Kamis, 27 Agustus 2009

SHAUM TAK PERLU RAZIA

Catatan Malam pertama…
Ada razia para pelacur, ada razia warung nasi, ada razia minuman keras, ada razia klub malam. Setelah itu, Ramadhan berakhir dan pelacuran, minuman keras, klub malam dan perjudian kembali marak. Lantas maunya apa?
Saya tetap berharap kepada orang-orang yang tidak shaum untuk menghormati orang mukmin yang sedang shaum sama halnya ketika kita saling menghormati keyakinan orang lain dibulan-bulan lainnya. Saya rasa, yang tidak shaum pun akan berusaha untuk tidak terlihat secara kasat mata kalau memang tidak shaum. Kalaupun ada yang terang-terangan tidak shaum di tempat umum pada saat shaum, anggap saja itu godaan yang Tuhan persiapkan untuk orang yang sedang shaum.
Jadi kenapa harus ada razia di bulan Ramadhan? Kalau kita menginginkan orang lain untuk menghormati orang yang sedang shaum, mengapa kita juga tidak menghormati orang yang tidak shaum? Toh kalau masalah pahala dan dosa mah ditanggung sendiri-sendiri! Ngamuk, razia dengan demonstrasi, merusak dan menghujat orang yang tidak menghormati Ramadhan justru mengotori Ramadhan itu sendiri dibandingkan dengan orang yang tidak shaum. Orang tidak shaum karena tidak beriman sementara orang yang shaum adalah orang yang beriman sehingga seharusnya tidak tergoda oleh orang yang tidak shaum dan tidak tergodajuga untuk melakukan tindakan yang mubazir.
Saya kira bulan Ramadhan juga tidak akan berkurang kemuliaannya hanya karena ada orang yang tidak “Shaum” di bulan Ramadhan! Jadi, kenapa harus repot melakukan razia?
Mengapa kita harus memaksa orang untuk menghormati bulan Ramadhan sih! Bulan Ramadhan itu mulia bagi kita yang melaksanakannya. Bukan untuk orang-orang yang tidak melakukan shaum, jadi biarkan mereka menganggap bulan Ramadhan sama saja dengan bulan-bulan lainnya.
Kalau kita melihat ada orang yang mabuk di tengah jalan pada saat bulan ramadhan, apakah kita harus memukulnya, memakinya, meneriakinya sebagai penghuni neraka dan tidak tahu etika karena tidak menghormati kita yang sedang berpuasa? Khan lebih baik kita pikirkan bahwa dia adalah utusan Tuhan untuk menguji keimanan dan daya tahan kita yang sedang berpuasa? Siapa tahu kemaksiatan yang terjadi selama bulan Ramadhan adalah para utusan Tuhan yang memang ditugaskan untuk menguji keimanan dan kesabaran kita. Karena kalau Tuhan mau, sebenarnya Syetan aja diikat tangan-tangannya untuk tidak bisa menggoda kita, sehingga Dia utus Syetan dari kalangan manusia. Kalau begitu, masa kita marah kepada syetan-syetan yang memang tidak mungkin berpuasa?

21 Agustus 2009

Tidak ada komentar:

Laman