By Indra Darmawan, Harriska Farida Adiati - Senin, 17 Mei
VIVAnews – Protes terhadap sikap Facebook yang mengabaikan perlindungan atas hak kerahasiaan pribadi penggunanya, semakin marak.
Seperti dikutip dari situs BBC, para senator di Amerika Serikat mengeluarkan seruan publik kepada Facebook untuk memikirkan ulang kebijakan perlindungan privasi para pengguna Facebook.
American Civil Liberties Union (ACLU) bahkan mengeluarkan petisi yang ditujukan kepada pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. ACLU meminta Zuckerberg untuk menyediakan cara untuk mengontrol semua informasi yang di-share pengguna melalui Facebook.
Badan resmi yang mengurusi proteksi data konsumen juga menyebut perubahan kebijakan privasi Facebook sebagai langkah yang tidak bisa diterima.
Sorotan tajam tengah dialamatkan kepada Facebook karena jejaring sosial terpopuler itu tak memberlakukan opsi privasi Opt in. Dengan demikian secara standar default, informasi pengguna seperti postingan, foto, serta data-data profilnya akan bisa dilihat secara publik.
Beberapa waktu lalu, fitur baru yang diluncurkan Facebook, Instant Personalization, juga memicu terungkapnya data-data pribadi para penggunanya. Data-data pribadi seperti email pengguna Facebook bisa dijebol dengan metode cross site scripting melalui lubang yang dijumpai dari situs Yelp.
Selain itu percakapan pribadi para Facebooker yang menggunakan chatting box di Facebook juga sempat bocor dan dapat diintip oleh para pengguna lain.
Ini memicu para pengguna Facebook melakukan protes. Charlotte Crockett, pemuda 29 tahun asal Belanda, adalah salah satu dari lebih dari 100 ribu pendukung grup yang menamakan diri "Facebook, Respect My Privacy!" yang dibuat oleh organisasi MoveOn.org. Grup ini mendesak Facebook untuk juga melakukan perubahan pada kebijakan privasi.
"Saya sangat prihatin terhadap orang-orang yang tidak mengerti bagaimana sebaiknya mereka membatasi informasi yang mereka share di facebook. Rekan-rekan seusia saya saja masih banyak yang belum mengerti, bahkan contohnya orang tua saya," kata Crockett kepada abcnews.
Untuk memancing kesadaran para Facebooker lain agar lebih perhatian dengan hak kerahasiaan data pribadi mereka, sebagian pengguna Facebook juga membuat sebuah situs parodi bernama Youropenbook.
Di situs itu, ditampilkan postingan-postingan lucu dan memalukan dari pengguna Facebook, yang mereka siarkan secara tak sadar karena mereka tidak melakukan penyetelan privasi secara benar.
Misalnya saja postingan seorang karyawan yang mengaku bolos dari kerjaan mereka, atau status yang memuat pengakuan tentang seorang karyawan yang mengerjai atasannya, dan lain-lain.
Bahkan perlawanan para pengguna Facebook berekskalasi pada rencana untuk memboikot Facebook. Para pengguna Facebook mendirikan gerakan Facebookprotest.com, berencana untuk memboikot Facebook pada 6 Juni 2010 mendatang.
Pada hari itu, para pendukung gerakan ini meminta kepada para pengguna Facebook untuk tidak sign-in ke Facebook sepanjang hari itu, untuk mendukung gerakan mereka.
Ketidak-sensitifan Facebook menanggapi keresahan para pengguna Facebook akhir-akhir ini memang memicu gelombang gerakan antipati terhadap situs jejaring sosial itu.
Bila seseorang mengetikkan kata-kata "How to quit..." di kolom pencarian Google, secara otomatis mesin pencari akan meneruskan rangkaian kata tersebut menjadi kalimat "how to quit Facebook" di barisan teratas.
Hal itu disebabkan banyaknya pencarian di internet tentang cara untuk berhenti menggunakan Facebook. Di bawahnya, baru hasil pencarian lain mengikuti, seperti cara menghentikan kebiasaan merokok, cara berhenti dari pekerjaan, dan cara berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol.
Belakangan beberapa Facebooker berpengaruh seperti Peter Rojas, Matt Cutts, Leo Laporte, Cory Doctorow juga memilih menutup akun mereka di laman jejaring sosial itu. (hs)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar