Tuhan menciptakan manusia karena cinta...setelah itu....????
Minggu, 28 Juni 2009
Masih disini
menyulam derita menjadi asa yang tak mungkin kusapa
menunggu kehampaan dalam juta gerak jasad dan gemuruh jiwa yang bertarung dalam harga dan kesempatan
Kekasihku...
kuurungkan mengabarkan keindahan yang sedang kuraih saat ini karena jiwaku pun tak lagi mengakui
namamu kusebut setiap saat dalam gelap
Sabtu, 20 Juni 2009
Jika Tuhan Membawa Engkau Kepada Cinta...
Ce : Mengapa kamu menyukai saya?
Co : Saya tidak dapat menjelaskan alasannya.
Tetapi saya sungguh menyukai engkau
Ce : Kamu bahkan tidak dapat memberikan alasan kepada saya
Bagaimana kamu dapat berkata menyukai saya?
Bagaimana kamu dapat berkata kamu mencintai saya?
Co : Saya sungguh tidak tahu alasannya,
tetapi saya dapat membuktikan bahwa saya mencintai kamu.
Ce : Bukti? Tidak!
Saya mau kamu menjelaskan alasannya.
Pacar kawan saya dapat berkata kepada kawan saya
bahwa dia mencintai kawan saya, tetapi kamu tidak dapat!
Co : Ok ok!!!
Hmm karena kamu cantik,
karena suaramu enak didengar,
karena kamu penuh perhatian,
karena kamu mengasihi,
karena kamu bijaksana,
karena senyummu,
karena setiap gerakanmu
Sayangnya, beberapa hari kemudian,
sang cewek mengalami kecelakaan dan mengalami koma.
Sang cowok kemudian menaruh surat di sisinya,
dan isinya sebagai berikut: ...
Kekasihku,
Karena suaramu yang merdu saya mencintaimu.
Sekarang dapatkah kamu berbicara?
Tidak!
Oleh karena itu saya tak dapat mencintaimu.
Karena kamu penuh perhatian dan peduli
maka saya menyukaimu.
Sekarang kamu tidak dapat menunjukkannya,
oleh karena itu saya tak dapat mencintaimu
Karena senyummu, karena setiap gerakanmu
maka saya mencintaimu
Sekarang dapatkah kamu tersenyum?
Dapatkah kamu bergerak?
Tidak!
Karena itu saya tak dapat mencintaimu..
Jika cinta memerlukan alasan,
seperti sekarang,
maka tidak ada alasan lagi bagi saya untuk mencintai engkau lagi.
Apakah cinta memerlukan alasan?
TIDAK!
Oleh karena itu, saya masih tetap mencintaimu
dan cinta tidak memerlukan alasan
Ketika mencintai seseorang
jangan pernah menyesal dengan apa yang pernah kamu lakukan
menyesallah terhadap apa yang tidak pernah kamu tidak lakukan.
Jika Tuhan membawa engkau kepada cinta..
Dia akan memampukan engkau untuk bisa mengatasinya.
Delapan Kado Terindah
Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi
orang-orang yang Anda sayangi.
KEHADIRAN
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai
harganya. Memang kita juga bisa hadir di hadapannya lewat surat, telepon,
foto atau faks. Namun dengan berada di sampingnya, anda dan dia dapat
berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan
intensif. Jadilah kehadiran anda sebagai pembawa kebahagiaan.
MENDENGAR
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang
lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Dengan mencurahkan
perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah
menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar
dengan baik, pastikan anda dalam keadaan betul-betul rileks dan bisa
menangkap utuh apa yang bisa disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu
menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini
memudahkan anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak
harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan manispun akan
terdengar manis baginya.
DIAM
Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai
untuk menghukum, mengusir atau membingungkan orang. Tapi lebih dari
segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang
karena memberinya ”ruang”. Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa
gemar menasehati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel.
KEBEBASAN
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki
atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku
mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan
adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah ”Kau bebas berbuat semaumu”. Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah
memberinya kepercayaan penuh untuk bertangung jawab atas segala hal
yang ia putuskan atau lakukan.
KEINDAHAN
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih
ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah
kado yang indah. Selain keindahan penampilan pribadi, andapun bisa
menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di
ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.
