Minggu, 29 Maret 2009

“TUHAN” ITU TIDAK ADA

Hati-hati dengan judul diatas! Saya yakin akan banyak protes bila hanya melihat judulnya saja!

Pernahkah kita mendengar ada dua golongan bertengkar karena keduanya mengatasnamakan TUHAN? Mereka dari golongan agama yang sama, dengan Tuhan dan Nabi yang sama. Lantas apa yang mereka permasalahkan sampai harus berlomba mencabut nyawa dari saudara-saudara sendiri?
Apakah Tuhan memang harus dibela dengan darah? Apakah memang itu tujuan Tuhan menciptakan manusia dengan segala fitrahnya ? Apakah Tuhan tidak sanggup membuat dunia ini satu jenis warna kulit manusia, satu bangsa, satu bahasa, satu agama dan satu simbol Tuhan?
Bagaimana kalau sekarang kita tinggalkan Tuhan sebagai simbol namun menjadikannya kesadaran bahwa kita berasal dari satu Tuhan, siapapun Dia! Bagaimana kalau kita berhenti memperlakukan Tuhan sebagai anak kecil yang menunggu dibela dan merengek meminta permen umat yang lainnya. Berhentilah menganggap Tuhan sebagai Akuntan yang terus menghitung manusia dari sudut jumlah dan mengklasifikasikannya dalam kategori untung dan rugi. Berhentilah juga menganggap Tuhan sebagai pengacara yang hanya akan membela siapapun yang membayarnya, dipihaknya, dan berhubungan dengan kepentingannya! Tentunya Tuhan bukan anak kecil yang perlu dibela bukan? Tentunya Tuhan bukan perengek permen dari jatah umat lain bukan? Tentunya Tuhan bukan akuntan yang hanya tahu untung dan rugi bukan, juga Tuhan tentunya bukan pengacara busuk yang menunggu kesempatan untuk meraih keuntungan dari sebuah proses mencari keadilan khan?
Tuhan itu Dzat, bukan simbol dari sebuah gambar, kumpulan huruf atau sebaris mantra! Tuhan adalah Dzat awal dan akhir yang mewujud dalam segala bentuk ciptaannya. Tuhan tentunya bukan Tuhan satu agama dan satu bangsa. Tuhan menciptakan semua alam semesta dan pasti bertanggungjawab atas semuanya. Tuhan tidak cuci tangan setelah penciptaan selesai dan Tuhan tidak istirahat setelahnya. Jadi tentunya kita semua tahu Tuhan ada dalam setiap gerak manusia. Lantas masih perlukah kita berteriak dan menghujat atas nama-Nya?
Jadi mari kita renungkan! Dimasa depan akan ada satu agama dan satu Tuhan. Agama yang diyakini oleh semua manusia, yaitu keyakinan bahwa Tuhan memberi makna atas keberbedaan. Sebuah rasa saling menghargai perbedaan tentang simbolisasi dan pencitraan Tuhan.
Semoga!

Bandung 28 Maret 2009

Tidak ada komentar:

Laman