Selasa, 25 Mei 2010

Bhagavad Gita, APAKAH NAMA DARI KITAB SUCI HINDU?

Mayoritas orang Hindu menganggap Bhawagad Gita adalah kitab suci Hindu. Konon dikatakan dalam salah satu kitab suci bahwa bila Upanishad-Upanishad adalah lembu, Bhagawad Gita dianggap sebagai susu. Sesungguhnya, Bhagawad Gita adalah saripati dari Weda-Weda. Ia memang adalah penyajian terakhir dari Upanishad-Upanishad. Bhagawad Gita disajikan dalam bentuk percakapan antara Arjuna dan kusirnya sekaligus sahabatnya Krishna pada awal dari Perang Mahabharata. Sesaat sebelum pertempuran dimulai, Arjuna menolak berperang ketika dia melihat bahwa dia harus membunuh bangsanya sendiri. Krishna menasehatinya secara rinci atas berbagai subyek. Pada akhirnya, Arjuna menerima nasehat Shri Krishna dan bertempur dalam perang dahsyat itu. Bhagawad Gita terdiri dari delapan belas bab dan kurang lebih tujuh ratus sloka. Ia membahas secara mendalam semua yoga atau jalan untuk mencapai Tuhan. Ada berbagai versi dari Bhagawad Gita yang tersedia di pasar. Terjemahan dalam bahasa Inggris yang pertama dilakukan oleh Charles Wilkins pada tahun 1785, dengan kata pengantar oleh Warren Hasting, Gubernur Jenderal Inggris pertama di India. Tapi yang paling populer adalah terjemahan bahasa Inggris yang dikerjakan oleh Sir Edwin Arnold, dengan judul "The Song Celestial." (Nyanyian Abadi).

Bhagawad Gita memiliki jawaban untuk setiap masalah yang mungkin dihadapi oleh manusia dalam hidupnya. Bhagawad Gita tidak pernah memerintahkan seseorang mengenai apa yang harus dilakukan. Sebaliknya, ia memberikan plus dan minus dari setiap masalah dan keputusan terakhir diserahkan kepada orang yang bersangkutan. Dalam seluruh Bhagawad Gita kamu tidak akan menemukan satu barispun yang mulai dengan " Engkau tidak akan" (Thou shalt not).

Bila kitab suci Kristen bicara mengenai neraka abadi untuk para pendosa, Bhagawad Gita menyatakan keselamatan untuk semua orang dalam berbagai slokanya (4:36, 9:30, 9:32). Semua dari kita, apakah kita percaya pada Tuhan atau tidak, pada suatu saat, akan mencapai keselamatan (salvation). Hanya faktor waktu yang membedakan yang terbaik dan terburuk di antara kita. Bhagawad Gita menegaskan, "kebenaran akan membebaskan kamu."

AYAH, MENGAPA BHAGAWAD GITA MERUPAKAN KITAB SUCI YANG PALING PENTING BAGI ORANG HINDU?

Aku kira Bhagawad Gita merupakan kitab suci yang paling penting karena berbagai subyek yang didiskusikan dalam tujuh ratus slokanya. Ia mengajarkan pelenyapan keinginan dan ego. Ia menganjurkan kerja tanpa mementingkan diri sendiri. Ia mengajarkan berbagai cara untuk mengendalikan pikiran dan indriya. Seluruh pengajaran besar dari Kristus mengenai pemujaan (devotion) dan kesatuan dengan Tuhan kamu dapat dilihat dalam Bagawad Gita. Bhagawad Gita menjelaskan kesatuan dengan Tuhan dalam bab 11, 12, 13, 14 dan 18 dengan kata-kata seperti "masuklah ke dalamKu," "capailah Aku," "tinggallah dalamKu," "ejawantahkan Aku," "capailah Brahman," dst. Keindahan dari Bagawad Gita adalah bahwa ia meminta seorang manusia melakukan perobahan menyeluruh dari kesadarannya dari pada perobahan dalam gaya hidup dan penampakan luar. Ingatlah selalu bahwa setelah percakapan besar Bhagawad Gita Arjuna tidak menjadi pertapa, tapi sebaliknya bertempur dalam perang dahsyat menghancurkan musuh-musuhnya.

