Minggu, 21 Desember 2008

"..."

Kekosongan…
Diatas, tak perlu atap untuk menudung kepala
Di bawah, tak perlu seinci tanah untuk menapak

Hati-hati…
Mereka yang tahu tidak bicara
Mereka yang bicara tidak tahu


Tao yang diucapkan bukanlah Tao yang sebenarnya
Ketika kau mampu membicarakan kebenaran maka yang kau katakan sudah buka lagi kebenaran

Ada sesuatu yang samar-samar sebelum bumi dan surga tercipta. Betapa tenangnya !betapa hampanya! Berdiri seniri, tidak berubah; berlaku dimana-mana, tidak pernah berhenti. Ia dapat dianggap sebagai ibu dari segalanya di bawah langit. Aku tidak tahu apa namanya, tetapi aku menyebutnya sebagai Tao.

Tao adalah sesuatu yang kabur dan terang.
Betapa kaburnya! Betapa tidak jelasnya!
Ya, meskipun ia telah menampakkan diri.
Betapa kaburnya! Betapa samarnya!
Ya, meskipun itu berupa benda-benda.
Betapa tidak terangnya! Betapa membingungkannya!
Ya, dalamnya adalah kekuatan jiwa.
Karena kekuatannya adalah kekuatan jiwa.
Karena kekuatan ini adalah yang paling benar,
Di dalamnya ada keperccayaan.

Prinsip tao adalah spontanitas

Benda-benda tercipta di sekeliling kita, tapi tak seorang pun tahu dari mana. Mereka ingin keluar, tapi tak seorangpun tahu pintu gerbangnya. Seluruh manusia dan seluruh nilai yang menjadi bagian dari pengetahuan telah diketahui. Mereka tidak tahu bagaimana mengambil manfaat dari Yang Tak Diketahui untuk mencapai pengetahuan. Bukankah ini sebuah ketersesatan.

Tao yang agung mengalir kemana-mana,
Ke kiri dan ke kanan.
Semuanya bergantung padaNya untuk menjadi ada,
Dan tidak meninggalkan mereka semua.
Karena kepandaianNya ia tidak menuntut apa-apa
Dia mencintai dan memelihara segalanya
Tanpa menjadi tuan bagi segalanya.

Ada satu hal: diatas, ia menyangga langit; dibawah, ia menjunjung Bumi
Ia adalah gelap seperti vernis, selalu aktif menjalankan fungsinya.

Manakala manusia superior mendengar tentang Tao,
Ia akan melaksanakannya dengan segenap kemampuannya.
Manakala manusia biasa mendengar tentang Tao,
Ia terkadang melaksanakannya, dan terkadang melupakannya
Manakala manusia inferior mendengar tentang Tao,
Ia akan tertawa terbahak-bahak
Jika ia tidak tertawa, maka, jelas, ia bukan tao.

Hentikan kepintaranmu, maka tak akan ada kegelisahan!…
Manusia sebenarnya sangat bahagia, seperti ketika menikmati perjamuan,
Atau seperti mendaki sebuah menara musim semi.
Aku sendiri merasa tentram, dan tidak membuat sebuah tandapun,
Seperti bayi yang belum bisa tersenyum;
Sedih seperti aku tak punya tempat untuk berpulang.
Yang lain mempunyai lebih dari cukup,
Dan aku sendiri yang nampaknya masih berangan-angan.
Mungkin miliku adalah pikiran yang bodoh,
Yang sangat dungu!
Yang vulgar sangatlah jelas,
Dan aku sendiri yang nampaknya menjadi bebal.
Yang vulgar bersifat memilah-milah,
Dan aku sendiri yang nampaknya menjadi tumpul.
Aku lalai sebagaimana jika menjadi tak jelas;
Tertiup angin, seperti tak punya pegangan.
Manusia umumnya mempunyai sesuatu untuk dikerjakan,
Dan aku sendiri yang nampaknya menjadi tidak praktis dan janggal.
Aku sendiri berbeda dengan yang lain,
Tapi aku mencari makanan dari sang ibu (Tao)

Manusia yang berkarakter (te) tinggal di dalam rumah tanpa melatih pikiranannya dan bertindak sekehendak hatinya tanpa rasa khawatir. Gagasan tentang baik dan buruk, pujian dan celaan terhadap yang lalin, sama sekali tak mengganggunya. Manakala di dalam empat lautan semua orang dapat menikmati dirinya, maka kebahagiaan untuk manusia berkarakter te tersebut…kesedihan yang tergurat pada wajahnya, ia bak bayi yang kehilangan ibunya; menampilkan kebodohannya, ia bak orang terseseat dan tak menemukan jalannya. Ia punya banyak uang untuk dibelanjakan, tetapi tak tahu dai mana datangnya uang tersebut. Dia makan dan minum berkecukupan, tapi tidak tahu dari mana datangnya makanan tersebut.

