayat-ayat yang lain dalam kitab Yasna, pasal 44 ayat 7, pasal 50 ayat 11, pasal 51 ayat 7. Di banyak posisi ayat tersebut, Tuhan itu disebut dengan ‘Sang Pencipta’. Ia juga disebut ‘Yang Maha Perkasa’, ‘Yang Maha Besar’. Dalam kitab Yasna pasal 45 ayat 11, dan pada pasal 45 ayat 6, ia disebut sebagai ‘Yang Maha Pemurah’. Dalam kitab Yasna, pasal 33, ayat 11, dan kitab Yasna pasal 48 ayat 3, Dia disebut dengan nama ‘Yang Maha Pengasih’. Tidak kurang dari tujuh kali disebut hanya di dalam kitab Yasna, Tuhan disebut dengan nama/gelar ‘Yang Maha Pengasih’ yakni di dalam kitab Yasna pasal 43, ayat 4,5,7,8,11,13, dan 15. Beberapa kali dalam ayat-ayat yang lainpun demikian, Dia disebut dengan gelar ‘Yang Maha Pengasih’ yakni dalam kitab Yasna pasal 44 ayat 2, pasal 45 ayat 5, pasal 46 ayat 9, dan pasal 48 ayat 3.
Jadi, bila Anda perhatikan ayat-ayat kitab suci agama Parsis maka Anda akan memahami konsep yang benar mengenai Tuhan Yang Maha Esa di dalam agama Parsisme/Zoroasterisme.

Tidak ada komentar:

Laman