TANGGAPAN POSITIF
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran,
sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang
benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba
hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah
ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih
atas segala hal yang dilakukannya demi anda. Ingat-ingat pula, pernahkah
anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga
permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.
KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai
menjadi pertengkaran yang hebat. Bila anda memikirkan hal ini, berarti
anda siap memberikan kado ”kesediaan mengalah”. Kesediaan untuk
mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari
bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.
SENYUMAN
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman,
terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang
beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram,
bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat
untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali anda
menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi?
INILAH YANG MEMBUATKU RAGU KEPADA-MU
Ketika seorang pembantu disiksa oleh majikannya dengan biadab,
Ketika seorang isteri didzalimi oleh suaminya yang kejam,
Ketika seorang anak diterlantarkan oleh kedua orang tuanya,
Ketika si miskin hanya dijadikan komoditas bualan demi kepentingan politik sesaat,
Ketika si bodoh dikadali oleh mereka yang merasa dirinya pintar,
Ketika yang lemah dianiaya dan dibantai oleh mereka yang kuat,
Disaat itulah aku ragu pada_Mu...
Pertanyaan pokok yang sering menggangguku adalah...
DIMANA ENGKAU KETIKA SEMUA ITU TERJADI...?
Pembantu dibuai dengan perintah untuk bersabar diantara perihnya luka akibat disetrika dan disiram air panas
Isteri dibuai dengan janji sorga bagi kepatuhan kepada makhluk bernama suami diantara jeritan sakit akibat pukulan dan hinaan
Anak dibuai dengan nasehat untuk mentaati kedua orang tua diantara bongkahan kekecewaan kepada makhluk bernama orang tua
Si miskin diminta untuk ikhlas dengan kemiskinan karena itu akan memudahkannya masuk sorga diantara gelimpangan jenazah yang mati dalam kelaparan
Si bodoh diperintah untuk terus bodoh supaya tak bisa menggugat kebohongan diantara jerat ketidaktahuannya
PADAHAL ENGKAULAH YANG MENCIPTAKAN KAMI TANPA ATAS IJIN KAMI
Engkau cukup mengatakan bahwa DUNIA ADALAH URUSAN MANUSIA...!
Engkau cukup mengatakan bahwa ITULAH TAKDIR YANG SUDAH AKU GARISKAN...!
Engkau cukup mengatakan bahwa MANUSIA HARUS MEMPERBAIKI SENDIRI KEHIDUPAN...!
Engkau cukup mengatakan bahwa AKU TAHU YANG KALIAN TIDAK TAHU...!
Engkau cukup mengatakan bahwa ADA HIKMAH DARI SEGALA SESUATU...!
Lantas, dimana Engkau dan apa yang Engkau kerjakan setelah ini…?
Menciptakan mainan baru untuk kemudian Kau tinggalkan lagi...?
Engkau harus menampakan wujud di hadapan kami untuk membuktikan bahwa Engkau memang layak kami sembah dan dinobatkan menjadi TUHAN....!
Tangan-Mu sendiri yang harus memperbaiki kehidupan ini segera....!
Aku tak sadar dan tak pernah tahu kalau aku dulu pernah berjanji menjadikan-Mu sebagai Tuhan...
Aku tak pernah tahu bahwa menjadi pemimpin dunia ini karena gunung, langit, laut dan matahari menolak tawaran-Mu lalu kau serahkan tugas itu kepada manusia...
Siapa yang tahu....?
Saiapa yang sadar...?
Bandung, 13 Juni 2009 (13.20 wib)
Cinta Dan Waktu
Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda
abstrak : ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya.
Mereka hidup berdampingan dengan baik.
Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut
tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau
cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan
karena ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di
tepi pantai dan mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin
naik membasahi kaki Cinta.
Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu.
”Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak Cinta.
”Aduh! Maaf, Cinta!” kata Kekayaan.
“Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu
serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di
perahuku ini”.
Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali,
namun dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya.
“Kegembiraan! Tolong aku!”, teriak Cinta.
Namun kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga
ia tak mendengar teriakan Cinta.
Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin
panik. Tak lama lewatlah Kecantikan.
“Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!”, teriak Cinta
“Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti
kamu mengotori perahuku yang indah ini”, sahut Kecantikan.
Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu
lewatlah Kesedihan.
”Oh, Kesedihan. Bawalah aku bersamamu”, kata Cinta.
”Maaf Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja...” kata
Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.
Cinta putus asa. Ia merasakan air semakin naik dan akan
menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara.
”Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!”
Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan
perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air
menenggelamkannya.
Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi.
Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui
siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya
kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu.
”Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu” kata orang itu.
”Tapi mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan temanteman
yang mengenalku pun enggan menolongku” tanya Cinta heran.
”Sebab” kata orang itu
”Hanya Waktulah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu...”
Apakah Cinta Itu ?
Mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab,
Mereka yang bermain dengannya, menyebutnya sebuah permainan,
Mereka yang tidak memilikinya, menyebutnya sebuah impian,
Mereka yang mencintai, menyebutnya takdir.
Kadang Tuhan yang mengetahui yang terbaik, akan memberi kesusahan
untuk menguji kita. Kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmat-Nya bisa
tertanam dalam.
Jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya. Alasan yang
kadang sulit untuk dimengerti, namun kita tetap harus percaya bahwa
ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.
Mengapa menunggu?
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesagesa.
Karena walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembrono.
Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita cintai, kita
tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu.
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan duhulu,
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu,
Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu.
Pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yang kita inginkan, ketimbang
memilih apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai, ketimbang memuaskan
diri dengan apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat, Karena hidup ini terlampau
singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah, karena menunggu
mempunyai tujuan yang mulia dan misterius.
Perlu kau ketahui bahwa Bunga tidak mekar dalam waktu semalam,
Kota Roma tidak dibangun dalam sehari,
Kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan,
Cinta yang agung terus bertumbuh selama kehidupan.
Kebanyakan hal yang indah dalam hidup memerlukan waktu yang lama, Dan
penantian kita tidaklah sia-sia.
Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal - iman, keberanian, dan
pengharapan - penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun
bayangkan.
Pada akhirnya. Tuhan dalam segala hikmat-Nya, meminta kita menunggu,
karena alasan yang penting.
Batu di dalam telaga itu....!
"batu itu masih ada didalam telaga. Batu yang kita buang bersama dan menyebabkan air telaga bergelombang sesaat. Tapi walalupun kini telaga itu tenang, batu itu senantiasa ada didasar telaga"
Entah apa maksudmu mengatakan itu....
Aku hanya mau berkata, aku tak berniat untuk mengambil batu itu dari telaga kita
aku tak ingin batu hilang dan terbuang di tempat yang tidak kita sepakati
aku hanya ingin batu itu senantiasa ada disana sebagai tanda bahwa kita pernah berdua disana memadu komitmen bersama untuk berpisah
kau katakan...
"semua masa lalu tidak mungkin kurengkuh dengan mengorbankan masa depan"
aku tak bermaksud untuk mencuri ingatanmu mu ke masa lalu
aku pun tak bermaksud untuk menculikmu agar hilang dan sirna di masa depan
biarlah waktu yang membuat kita mengambil keputusan
disini, sekarang atau kemarin...
Selasa, 16 Juni 2009
ATASI BLOGGER BLOK !
Dan sekarang saya sedang mengalaminya! Bukan tanpa alasan, akhir-akhir ini saya sangat menyenangi ”mengotak-ngatik” aksesoris blog-nya ketimbang membuat ”new posting”-nya. Hahahaha....dasar orang yang ketinggalan jaman...! orang udah pada ke bulan, ini masih ngulik blog.
Sebetulnya, ketika menulis tulisan ini juga upaya saya dalam mengatasi kebuntuan ide. Saya harap dengan menulis lagi, saya terangsang untuk menguras ide-ide baru.
Sebenarnya apa saja ya yang bisa saya lakukan untuk membuka kembali ”kran” ide yang sedang stag? Hmmmm....sebentar......! saya harus sedikit kembali membuka memori lama nih .
Kembali membaca! Itu mungkin modal utama seorang penulis. Akhir-akhir ini saya memang sedang keranjingan memainkan laptop ketimbang membaca buku. Dulu, ketika belum punya laptop, saya menjadikan kegiatan membaca sebagai kegiatan utama. Sekarang.....? huh...ngoprek ”laptop” we....!
Tahukah kita, bahwa membaca adalah ruh dari segala ilmu pengetahuan. Dulu waktu SD, ada sebuah papan tertempel di ruang guru yang sangat membekas dalam memori saya, yaitu ”BUKU ADALAH GUDANG ILMU DAN MEMBACA ADALAH KUNCINYA”. Heran sangat heran, dari dulu rakyat Indonesia tidak terdidik untuk gemar membaca, wah jangan tanya seberapa tidak terbiasanya rakyat kita untuk menulis!!!
Eh...kembali ke masalah....
Menulis menjadi blank mungkin salah satunya adalah karena intensitas saya membaca mulai berkurang. Membaca banyak memberikan ide kepada saya tentang hal-hal seputar dunia di sekeliling saya. Ternyata banyak sekali kejadian sehari-hari yang luput dari perhatian saya. Bagaimana saya melewatkan indahnya matahari di saat musim kemarau di pagi hari. Bahkan sekarang, saya sudah sangat jarang mencium bau bunga dipagi hari. Atau sekedar mencium kening isteri di pagi hari ketika akan berangkat kerja.
Eh tadi pagi saya ada ide ketika sedang di motor. Waktu itu saya ingin sekali langsung menulis, Cuma karena di jalan akhirnya saya memutuskan untuk menulisnya di sekolah. Begitu sampai ke sekolah, rentetan tugas langsung menghadang, lupa dan sekarang benar-benar hilang lagi apa yang tadi pagi ingin saya tulis, gemeeeeeeeesssssssss....!
Kedua, ngobrol ngalor ngidul ama sopir di warung kopi dan secara sadar menempatkan diri pada posisi sebagai pendengar. Benar-benar limpahan ide sering muncul mendadak ketika mendengar mereka ngobrol naglor ngidul dan tidak berperan sebagai pembicara. Mendengar mungkin keterampilan yang harus mulai diasah lagi nih.....!
Bandung, 16 Juni 2009 (11.13pm)
Beneran...! ini penting, biasanya orang cenderung untuk didengar ketimbang mendengar! Sampai saat ini pun saya sering terjebak dan menikmati ketika orang lain mendengar sementara saya memonopoli pembicaraan. Apalagi profesi guru diidentikan dengan otoritas bicara yang sangat besar ketimbang profesi lain. Pengacara saja hanya bicara dalam waktu tertentu dalam sidang. Guru...? jangan tanya, mungkin ada yang bisa 90% kerjanya hanya bicara...bicara...bicara...!
Dengan mendengar, kita juga menjadi lebih banyak tahu ketimbang bicara!
Ketiga, ya menulis ngga jelas kaya gini deh...! banyak orang membayangkan kalau menulis itu pekerjaan sulit. Padahal ngacapruk begini juga bisa jadi bahan tulisan. Mungkin masalahnya adalah...ada yang mau baca ngga yach....!
Jadi kesimpulannya, baca, dengar dan tulis. Jangan pikirkan yang lainnya dulu. Praktekan!!!
Bandung, 16 Juni 2009 (11.49pm)
JADI YANG TADI SIAPA ? DIA….?
Malam belum larut benar. Jam di ruang tamu rumahku berdentang 10 kali. Sering aku protes kepada papa ku untuk menjual jam itu karena suara jam itu membuatku merinding. Sebuah jam tua warisan dari kakekku berbentuk lemari besar dengan tenaga dentangan dari bandul yang terus bergerak ke kanan dan ke kiri. Bandul itu bergambar sebuah binatang abstrak. Suara dentangan itu menggema karena efek kayu jati dari badan jam tersebut. Entahlah, setiap liburan, suara jam di rumah bagiku bagaikan panggilan untuk roh-roh iseng yang sedang gentayangan di sekitar rumahku.
Tapi aku juga sering berusaha untuk tidak peduli. Ketika sedang asyik mengerjakan sesuatu atau mendengar musik cadas, aku sejenak melupakan suara jam itu. Ah...sudahlah....! aku tutup kedua telingaku dengan bantal. Aku ingin cepat tidur, semoga aku sudah pulas sebelum jam itu melakukan kembali ritualnya.