Hentikan kepandaian; buang pengetahuan
Dan manusia akan mendapat keuntungan berlipat ganda
Hentikan “kemanusiaan’; buang kebaikan,
Dan manusia akan menerima kembali cinta dari orang-orangnya.
Hentikan kepandaian; buang asas kegunaan,
Dan takkan ada lagi pencuri dan perampok…
Menjadi tak dibuat-buat;
Hargai ketulusan hati;
Ytekan keindividuan;
Kurangi hasrat-hasratmu.

Setelah aku melayani…untuk jangka waktu sekitar tiga tahun, pikiran saya tak lagi berspekulasi untuk berbicara tentang hal-hal yang menguntungkan atau yang merugikan. Selanjutnya, untuk pertama kalinya, guru saya melimpahkan berkahnya dengan memandang sekilas pada saya-dan itu merupakan segalanya.
Setelah lima tahun perubahan terjadi; pikiran saya merefleksikan benar dan salah, dan bibir saya mengucapkan sesuatu tentang keuntungan dan kerugian. Dan untuk pertama kalinya, raut muka guru saya terlihat santai dan beliau tersenyum.
Setelah tujuh tahun, ada perubahan lagi. Saya membiarkan pikiran saya merefleksikan apa yang akan terjadi, tapi tak lagi berisi benar atau salah. Saya membiarkan sama sekali mulut saya berbicara apa saja, sesuka hatinya, tapi mereka tak lagi bicara tentang keuntungan dan kerugian. Dan akhirnyanya, guru saya membawa saya duduk di matrak berdampingan denganya. Setelah sembilan tahun. Pikiran saya memberikan kendali bebas terhadap refleksi sendiri, keuntungan dan kerugian, saya tidak punya pengetahuan tentangnya, sama seperti ketika menyuruh diriku sendiri atau yang lain…yang dalam dan yang luar, internal dan eksternal telah bergabung menjadisatu kesatuan. Setelah itu, tak ada lagi jarak antara mata dengan telinga, telinga dan hidung, hidung dengan mulut: semuanya sama. Pikiran saya membeku, tubuh saya tercerai berai, daging dan tulang saya semuanya meleleh secara bersamaan. Sama sekali tak sadar apakah tubuh saya ini sedang istirahat, atau apa yang ada di bawah kaki saya. Saya kehilangan diri dan seperti mengambang dan seperti di udara, seperti jerami kering atau daun yang gugur dari pepohonan. Sebenarnya, saya bahkan tak tahu, apakah saya yang mengendarai angin atau angin yang mengendarai saya.

Saya yang mabuk jika terjatuh dari sebuah kereta, meskipun mungkin ia menderita, tapi ia tidak mati. Tulangnya sama dengan yang lain. Jiwanya dalam keadaan yang aman. Ia dalam keadaan tak sadar waktu kengendarai kereta; ama seperti waktu ia terjatuh. Gagasan mengenai hidup, mati dan ketakutan, tak bergemuruh di dadanya; dan ia tidak menderita waktu bertumbukan dengan benda-benda lain. Dan jika kondisi jiwa yang aman seperti itu dapat diperoleh dari anggur, maka dapat dibayangkan, betapa besarnya kondisi jiwa aman yang dapat diperoleh dari spontanitas.

Bayi melihat segala sesuatu tanpa berkedip; hal ini disebabkan matanya tidak terfokus pada sebuah obyek tertentu. Ia pergi tanpa tahu kemana ia pergi, dan berhenti tanpa tahu apa yang ia kerjakan. Ia menyatukan dirinya dengan sekelilingnya dan bergerak bersamanya. Ini adalah prinsip kesehatan jiwa.

Jika kamu mengatur rubuhmu dan menyatukan

Tidak ada komentar:

Laman