Bagian 1: Pertanyaan abadi dan asal mula manusia
Landasan Berpikir
Saya tidak pernah mempermasalahkan tentang kiamat atau tidak, hancur atau tidak, bencana global atau bukan. Saya lebih tertarik dengan landasan berpikir dan teori alternative yang digulirkan untuk kemudian menyimpulkan bahwa akan terjadi “kiamat” pada tahun 2012.
Landasan berpikir para penganut atau yang mempercayai akan terjadinya “kiamat” pada tahun 2012 bukan lagi hanya berpijak pada fakta yang bisa diamati oleh akal dan pengetahuan yang ada, tapi juga dengan berlandaskan pada sejarah bumi, manusia bahkan mitos, manuskrip, perkamen atau tulisan-tulisan kuno. Sebuah revolusi pemikiran yang cukup menarik setelah kita dicekoki dengan berbagai rumus, hipotesis dan metode pemikiran yang hampir seragam. Selama ini kita digiring untuk memuja akal dan panca indera dan “dipaksa” untuk menanggalkan insting, nurani, kata hati bahkan agama. Orang-orang yang mengaku kaum rasionalis menganggap bahwa nurani, insting, kata hati, wangsit, wahyu atau agama hanyalah impian, abstrak, tidak logis dan sulit dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Padahal berapa banyak teori, ilmu, rumus atau teknologi yang ada sekarang merupakan wahyu, impian, insting dan hasil insting manusia. Bagaimana Archimides mendapatkan pencerahan ketika putus asa untuk menimbang makota raja. Bagaimana Newton mendapatkan ”wahyu” ketika sedang istirahat dibawah pohon apel, bagaimana da Vinci menggambarkan mimpi-mimpinya tentang jam, pesawat, alat ungkit dan lainnya. Bagaimana agama banyak memberikan inspirasi tentang astronomi, asal mula kehidupan bahkan perkembangan teknologi saat ini. Lantas mengapa sekarang kita masih sombong dengan akal kita yang hanya mampu kita gunakan tidak lebih dari 10% dari kemampuan yang sebenarnya?
Jadi, kalau saya sekarang ingin mengupas tentang ”kiamat” 2012, bukan berarti ingin menjadikan peristiwa itu sebagai sebuah kesimpulan, namun justru menjadi titik awal dari uraian sesuatu yang lebih berharga dan sangat sangat menarik, yaitu tentang asal mula kehidupan dan asal mula peradaban!
Pertanyaan Abadi
Selama ini, saya masih juga mencari jawaban-jawaban dari beberapa pertanyaan abadi umat manusia. Pertanyaan yang akhirnya melahirkan budaya, peradaban dan agama. Begitu banyak pertanyaan yang sampai saat ini belum bisa dijawab dengan pasti, sehingga manusia terus berputar dan berpikir menjawab semua itu dengan segala keterbatasan akalnya. Pemikiran dan perenungan ini menciptakan ilmu, teori atau kesimpulan. Namun tetap tidak mampu menjawab pertanyaan abadi itu. Lantas, teori dan kesimpulan dahulu dijadikan pijakan awal bagi lahirnya ilmu baru dan teknologi baru. Terjawabkah pertanyaan abadi itu? Tidak! Bahkan peradaban dan teknologi yang lahir semakin menjauhkan manusia dari hakekat kelahirannya di alam semesta ini untuk menjawab pertanyaan abadi, namun terjebak pada hasil dan dampak dari perkembangan ilmu dan teknologi. Sangat duniawi, akali dan jasmani.
Kepekaan nurani berganti menjadi kepekaan jasmani untuk memenuhi segala hasrat hewani. Akal budi tertindas oleh logika dan perangkat yang dibuat se-logis mungkin sehingga dapat terukur. Sistem yang berlandaskan kata efektif efisien telah mematikan kemampuan manusia untuk menikmati dan merenungkan hakekat kehidupan dengan ukuran waktu dan hasil. Tak ada ruang bagi waktu untuk lamunan dan mimpi, tak ada waktu untuk memberi ruang bagi kontemplasi dan perenungan mendalam tentang hakekat hidup.
