Minggu, 18 Oktober 2015

PEMUDA, MENGENAL DIRI MENGEMBANGKAN POTENSI


Dalam sejarah bangsa ini, peran pemuda terbukti sangat penting, khususnya dalam mempelopori berbagai aktivitas perjuangan bangsa, misalnya dalam proses berdirinya organisasi modern sebagai alternatif perjuangannya merebut kemerdekaan. Semangat itu terus berkembang dan menjadi sebuah janji yang kemudian disebut SUMPAH PEMUDA. Mengapa pemuda? Bukan sumpah remaja atau sumpah dewasa? Begitu juga menjelang proklamasi, salah satu penggagas justru lahir dari kalangan pemuda. Lalu kemana golongan remaja serta dewasa?
Lalu siapa "pemuda" itu?
Jika bicara pemuda, yang terbayang adalah sesosok manusia yang berdiri tegak dengan tangan mengepal meninju langit. Tidak peduli apakah dia masih remaja atau sudah dewasa. Tatapan lurus ke depan dengan sorot mata yang tajam penuh wibawa. Benarkah gamabaran sosom pemuda tersebut?
Bicara pemuda kita tidak lagi bicara umur. Lain halnya dengan jika kita bicara, anak, remaja, dewasa dan tua, makanya jangan heran jika ada organisasi kepemudaan isinya justru orang tua yang masih mengaku jiwa muda. Pemuda adalah gambaran sebuah semangat dan gairah dalam sebuah fase kehidupan manusia yang membuat hidup serasa memiliki makna dan nilai.
Karena pemuda tidak identik dengan batasan usia, maka semua golongan berhak merasa "muda" dan itu nampak dari seberapa besar semangat dan gairah dia dalam menjalani hidup.  Namun demikian, untuk bisa dikatakan pemuda, kita harus mengidentifikasi ciri-cirinya sehingga tidak mudah dimanipulasi atau dibohongi oleh orang-orang yang mengaku sebagai pemuda.
Saya ingin sedikit berbagi tentang beberapa gambaran ciri atau karakter dari seorahg pemuda, diantaranya:
Pertama, memiliki semangat dan vitalitas hidup yang tinggi. Perhatikan langkah seseorang tatkala sedang berjalan, dari hentakan dan dorongannya kita bisa melihat apakah seseorang tersebut memiliki semangat tinggi atau tidak. Semangat ini akan berdampak pada bagaimana dia menghadapi dan menjalani hidupnya.
"Ah..yang tahun lalu juga begini". "Kalau sudah enak begini, kenapa harus begitu...?" adalah beberapa contoh lontaran kalimat dari orang yang sudah patah semangat dan menurun daya vitalitasnya. Dan yang begini, sudah tidak layak mengaku pemuda.
Kedua, anti kemapanan atau moger (mo gerak). Dewasa atau tua adalah sebuah fase dalam hidup yang ditandai dengan kemapanan hidup, baik secara ekonomi maupun psikologi. Orang dewasa atau tua sudah sulit untuk mau berubah, kemapanan sudah membuatnya enggan untuk berhadapan dengan resiko besar yang bisa menggoyahkan kenyamanannya. Nah, pemuda adalah lawan dari sikap kemapanan. Jangan heran kalau perubahan dibidang politik, sosial dan budaya selalu dipelopori oleh pemuda, bukan orang tua.
Orang yang sudah lama menduduki sebuah jabatan yang sama dan merasa bahwa itu nyaman baginya, akan menolak dengan berbagai cara usulan perubahan atau kreatifitas karena itu dianggap mengganggu kenyamannya. Jadi hukna masalah usia biakn?
Ketiga, mempelopori perubahan. Tidak akan berubah nasib suatu kaum sampai kaum tersebut mau merubah nasibnya sendiri. Siapa yang ingin berubah? siapa yang menggerakkan sebuah perubahan? Yang remaja? ah mereka belum punya keberanian! yang dewasa? ah mereka takut tidak nyaman! Lalu siapa? pemuda adalah satu-satunya harapan!!!
Mempelopori sebuah perubahan membutuhkan energi lebih karena berhubungan dengan usaha merubah sebuah paradigma, kepercayaan atau sebuah keyakinan yang sudan berurat dan mengakar dalam kehidupan seseorang. Energi ini diperlukan karena setiap perubahan akan berhadapan dengan penolakan bahkan tentangan dari orang yang merasa sudah nyaman dengan posisi, jabatan atau kedudukannya, sehingga hanya kaum pemuda yang mampu melakukan perubahan dengan cara memulainya sendiri.
Nah, setelah membaca artikel ini, masihkan kita ngotot merasa masih jadi pemuda atau merasa sudah menjadi pemuda? Jangan-jangan, kita masih merasa jadi pemuda karena kita sudah tua!  Jangan takut dengan pertambahan usia jika kita masih mau berubah, masih memiliki semangat hidup atau masih memiliki keinginan untuk menjadi pelopor sebuah perubahan.
Cara membuktikan "kepemudaan" kita adalah dengan memulai untuk terus selalu menjadi lebih baik di lingkungan terkecil kita seperti keluarga, sekolah atau tempat kerja. Pahami diri sendiri, lalu kembangkan potensi yang ada agar semangat kepemudaan terus tumbuh dalam diri kita, berapapun usia kita!
salam.

imamwibawamukti

Tidak ada komentar:

Laman