Selasa, 02 November 2010

Memahami Ajaran Syekh Siti Jenar (lemah Abang)

Syekh Siti Jenar sangat akrab bagi masyarakat Indonesia, terutama dikalangan Islam-Jawa. Riwayat biografinya masih banyak diselimuti dongeng atau fiksi semi ilmiah dari beragam versi.
Dalam buku ini dituliskan secara singkat biografi Syekh Siti Jenar, mulai dari beliau kecil, remaja, saat menimba ilmu di berbagai tempat di belahan dunia, hingga dia menjadi seorang wali di tanah Jawa.
Dalam Ajaran & Pemikiran Syekh Siti Jenar sangatlah sulit difahami oleh kalangan awam, karena itu saat membaca buku ini hendaklah bertanya kepada yang mengetahui maksud dan tulisan yang ditulis Syekh Siti Jenar sehingga kesalah pengertian dan kesalah pahaman dapat dihindari.
Buku ini tidak bisa hanya sekedar dibaca tapi perlu pemahaman dan perenungan yang dalam dan tentunya dasar-dasar Agama juga harus kuat sehingga tidak gampang tesesat atau terjebak oleh pikiran yang belum mencapai tataran pemahaman ini.
Karena sulitnya dipahami maka ajaran-ajaran Syekh Siti Jenar dianggap sesat, menurut saya yang sesat bukanlah ajarannya tapi yang memahami dengan kelirulah yang sesat dalam memahami ajarannya.
Langsung saja saya berikan contoh ajaran yang tertulis dalam buku ini..

140 Ajaran & Pemikiran Syekh SITI JENAR

2. "Jika ada seseorang manusia yang percaya kepada kesatuan lain selain Allah SWT, makaia akan kecewa karena ia tidak akan memperoleh apa yang ia inginkan".

10."Jika anda menanyakan dimana rumah Tuhan, maka jawabnya tidaklah sukar. Allah berada pada Dzat yang tempatnya tidak jauh, yaitu berada dalam tubuh manusia. Tapi hanya orang terpilih saja yang bisa melihatnya, yaitu orang-orang suci."

17."Saya ini bukan budi, bukan angan-angan hati, bukan pikiran yang sadar, bukan niat, bukan udara, bukan angin, bukan panas dan bukan kekosongan atau kehampaan. Wujud saya ini jasad, yang akhirnya menjadi jenazah, busuk bercampur tanah dan debu. Napas saya mengelilingi dunia, tanah, api, air dan udara kembali ke tempat asalnya, sebab semuanya barang baru bukan barang asli."

19."Syukur kalau saya sampai tiba di alam kehidupan yang sejati. Dalam alam kematian ini saya kaya akan dosa. Siang malam saya berdekatan dengan api neraka. Sakit dan sehat saya temukan di dunia ini. Lain halnya apabila saya sudah lepas dari alam kematian ini. Saya akan hidup sempurna, langgeng tiada ini dan itu."

47."Shalat lima kali sehari itu adalah pujian dan dzikir yang merupakan kebijaksanaan dalam hati menurut kehendak pribadi. Benar atau salah pribadi sendiri yang akan menerima, dengan segala keberanian yang dimiliki."

55."Kematian ada dalam hidup, hidup ada dalam mati. Kematian adalah hidup selamanya yang tidak mati, kembali ke tujuan dan hidup yang langgeng selamanya. Dalam hidup ini ada surga dan neraka yang tidak dapat ditolak oleh manusia. Jika manusia masuk ke surga berarti ia senang, bila manusia bingung, kalut, risih, muak dan menderita berarti ia masuk neraka. Maka kenikmatan mati tak dapat dihitung."

58."Segala sesuatu yang terjadi di alam ini pada hakikatnya adalah perbuatan Allah. Berbagai hal yang dinilai baik maupun buruk pada hakikatnya adalah dari Allah juga. Jadi sangat salah besar bila ada yang menganggap bahwa yang baik itu dari Allah dan yang buruk adalah dari selain Allah. Oleh karena itu Af'al Allah harus dipahami dari dalam dan dari luar diri manusia. Misalnya saat manusia menggoreskan pensil, disitulah terjadi perpaduan dua kemampuan kodrati yang dipancarkan Allah kepada makhlukNya, yaitu kemampuan gerak pensil. Tanah yang terlempar dari tangan seseorang itu adalah berdasar kemampuan kodrati gerak tangan seseorang, maksudnya Allah yang melempar ketika engkau melempar."

63."Kehilangan adalah kepedihan...Berbahagialah engkau, wahai musafir papa, yang tidak memiliki apa-apa. Sebab engkau yang tidak memiliki apa-apa maka tidak akan pernah kehilangan apa-apa."

66."Kekasih Allah itu ibarat cahaya. Jika ia berada di kejauhan, kelihatan sekali terangnya. Namun jika cahaya itu di dekatkan kemata, maka mata kita akan silau dan tidak bisa melihatnya dengan jelas. Semakin dekat cahaya itu ke mata kita maka kita akan semakin buta tidak bisa melihatnya."

67."Engkau bisa melihat cahaya kewalian pada diri seseorang yang jauh darimu. Namun engkau tidak bisa melihat cahaya kewalian yang memancar dari diri orang-orang yang terdekat denganmu."

70."Semua tharikat itu benar, hanya nama dan caranya saja yang berbeda. Justru "cara" itu menjadi salah dan sesat ketika sang salik menilai terlalu tinggi "cara" yang diikutinya sehingga menafikkan "cara" yang lain."

71."Di dunia ini manusia mati. Siang malam manusia berpikir dalam alam kematian, mengharap-harap akan permulaan hidupnya. Hal ini mengherankan sekali. Tetapi sesungguhnya manusia di dunia ini dalam alam kematian, sebab di dunia ini banyak neraka yang dialami. Kesengsaraan, panas, dingin, kebingungan, kekacauan dan kehidupan manusia dalam alam yang nyata."

85."Sesungguhnya, menurut ajaran Islam pun, surga dan neraka itu tidaklah kekal. Yang menganggap kekal surga dan neraka itu adalah kalangan awam. Sesungguhnya mereka berdua wajib rusak dan binasa. Hanya Allah Dzat yang wajib abadi, kekal,langgeng dan azali."

109." Karena saya di dunia ini mati, luar dalam saya sekarang ini, yang di dalam hidupku besok, yang di luar kematianku sekarang."

Seperti tersebut di atas itulah sebagian wejangan-wejangan yang tertulis dalam buku ini, sengaja tidak saya tulis sejumlah 140 karena ditakutkan bila tidak disertai penjelasan dapat mengakibatkan kesalah pahaman pembaca dalam memahaminya

Tidak ada komentar:

Laman