Pertanyaan abadi yang telah menghantarkan manusia dengan segala kemajuan dan kemunduran sekaligus tersebut diantaranya adalah tentang kematian. Apa itu mati, kemana kita setelah mati, mengapa harus mati kalau kita diberi hidup, bagaimana mempersiapkan diri dalam menjemput mati.
Ketakutan manusia akan mati jauh lebih menegangkan ketimbang menyusuri jejak asal mula kehidupan itu sendiri. Bahkan bisa jadi ketakutan manusia akan kematian-lah yang menyusun peradaban setahap demi setahap atau bisa jadi misteri kematian jauh lebih berperan dalam lahirnya agama-agama dibandingkan dengan misteri asal mula dan hidup itu sendiri.
Manusia kemudian terbagi menjadi dua kelompok, yang percaya kehidupan setelah mati dan yang tidak percaya adanya kehidupan setelah mati. Dan hebatnya, kedua aliran ini memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kehidupan itu sendiri.
Pertanyaan kedua adalah asal mula kehidupan. Bagaimana alam semesta ini tercipta, bagaimana manusia bisa ”ada” seperti yang sekarang ini, dan apa tujuan hakiki dari ”keberadaan” kita di dunia ini. Ada ketegangan dalam diri saya setiap melihat film, membaca novel fiksi atau non fiksi, legenda, mitos atau artefak yang bersinggungan dengan asal mula hidup. Ini penting! Penting sekali! Bagi saya, dengan mengetahui asal mula kehidupan, maka kita akan tahu misi atau tujuan dari ”keberadaan” manusia di alam semesta ini. Dan akhirnya, saya bisa tahu kemana kemungkinan saya setelah mati.
Saya bukannya tidak meyakini dogma, firman dan ajaran agama-agama yang ada selama ini. Saya hanya tidak ingin agama saya, ilmu saya selama ini membuat otak dan akal saya terpasung untuk berpikir. Berpikir dalam segala hal termasuk pertanyaan tentang hidup dan mati. Jangankan tentang hidup dan mati, tentang sebuah perintah atau larangan dalam agama pun saya selalu kritisi dengan akal dan pikiran. Dan tak jarang ketika pikiran saya mentok karena keterbatasan ilmu, maka saya kemudian meyakini total ajaran dan perintah agama tersebut. Ketika ada yang mengatakan bahwa laki-laki tidak dilarang poligami, tapi wanita tidak diperbolehkan poligami maka pikiran saya mencoba mencari-cari pembenaran tentang itu, apakah itu sebatas salah penafsiran, akibat dari budaya yang paternalistik, bagian dari sejarah, sunnah Rasul atau memang menyimpan hikmah yang belum terungkap.
Pertanyaan ketiga adalah tentang Tuhan. Mengapa Dia ada, mengapa harus ada, dan mengapa harus menujukkan ”keberadaannya” kepada manusia.
”Kiamat 2012”, Memberikan Alternatif Jawaban.
Dari dulu saya tidak percaya kalau ada isu tentang waktu-waktu akan terjadinya kiamat. Ada orang yang menjadikan hitungan-hitungan dalam agama sebagai acuan dan ada juga yang menggunakan perhitungan astronomi, ramalan nenek moyang maupun hanya sekedar wangsit.
Mungkin baru berita sekarang ini saya agak menyempatkan waktu mencari-cari informasi dari semua hal yang berhubungan dengan kiamat 2012. Ada beberapa hal yang membuat saya tertarik, diantaranya yaitu digabungkan beberapa fakta ilmiah dengan legenda, mitos dan cerita-cerita dari tulisan masa lampau. Nanti kita bahas sepintas.
Alasan kedua adalah disentuhnya beberapa hal yang berhubungan dengan asal mula manusia.
Dan yang ketiga adalah sedikit membahas tentang ”Tuhannya” orang-orang terdahulu dan memberikan inspirasi bagi lahirnya agama-agama dikemudian hari termasuk agama yang berkembang saat ini.
Keempat, tentang adanya gerakan manusia dalam menyongsong masa depan, dalam hal ini kiamat itu sendiri. Kelima, beberapa teori baru tantang DNA, Evolusi, UFO, alien dan Seleksi alam.