Tak ada pikiran yang membuatku harus begadang! PR yang selama ini sering mengintimidasi hari-hari, tugas yang selalu memperkeruh pikiranku, masalah pertemanan yang sering membuat hari-hariku, kini benar-benar hilang seiring dengan berakhirnya sederet ujian yang telah saya lalui.
Huaaaaaaaah.....akhirnya saya bisa ngantuk juga. Sedikit demi sedikit mataku terpejam......
Tok...tok...tok....!
Aku tak peduli!!
Tok...tok...tok...!!
Masih tak peduli!!
Tok...tok...tok...!!!
Akhirnya....saya senang karena menurut etika kalau tiga kali ketukan tidak di buka maka si tamu harus segera pergi dan tidak menteror tuan rumah dengan ketukan ke-empat.
Tok...tok..tok...tok...tok...!!!!!
Aaaaaaaaaaaaaaarggghhhh.....
Ternyata ada tamu yang tidak tahu diri! Bukan lagi empat kali...tapi suaranyapun semakin keras. Aku tahu malam ini saya sedang sendiri di rumah! Tapi ya Tuhan....mengapa harus Kau kirim tamu ngga tau etika itu kepadaku....
Bahkan untuk malam ini aku tak ingin sahabat sekalipun untuk mengangguku . Ngga nafsu! Apalagi kalau yang datang adalah Pak Hansip yang akan menagih iuran siskamling. Udah kumisnya ga rapih...wajahnya juga rada-rada genit kalau liat aku....
Oya...aku wanita pemberani dan tidak pernah keberatan dengan kesibukan orang tuaku yang memaksa mereka jarang di rumah.
Tok...tok...tok...tok...tok...tok....
Huh...aku bangkit dari tempat tidurku dengan enggan dan membuang jauh-jauh keinginanku untuk bisa tidur sebelum jam itu berdentang lagi! Jam itu lagi!
Sedikit ku geser langkahku...bukan untuk membuka pintu tapi hanya ingin melihat wajah tamu kurang ajar itu!
Kubuka gordyn rumahku dengan sangat hati-hati dan pelan. Ku keluarkan pandanganku pada balik pintu. Sesosok tubuh yang aku sangat kenal. ”PACARKU” sedikit aku mendesisi kaget. Ngga mungkin pikirku...! dia sekarang lagi sekolah di Surabaya dan tidak ada informasi kalau dia akan ke Bandung, sekarang! Malam dan mengetuk pintu. Lagi pula sepintas diantara bayang-bayang lampu depan rumah aku melihat bajunya kotor dan wajahnya...
wajahnya...
Aku bergegas ke kamar tidur dan langsung menyambar handphone yang sudah dari tadi aku matikan. Aku telepon handphone dia. Mailbox! Lalu segera aku teleppon rumahnya.
”ooooo....neng Dena...kok malam-malam gini telepon...? ada apa neng” sambut suara wanita dari seberang sana yang sangat aku hapal adalah ibu dari Rio, pacarku! Aku tanyakan apakah Rio ada di Surabaya. Ibunya di Surabaya karena mengikuti suaminya kerja dan anaknya yang kuliah di sana. Padahal keluarga ini asli Bandung.
”Lho katanya dia akan ke Bandung untuk temuin neng Dena dan memberikan kejutan karena besok ulang tahun khan? Emangnya belum datanng toh jeng? Padahal dari tadi pagi lho. Oya...selamat ulang tahun ya!”. Balas ibu Rio. Tak ada guratan khawatir di nada suaranya. Tidak dengan diriku. Sosok tamu di depan rumah benar-benar membuatku shock!
Wajahnya....penuh darah dan tanah merah. Atau merah darah...?
Badannya jelas tegap tapi dengan tangan yang menurut ku tidak normal. Seperti bengkok ke dalam karena patah. Patah!
Aku sejenak berpikir, kemana lagi menanyakan lagi keberadaan Rio. Semua temannya aku tidak begitu kenal. Karena kalaupun Rio menyebutkan nama teman-temannya, semua ada di Surabaya. Aku tak begitu mengenal teman-temannya ketika dia di SMA dulu di Bandung.
Jantungku kembali berdetak kencang.
”Denaaaaaa.....dena....tolong........” suara berat tiba-tiba muncul dari balik pintu. Ya Tuhan apa arti semua ini.
Ya ampun...malam ini khan malam Jum’at!
Teng...teng...teng...8x
Jam sebelas malam? Secepat itukah aku tercekam ketakutan?
Suara itu jelas suara Rio, tapi mengapa lebih berat dan seperti sedang kesakitan? Aku takut dia celakan!
Mungkin saja dia mengalami kecelakaan di jalan dan ....seperti banyak film atau cerita pendek yang aku baca...
Pacarku meninggal lalu ruhnya mendatangiku untuk sekedar mengucapkan ulang tahun padahal dia sudah meninggal beberapa jam sebelumnya.
Hiiiiiiiiiiiiiiiihhhhhhh.....untuk kasus ini aku ralat kalau aku adalah wanita pemberani!
”Dennnnnaaaaaaa.......aku rio na....aku ngga tahan...tolong...aku sakit!”
Kembali aku ke kamar. Kali ini aku bawa sebuah kitab kecil. Aku buka dan kucari sebuah ayat yang sering diyakini bisa mengusir makhluk halus atau hantu. Aku baca dalam hati sambil bergetar. Dengan terbata-bata aku baca, bukan karena hanya takut, tapi memang karena aku ngga bisa bacanya. Ini juga aku baca huruf latinnya!
”Dennnnnnnn....aaaaaaa!”
”Dennnnnnnn....aaaaaaa!”
Buk....buk...buk....kini bukan lagi ketukan tapi sudah berubah menjadi gebukan di pintu. Aku takut arwah itu itu memasukan tangannya menembus pintu rumahku. Aku terus memandang pintu sambil memperkeras suaraku supaya terdengar oleh arwah di balik pintu itu!
”Dennnnnnnnnnnnnn...”
Berhenti!
Berhenti!
Aku tunggu sejenak! Alhamdulillah benar-benar berhenti! Hebat, dulu aku ragu dengan kekuatan ayat-ayat suci ini, tapi sekarang aku harus ku akui kalau ayat-ayat ini ampuh mengusir syetan sekalipun. Terima kasih Tuhan, aku akan shalat nanti subuh!
Aku jinjit menuju kamarku. Menarik selimut dan kemudian mencoba tidur. Malam begitu lama aku rasakan dan dentangan jam tua itu setia menemaniku sampai dentangan berjumlah lima kali.
”Anda dimana saat korban mengetuk pintu rumah anda....”
Siang ini aku tengah di kantor polisi untuk menjadi saksi kematian seorang pemuda yang mengalami kecelakaan 200 meter dari rumahku. Karena tabrak lari, kata polisi yang sedang berada di depan ku saat ini.
Dan pemuda itu bernama Rio, seorang mahasiswa dari Universitas di Surabaya. Dia meninggal karena kehabisan darah tepat di depan rumahku!
Imam Wibawa Mukti
17 Juni 2009
Minggu, 14 Juni 2009
TRIK MENGHINDARI KEBOHONGAN PRIA
- Duduklah di kursi yang lebih tinggi. Ini adalah bentuk intimidasi yang halus.
- Jangan silangkan kedua kaki Anda, bukalah kedua tangan Anda dan bersandarlah ke belakang. Buatlah diri Anda “terbuka” atas kebenaran.
- Jangan sekali-kali beritahu kepadanya apa yang Anda KETAHUI – jangan tunjukkan bahwa Anda tahu bahwa apa yang sedang mereka katakan adalah bohong.
- Invasilah ruang pribadi mereka. Manakala Anda mendekat, mereka akan merasa tidak nyaman.
- Tirulah postur dan gerakan tubuh mereka. Ini membangun adanya sebuah ikatan dan mereka akan merasa lebih berat untuk berdusta kepada Anda.