Kebanyakan kaum intelektual paling sedikit sekali dalam hidupnya membaca Bhagawad Gita. Aldous Huxley menulis dalam kata pengantar untuk The Song of God dari Swami Prabhavananda dan Christopher Isherwood, sebagai berikut : "Bhagawad Gita mungkin satu-satunya kitab suci yang paling sistematis mengungkapkan philsafat perenial philsafat abadi) ." Bhagawad Gita memenangkan minat dan perhatian dari para intelektual seperti Von Humboldt dari Jerman dan Ralph Waldo Emerson dari Amerika Serikat. Ia juga mempengaruhi pemikir seperti Hegel dan Schoupenhauer.

Robert Oppenheimer, pemimpin pertama dari Komisi Energi Atom Amerika Serikat, benar-benar menggoncangkan dunia ketika ia mengutip satu sloka Bhagawad Gita (Bab 11:12) setelah menyaksikan percobaan peledakkan bom atom pertama di gurun pasir negara bagian New Mexico. Kemudian dalam dengar pendapat Kongres Amerika, ia mengatakan bahwa bom nuklir mengingatkan ia kepada Dewa Hindu Wishnu yang mengatakan, "Aku adalah Maut, penelan segala sesuatu."

Aku merasa seluruh kisah Mahabharata dengan perangnya yang dahsyat ditulis oleh Reshi Veda Vyasa untuk menciptakan suasana yang tepat untuk menyampaikan kepada dunia hukum tak tertulis dari alam semesta. Aku kira bahkan Batara Krishna dan Arjuna secara khusus juga diambil oleh Maharesi itu untuk menyediakan wawasan yang betul-betul berkuasa kepada kebenaran terakhir yang ingin diketahui oleh dunia. Sebagai contoh, bila aku mendiskusikan konstitusi Amerika Serikat bahkan seekor lalat pun tidak akan mau mendengarkan. Tapi bila Ketua Mahkamah Agung AS mengucapkan satu kata mengenai konstitusi AS, seluruh orang Amerika akan mendengarkan. Bila rincian dari konstitusi itu didiskusikan oleh Presiden dan Ketua MA Amerika Serikat, seluruh dunia akan mendengarkan. Analogi yang sama berlaku untuk narasi Bhagawad Gita. Bila ia ditulis seperti "Veda Vyasa mengatakan demikian," ia tidak akan dibaca oleh banyak orang, tapi karena ia ditulis sebagai sebuah percakapan yang hidup antara pemanah besar dunia, Pangeran Arjuna, dan guru terbesar dunia, Batara Krishna, pada permulaan dari perang besar Mahabharata, seluruh dunia dengan senang hati membacanya.

Legenda mengatakan bahwa setelah Veda Vyasa menulis Mahabharata, Reshi Narada mendesaknya untuk menulis Srimad Bhagawatam Purana dengan bantuan Ganapathi, sehingga bahkan orang biasapun dapat memahami semua pengajaran Bhagawad Gita dalam satu bentuk yang sangat devosional.

AYAH, MENURUT PENDAPATMU AJARAN-AJARAN DARI BHAGAWAD GITA LEBIH PENTING DARI PRIBADI KRISHNA?

Ini sesungguhnya pertanyaan yang amat sulit untuk dijawab. Kepada seseorang yang percaya Krishna adalah Kepribadian Mutlak dari Tuhan (the Absolute Personality of the Godhead), Krishna berada sejajar atau lebih tinggi dari ajaran-ajaran Bhagawad Gita. Tapi bagi ribuan intelektual di seluruh dunia, ajaran-ajaran dari Bhagawad Gita lebih penting dari Krishna karena mereka tidak mengetahui mitologi kita. Ketika mereka membaca Bhagawad Gita, mereka tidak akan membayangkan citra dari Gopi yang penuh warna, cakap dalam segala hal, dan suka bermain. Mereka mempelajari Bhagawad Gita seperti mereka mempelajari matematika, phisika atau kimia. Dalam ilmu pengetahuan, teori relativitas dan hukum-hukum tindakan (laws of action) lebih penting dari Einstein atau Newton. Dalam cara yang sama, para intelektual membaca Gita lebih sebagai "Ilmu pengetahaun dasar" (basic science) dari pada sesuatu yang diajarkan oleh Krishna. Dalam satu hal, ketika seseorang berpikir secara mendalam, orang itu akan dapat menemukan bahwa Krishna adalah gambaran mikrokosmik dari Yang Takterbatas.

Krishna menunjukkan bahwa "bentuk yang tak berbentuk" (shapeless shape or formles form) dari dirinya sendiri sebagai Viswarupa kepada Arjuna dalam bab sebelas dari Bhagawad Gita. Krishna mengatakan, "Arjuna, kamu tidak dapat melihatku dengan matamu, oleh karena itu aku memberikan kamu penglihatan suci. Lihatlah kekuatan Yogaku yang tertinggi." (Bab 11:18). Kemudian Arjuna melihat seluruh alam semesta dengan banyak bagiannya bersandar pada tubuh Tuhan dari segala Dewa (Bab 11:334). Dalam bab yang sama, mulai sloka 14 sampai dengan 31, Arjuna menjelaskan bahwa "bentuk yang tanpa bentuk" itu dalam detilnya. Jadi kita harus menyimpulkan bahwa Yang Mahakuasa turun sebagai Krishna dan dalam kata-ka tanya dia akan turun ke dunia lagi berkali-kali dalam bentuk yang berbeda-beda kapanpun dunia menghendakinya. Jadi sekalipun adalah normal bagi aku dan kamu untuk membayangkan satu pribadi menarik dari Krishna, adalah lebih baik untuk memahaminya sebagai Kekuasaan Tertinggi yang juga turun sebagai Buddha atau nabi-nabi lainya di dunia.

Melalui seluruh Bhagawad Gita, Krishna mengatakan "Akulah Jalan itu," dan "Datanglah kepadaKu." Dalam Injil Jesus Kristus membuat pernyataan yang sama beberapa kali. Krishna dan Kristus berbicara sama karena keduanya dating sebagai Kekuasaan Tak terbatas dalam bentuk-bentuk terbatas. Untuk memahami kata-kata abadi dari Kristus, seseorang memerlukan Bhagawad Gita dan kitab-kitab suci Hindu yang lain. Tanpa bantuan dari agama Hindu, orang bias sampai pada kesimpulan yang salah ketika ia mencoba menjelaskan kata-kata Krisus. Jesus Kristus berkata, "Dan bila mata kananmu bersalah terhadap kamu, cukil ia keluar, dan buanglah dari kamu, sebab sangat beruntung bagimu bahwa satu anggota tubuhmu akan hancur dan bukan seluruh tubuhmu akan dibuang di neraka," dan "bila tangan kananmu bersalah terhadap kamu, potonglah dia, dan buanglah dari dirimu; sebab itu lebih menguntungkan bagimu bahwa satu anggota badanmu hancur, dan tidak seluruh tubuhmu dibuang ke dalam neraka (Matthew 5:29,30 dan baca juga Mark 9:45,46,47). Bagaimana menjelaskan ini? Bila kamu membaca Bhagawad Gita, kamu akan melihat penjelasan yang sangat rinci mengenai apa yang dikatakan oleh Kristus. Dalam sloka 58 sampai 70 bab kedua, Krishna berkata, "Seluruh Indriya mempunyai kisah cinta dengan obyek-obyek perasaan. Sama seperti kura-kura yang menarik kakinya kedalam kulitnya (shell) ketika ia merasa ada bahaya mengancam, demikian pula orang bijaksana menarik indriya mereka ketika mereka melihat bahwa indriya tersesat dalam obyek-obyek indriya itu." Tanpa pengendalian yang sewajarnya, tiada seorangpun dapat mencapai Kebenaran Yang Mutlak (Tuhan) Tidakkah kamu pikir dengan penjelasan ini kamu bisa mengerti kata-kata abadi Kristus dengan lebih baik?

Kembali ke Bhagawad Gita, jalan manapun yang kamu tempuh, kamu akan mengikuti jalan yang benar. Bila kamu mengikuti ajaran Bhagawad Gita dalam cara yang sangat logis dan matematis, kamu akan mencapai keselamatan (moksha), karena Bhagawad Gita mengandung hukum taktertulis dari alam semesta. Pada sisi lain, bila kamu membacanya dengan penuh bhakti kepada Krishna dan bila kamu mengikuti Bhagawad Gita atas dasar bhakti, kamu juga akan mencapai keselamatan. Baik jalan intelektual maupun jalan bhakti akan menuntun kamu kepada Tuhan
Source : Ngakan Putu Putra

1 komentar:

dwajikak mengatakan...

Sebuah ulasan yang tidak memerlukan komentar, karena setiap komentar justru akan menjadikannya keruh. Biarkan kolam itu bening hingga kita bisa memandang indahnya ikan yg berrenang. Yang diperlukan hanyalah memandangnya (membacanya) dg kebeningan nurani. Salam.

Laman