Jadi, terlepas dari benar atau tidaknya kiamat tersebut terjadi, saya lebih tertarik pada landasan berpikir dan teori yang mendukungnya walaupun diselimuti dengan berbagai mitos dan legenda. Mungkin memang itu bagian dari naluri manusia untuk selalu mencari jawab dari mimpi dan ketakutannya sendiri.
”Terima kasih Tuhan, engkau terus memberikan aku pertanyaan-pertanyaan baru seputar kehidupan ini, karena dengan pertanyaan-pertanyaan itulah aku merasa terus hidup, dalam kematianku sekalipun!”(Imam Wibawa Mukti, 25 Juli 2009).
Awalnya...
Kiamat! Sebuah kata yang paling menggetarkan umat manusia dan ada dalam semua agama dan kepercayaan. Situasi dimana alam semesta hancur, hilang dan kembali keasalnya. Ketiadaan! Kehampaan! Keheningan dan kegelapan total!
Benarkah itu akan terjadi 2012? Beberapa buku dan artikel tidak secara eksplisit menyatakan jelas apakah kiamat itu dalam arti hancurnya alam semesta atau hanya kehancuran bumi sebagai mikrokosmos dari alam semesta. Bahkan tersirat bahwa kiamat yang dimaksud hanyalah bentuk seleksi alam dari semakin sesaknya bumi oleh manusia.
Bumi ini tidak pernah bertambah luas dan volumenya, namun manusia sebagai penghuninya hampir menutupi seluruh bagian bumi. Mungkinkah bumi berdiam diri menampung dan menggendong hampir 6 milyar manusia saja? Apakah manusia juga akan mengalami nasib seperti dinosaurus yang dulu pernah mendominasi bumi dengan badannya sanga sangat sangat sangat besar itu? Dan kalau itu benar, seleksi alam seperti apa yang akan manusia alami menjelang kepunahannya?
Lantas, teori apa yang menimbulkan keyakinan pada beberapa orang bahwa 2012 akan menjadi akhir dari peradaban manusia yang sekarang dan diganti dengan peradaban manusia yang benar-benar baru itu?
Tahukah kita?
- Tentang Teori Evolusi!
- Tentang DNA!
- Artefak Peradaban Purba!
- Siklus Kehancuran Peradaban Manusia!
- Global Warming Adalah Akibat dan Bukan Sebab!
- Crops Circle!
Missink Link Dalam Teori Evolusi Darwin!
Tak perlulah saya mengungkapkan siapa dan apa isi dari teori Darwin. Semua dunia sudah mengetahuinya, walaupun mungkin belum benar-benar memahami. Dari beberapa tulisan yang mengulas teori Darwin saya menyimpulkan bahwa Dawin tidak pernah mengatakan manusia adalah keturunan monyet, tapi hanya seketurunan atau memiliki nenek moyang yang sama dengan monyet.
Namun lepas dari segala kontroversi pro dan kontra, teori evolusi darwin tentang asal mula kehidupan telah menjungkirbalikan kepercayaan manusia saat itu. Kepercayaan mayoritas manusia bahwa Tuhan menciptakan manusia dalam beberapa hari dan telah mewujud seperti sekarang ini.
Dalam buku Origin of Species (1859), Darwin menguraikan tentang keberanekaragaman fisik makhluk saat ini merupakan hasil dari seleksi alam. Hanya makhluk yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya-lah yang bisa bertahan sampai saat ini. Termasuk manusia.
Makhluk hidup yang paling sederhana diasumsikan telah berusia milyaran tahun yang lalu. Sementara manusia pernah diperkirakan muncul 500.000 tahun yang lalu. Namun seiring banyak ditemukannya berbagai fosil yang menunjukan bahwa manusia lebih tua dari itu, para ilmuan semakin bingung. Asumsi berubah total dan merubah anggapan semula dan mengatakan bahwa nenek moyang manusia pernah hidup 25.000.000 tahun yang lalu! Nenek moyang yang secara fisik memiliki kemiripan dengan manusia karena hanya mereka adalah kera yang berdiri tegak. Mereka diyakini telah hidup dan bertahan selama 14.000.000 juta tahun untuk kemudian berubah menjadi hominid (menyerupai manusia) dan butuh 11.000.000 tahun kemudian untuk berubah kembali menjadi homo (manusia).