- Berbicaralah dengan gaya mereka dengan menyimak bagaimana merekaberpikir. Jika orang itu mengeluarkan kata-kata seperti “Aku MENDENGARmu!” atau “KEDENGARANnya bagus,” Anda akan tahu bahwa dia berpikir dengan cara pendengaran atau dengan telinga (auditor). Bila dia berkata, “Seharusnya aku MELIHAT waktu dia datang” atau “Aku MELIHAT ” apa yang kaumaksudkan,” Anda akan tahu bahwa dia berorientasi visual. Bila dia mengucapkan kata-kata seperti “Aku seperti TERKENA berton-ton batu bata” atau “Aku cuma MEMBEKU di tempatku,” Anda akan tahu bahwa dia berpikir dengan perasaan. Berbicaralah dengan cara yang sama. Sebuah tes yang bagus adalah dengan meminta seseorang untuk melafalkan alfabet. Sebagian orang akan menatap seperti sedang membaca alfabet itu di papan tulis di sekolah dasar (visual), sebagian orang akan melagukan alfabet itu (auditorial), dan sebagian orang akan mengetuk-ngetuk huruf-huruf tersebut (perasaan). Bila Anda menyesuaikan dengan metode berpikir mereka, maka Anda akan segera menjalin sebuah ikatan dengan mereka.
- Beri mereka “jalan keluar.” Anda perlu membuat mereka merasa mudah untuk mengatakan kebenaran. Berpura-puralah Anda tidak mendengar mereka dengan tepat atau katakan bahwa Anda tidak paham apa yang mereka katakan tadi. Selalu berilah jalan keluar sehingga mereka dapat menyangkal kata-kata mereka dan mengatakan yang benar.
- Bersikaplah yang tenang. Jangan sekali-kali memperlihatkan keterkejutan atau kekagetan. Perlakukan apa saja yang mereka katakan dengan
- kepentingan yang sama. Begitu Anda bereaksi negatif Anda akan kehilangan peluang apa pun untuk mendapat informasi yang benar darinya. Jangan menuduh. Pertanyaan-pertanyaan agresif seperti “Mengapa kau tidak menelponku?” atau “Apakah kau menjumpai orang lain?” dapat membuat si pembohong memperkuat posisinya. Gunakan pertanyaan-pertanyaan yang lunak seperti “Kapan kemarin kaubilang akan datang lagi?” dan “Jam berapa kemarin kaubilang akan datang ke restoran?”
- Beri mereka satu kesempatan terakhir. Abaikanlah kebohongan itu dan katakan, “Apa yang dapat kita lakukan untuk menghindari ini terjadi lagi?” Bila mereka berpikir bahwa Anda telah melepaskan mereka dari situasi yang
sulit maka mereka akan cenderung bersikap lebih jujur dan sejelek-Jeleknya,mereka akan menawarkan solusi mereka sendiri agar tidak menggunakan kebohongan ini lagi.
PRIA HARUS MELAKUKANNYA...
Pria harus melakukannya (menurut wanita)
- Mengambil handuk basahnya
- Mengupas sayuran
- Membawa anak-anak ke tempat tidur lebih cepat
- Berbicara denganku daripada menonton TV sewaktu pulang ke rumah
- Mendengarkanku tanpa menyela dengan memberikan solusi-solusi
- Menelpon untuk mengatakan bahwa dia akan pulang terlambat
- Mengatur acara akhir pekan berdua saja denganku
- Menawarkan bantuan untuk membersihkan dapur
- Mematikan TV untuk berbicara denganku
- Menelpon untuk bilang “aku cinta padamu”
- Membereskan tempat tidur
- Memakai wewangian sebelum tidur
- Memberikan pijatan-pijatan di kepala dan kaki
- Menciumku
- Menciumku tanpa meraba-raba
- Tidak memain-mainkan remote control
- Bergandengan tangan di depan umum
- Membuatku merasa lebih penting daripada anak-anak
- Mengantarku pergi berbelanja
- Memberiku sebuah kartu yang romantis
- Berdansa di dapur
- Mengosongkan mesin cuci piring
- Memperlihatkan minat ketika aku sedang mengajak bicara
- Membawa pakaian kotor ke tempat cucian
- Mengatakan bahwa dia merindukanku
- Meletakkan posisi tempat duduk toilet ke bawah