Rabu, 17 Desember 2008

DUNIA DALAM DERITA

Alain Robert dari Perancis populer di dunia karena kemampuan memanjat gedung tinggi tanpa alat bantu, nah.. saudara pemirsa…Hasyim bin Arif juga terkenal karena perkara panjat memanjat. Lelaki berusia 22 tahun ini nekat memanjat menara tinggi sambil membopong bayinya yang baru berusia delapan bulan.
Aksi itu dilakukan Hasyim, lelaki warga Kelurahan Tapajeng, kecamatan Bantaeng, Sulawesi Selatan ini, setelah cekcok dengan istrinya. Menurut Hasyim, Mila istrinya sangat manja dan tak becus mengurusi suami, sementara Mila menganggap Hasyim selalu bersikap kasar dan suka memukul.
Mila akhirnya pulang kerumah orang tuanya. Anaknya, Aco yang berusia delapan bulan dibawa Mila ke rumah orang tuanya. Awalnya Hasyim bersikap cuek, namun setelah seminggu, Hasyim merasa gerah dan tak kuat menahan hasrat, sehingga berusaha untuk mengajak istrinya kembali ke rumah mereka. Mila menolak dan akhirnya Hasyim merebut Aco dari tangan Mila lalu kabur.
Diperjalanan, Hasyim melihat menara telepon seluler Pro XL dan tanpa berpikir panjang lagi dia langsung naik sambil membawa anaknya. Aksinya itu mengundang warga sekitar untuk menonton dan berusaha merayu Hasyim untuk mau turun. Karena Hasyim tidak juga mau turun, akhirnya polisi turun tangan dan menghimbau Hasyim untuk turun.
Mila yang datang kemudian berusaha untuk merayu suaminya agar turun. Hasyim jual mahal dan tetap ogah turun. Akhirnya Mila berinisiatif untuk pulang kerumah lalu kembali dengan membawa sepiring makanan dengan lauk pauk lengkap. Tanpa banyak bicara Mila duduk di depan makanan lalu berkata,” Ya udah…marah ya marah to pak, tapi mbok ya makan dulu…nanti penyakit mag-nya kambuh lho. Ayo turun…”.
Setelah empat jam lima belas menit berdiri di menara, akhirnya Hasyim turun dan langsung menyambar makanan yang tersedia. Mila bergegas mengambil anaknya Aco dan langsung pulang. Setelah makan Hasyim akhirnya naik kembali dengan harapan dapat menarik simpati istrinya untuk kembali. Tapi apa daya, istrinya dan seluruh warga yang tadi mengerubunginya sudah tak peduli. Hasyim dibiarkan sendiri bergelantungan di menara. Karena tidak berhasil akhirnya Hasyim turun dan pulang ke rumah.
(cerita disadur dari majalah Gatra, 21 Agustus 2004 dengan penyesuaian cerita)

DUNIA DALAM CERITA

Kasus penembakan yang dilakukan oleh pelawak nasional Parto Patrio ternyata berbuntut panjang. Dua orang wartawan yang merasa dirinya terancam dengan perilaku Parto melakukan gugatan atas kejadian itu ke Mabes Polri di Jakarta.
Tindakan Parto yang mengacungkan senjatanya ke atas dan memuntahkan dua peluru karet dari senjata kaliber kecilnya itu ternyata menyebabkan dua wartawan infoteinment pingsan dan terpaksa dilarikan ke ruang gawat darurat rumah sakit Medistra Jakarta.
Setelah siuman, kedua wartawan itu melaporkan tindakan Parto dengan tuduhan menimbulkan rasa takut dan jijik kedua wartawan tersebut. Setelah di periksa dan dan dimintai keterangannya, ternyata kedua wartawan itu bukan terkejut atau terancam dengan senjata Parto, namun oleh aksi Parto mengangkat tangannya tinggi-tinggi sehingga menimbulkan bau yang tak sedap, sementara kerumunan orang pada saat sangat padat dan menyebabkan kedua wartawan tersebut pusing dengan bau yang ditimbulkan ketiak Parto. Dari kedua wartawan tersebut tuntutan kepada Parto hanya meminta agar Parto mengganti deodorannya dengan Rexona agar tidak Basket (basah ketek) dan bauket (bau ketek).

DUNIA DALAM KETAWA

Diberitakan dari kantor berita nasional ANTARA, seorang ibu mengadukan seorang ketua RT karena telah melakukan pelecehan terhadap dirinya.
Berita bermula dari seorang anak perempuan yang tak lain adalah anak dari si Ibu itu memanjat pohon Pak RT untuk mengambil buahnya yang sudah matang. Aksi anak tersebut diketahui Pak RT dan memergoki si anak tidak berselana dalam. Dan ketika anak tersebut ditanya kenapa tidak memakai celana dalam, si anak mengatakan bahwa dia tidak memilikinya. Pak RT lalu memberinya uang sebesar Rp.20.000,00 kepada si anak untuk membeli celana dalam.
Si anak pulang dan diberitakan memberitahu ibunya bahwa dia menerima uang Rp.20.000,00 karena telah memanjat pohon pak RT tanpa memakai celana dalam. Kemudian si ibu itu berpikir, kalau anaknya saja memanjat tanpa memakai celana dalam mendapatkan dua puluh ribu rupiah, apalagi dia.
Kemudian si Ibu yang tidak disebutkan namanya tersebut memanjat pohon buah pak RT tanpa memakai celana dalam dengan harapan dipergoki pak RT. Selang beberapa saat, pak RT datang dan melihat ada seorang ibu sedang memanjat pohon tanpa memakai celana dalam. Pak RT lalu menyuruh si Ibu turun dan memberinya uang dua ribu rupiah dan menyuruhnya membeli alat pencukur bulu.

DUNIA DALAM SENGKETA

Tidak ada komentar:

Laman