Jenis pertama dari klasifikasi ini adalah Advanced Australopitecus dari Afrika sekitar 2.000.000 tahun yang lalu. Setelah sekitar 1.000.000 juta tahun, muncul Homo erectus dan ditambah lagi 900.000 tahun atau 50.000 tahun SM baru muncul jenis manusia primitif denan batu sebagai peralatan tercanggihnya.
Sekarang bayangkan! Alat yang dipakai oleh Advance Australopithecus dan Neanderthal yang merupakan manusia modern dan terpisah waktu 2.000.000 tahun ternyata memiliki peralatan dan teknologi yang hampir mirip! 2.000.000 tahun bro! Sebuah rentang waktu yang panjang, dan nenek moyang kita itu hanya mampu memakai batu tajam sebagai senjata!
Lantas dengan sangat tiba-tiba, 35.000 tahun yang lalu muncullah jenis homo sapiens di wilayah Mediterania setalah punahnya jenis Neanderthal akibat perubahan iklim yang ekstrim.
Jenis homo sapiens pertama ini diberi nama Cro Magnon dengan ciri memiliki tubuh layaknya manusia jaman sekarang dan tingkat intelektualitas yang sangat maju dibanding nenek moyang mereka. Mereka hidup di goa, mengenal pakaian, perkakas batu, kayu dan tulang yang sangat halus, membuat lukisan didinding goa, mengenal suatu kepercayaan dan ritual, mereka juga sudah berbicara sebagai alat komunikasi.
Mengapa bisa terjadi sebuah lompatan peradaban yang sangat revolusioner dalam waktu yang sangat singkat? Yang paling mengherankan adalah bukan keterbelakangan peradaban nenek moyang kita dahulu namun justru kemajuan peradaban kita yang sangat pesat! Karena kalau kita melihat sejarah perkembangan manusia dengan peralatan yang dipergunakannya, jika manusia memerlukan waktu 2.000.000 tahun untuk perkembangan batu tajam, maka untuk bisa mengenal alat dari logam paling tidak minimal harus memakan waktu 2.000.000 ahun lagi. Dan perlu 10.000.000 tahun lagi bagi manusia untuk bisa mencapai tahapawal ilmu pengetahuan. Tapi...hanya dalam waktu 50.000 tahun semenjak Neanderthal punah, Homo Sapiens mampu menerbangkan Manusia ke Bulan(?). (Mindkind Evolving, Theodosius Dobhansky)
Ada sebuah penemuan yang membuktikan sebenarnya, ada tahapan evolusi dimana peradaban manusia tidak mengalami kemajuan, bahkan malah menuju kemunduran. Dalam hitungan tahun antara 27.000 SM hingga 11.000 SM ditemukan bukti-bukti kkuat bahwa peradaban dan populasi manusia menyusut nyaris punah karena bencana katastropik. Namun tahun 11.000 SM itulah tiba-tiba muncul peradaban yang diawali dengan kemunculan homo sapiens dan langsung membawa peradaban yang sangat tinggi jauh melebihi nenek moyang sebelumnya pada tataran yang sangat fantastis baik dilihat dari aspek peradaban, budaya, ilmu dan teknologi.
Jadi evolusi dan seleksi alam benar-benar bisa terjadi pada periode Hominids sampai Neanderthal, tapi semenjak munculnya homo sapiens, terlalu naif bila kita mengatakan bahwa mereka adalah hasil dari evolusi yang sangat lambat itu, atau dari seleksi alam yang hampir membuat neanderthal musnah.
Pertanyaannya, siapa homo sapiens itu sebenarnya? Bagaimana bisa mereka melompati waktu evolusi yang lambat dengan kemajuan teknologi, pengetahuan dan peradabannya yang sangat revolusioner? Mungkinkah ada faktor yang turut berperan dalam proses lahirnya homo sapiens dan peradabannya itu?
(Bersambung, DNA kode dari ala, semesta?)
* Disarikan dari beberapa sumber
* Disarikan dari beberapa sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar