Pernahkah kamu merasakan saat-saat dimana Tuhan sedang bercanda dengan mu? Ketika Tuhan begitu enteng menarik ulur doa dan kemampuan-Nya untuk mengabulkan atau tidak mengabulkan. Mungkin kita terheran-heran ketika seonggok harapan yang sudah di depan mata kita tiba-tibda hilang begitu saja entah kenapa. Padahal segala daya dan upaya sudah kita kerahkan untuk meraihnya. Atau mungkin sebaliknya, ketika kita duduk melamun, tiba-tiba Tuhan menghantarkan seonggok mimpi itu kehadapan kita tanpa kita duga-duga sebelumnya.
Juga ketika Tuhan bermain dengan ribuan nyawa di Aceh ketika bencana tsunami menyapu bersih Aceh. Bagi saya itu adalah cara Tuhan bercanda. Kenapa? Karena Tuhan tentunya tidak serius membumihanguskan Aceh yang notebene adalah daerah yang secara kasat mata begitu dekat dengan-Nya. Bagi saya Tuhan baru akan dianggap serius kalau Dia menyapu Jakarta misalnya. Atau memberikan suatu penyakit bagi para penjahat nasional yang telah korup dan mempermainkan jutaan nasib rakyat. Atau Tuhan menunjukkan keagungannya dengan sedikit memberikan peluang bagi rakyat Indonesia untuk merasakan suatu kepemimpinan nasional yang amanat dan berpihak pada rakyat banyak.
Tapi Tuhan memang bercanda, ketika berjuta rakyat miskin terus dipermainkan nasibnya di Indonesia. Melalui tangan-Nya di pemerintahan, Tuhan seolah ingin mengajak kita mentertawakan nasib sampai pada titik nadir perikemanusiaan. Ketika dengan telanjang para pelaku pemerintahan mengatur negara ini untuk tidak teratur dan semua berjalan mulus-mulus saja. Ketika tingkah polah koruptor telanjang mata mempertontonkan kebejatan moral dan akhlak tapi mereka selamat dari segala tuntutan hukum dunia.
Tuhan memang senang bercanda dengan rakyat Indonesia. Bercanda dengan bencana-Nya, bercanda dengan permainan monopoli ekonomi Indonesia. Ketika membiarkan semua tahapan kehancuran negara ini terus terjadi. Bercanda ketika rakyat kita kering dan hampa dari hati nurani.
Tuhan itu katanya Maha Kasih dan Maha Sayang, jadi tidak ada alasan Dia bermaksud menghukum warga Aceh. Tidak mungkin Tuhan membiarkan koruptor dan pengkhianat kemanusiaan berkeliaran dengan bebas. Tidak mungkin Dia membiarkan kaum fakir yang katanya dekat dengan Tuhan dipermainkan begitu rupa nasibnya. Tidak mungkin Dia membiarkan rumah kaum miskin yang katanya adalah rumah-Nya terus ditimpa kehancuran dari arogansi kekuatan Dajjal ekonomi dan Iblis kerakusan beberapa orang kaya.
Kenapa Tuhan senang bercanda dengan rakyat Indonesia?
Karena rakyat Indonesia adalah manusia yang memiliki rasa humor yang tinggi pula. Dengan tingkat kesabaran yang sejajar dengan penduduk sorga. Bagaimana tidak, kalau di negara lain mungkin Tuhan sudah lama di bunuh dan dianggap mati ketika Dia tidak ada tatkala bencana di Serambi Mekah terjadi. Bagaimana tidak, ketika begitu sabarnya orang miskin Indonesia menerima kesewenangwenangan para pemimpinnya dan masih terus menyebut namanya dengan nama-nama Tuhan yang terindah. Bagaimana tidak, kelangkaan sumber minyak dan melambungnya harga kebutuhan dasar kemanusiaan begitu sulit diperoleh dan rakyat masih bisa tertawa lepas mentertawakan kesengsaraannya.
Tuhan senang pada rakyat Indonesia, karena rakyat Indonesia tidak pernah “pundungan” atau “ngambek” pada-Nya, sekeras dan sekasar apapun becandaan Tuhan ditimpakan-Nya kepada kita.
Apakah kita sudah saatnya bertanya pada Tuhan, kapan Dia mau serius mengurus kita. Atau minimal mengurus orang miskin untuk tidak di bunuh kemanusiaannya. Rakyat miskin ini tidak pernah minta dilahirkan, tapi ketika mereka “dipaksa” lahir ternyata hanya untuk ditertawakan dan disishkan dari perhatian-Nya.
Saya tidak peduli dengan adanya janji sorga dan neraka. Itu urusan nanti ketika manusia sudah mati. Tapi yang penting sekarang, ketika kita hidup janganlah sampai dibuat sengsara secara permanen sampai mati. Ketika sorga belum tentu kita raih, minimal rakyat Indonesia bisa mencium bau kesejahteraan dan harapan yang lebih baik dimasa depan.
Atau memang Tuhan sudah melimpahkan urusan dunia kepada manusia 100% tanpa ada sisa bagi-Nya untuk campur tangan? Kalau begitu, kenapa harus ada sorga dan neraka? Biarkan manusia berlomba dengan cara apapun untuk meraih impian mereka. Kenapa harus dilarang mencuri kalau itu memang cara termudah untuk menjadi sejahtera. Mengapa harus dilarang ketika manusia saling membunuh dan menghancurkan sesamanya kalau itu adalah jalan pintas untuk berkuasa? Biarkan mereka berusaha dengan tangan dan kaki mereka dan otak mereka sesukanya untuk meraih cita-citanya. Jangan ada aturan yang mengatakan perbuatan buruk akan menyebabkan kita keneraka dan bila kita baik akan masuk sorga. Karena itu semua akan membelanggu rakyat miskin untuk meminta haknya dengan kekerasan ketika yang kaya tak mau berbagi hartanya.
Tuhan senang bercanda dengan rakyat Indonesia, karena rakyat Indonesia sendiri senang dan tenang-tenang saja dibecandaain begitu rupa. Di negara lain mungkin sudah terjadi revolusi ketika negara tak mampu lagi menjalankan tugasnya selama ini. Mengapa rakyat Indonesia begitu saja mau diiming-imingi oleh pemilu, undang-undang, aturan, hukum yang katanya akan selalu berpihak kepada orang kecil dan miskin? Mengapa rakyat Indonesia adem-ayem ketika korupsi merajalela? Kenapa rakyat tenang saja ketika kebutuhan dasar kemanusiaannya dipermainkan penyelenggara negara? Kalau bukan karena rakyat memang senang becanda dengan Tuhan.
Nama Tuhan digemakan diseluruh langit nusantara. Ibadah dilakukan dengan sangat khusu oleh penganutnya. Ibadah dan ritual senantiasa dijalankan oleh umatnya. Padahal jelas Tuhan hanya becanda mengurus Indonesia.
Realistis yu…..Tuhan aja becanda, kenapa kita begitu serius menjalani hidup ini. Mungkin ada yang bilang semua itu cobaan, ujian atau hukuman. Tapi perasaan saya, yang namanya hukuman, ujian atau cobaan itu tidak selamanya.
Bagaimana kalau saya mengajak rakyat juga mulai meladeni candaan Tuhan. Santai sajalah….bicara baik-baik dan sedikit becanda ketika kita mau berbicara pada-Nya. Dia begitu dekat dengan kita, sangat dekat. Tak perlulah teriak dan menangis dihadapan-Nya, toh apa yang terjadi pada kita adalah suratannya yang telah di tulis di kaki langit. Miskin…yang miskin saja. Kalau harus kaya ya kita akan kaya sendiri tanpa harus bersusah payah. Semua sudah diatur sedemikian rupa.
Jadi kalau kita adalah orang yang menjalani episode hidup ini dengan kemiskinan, ya biasa aja lah. Menjalani apa adanya. Kalau kita matipun kita tidak rugi apa-apa. Berdoa? Ya berdoa saja apa adanya, toh Dia yang akan menentukan dikabul atau tidak dikabul sesukanya. Minta ampun? Minta ampun untuk apa? Karena kita pun berbuat salah atas ijin-Nya.
Karena Tuhan senang bercanda….kita anggap saja hidup ini memang candaan Tuhan. Bagaimana tidak, manusia diberi usia sangat pendek untuk mencicipi dunia, tapi akan mempertanggungjawabkan hidup ini kekal di sorga atau neraka. Hidup yang hanya puluhan tahun (katanya) akan dibalas dengan kehidupan abadi di dunia sana. Ah…naif sekali kalau kita menganggap itu serius.
Kalau Dia membaca tulisan ini, apakah Tuhan akan marah? Ah…rasanya Tuhan pun tidak akan marah membaca tulisan ini, karena Dia tahu tulisn ini hanya becanda saja. Hanya untuk meladeni candaan Tuhan saja. Paling yang marah adalah orang yang mengaku utusan Tuhan dan berhak mengatasnamakan Tuhan lalu mengobrak-abrik tatanan Tuhan yang rancang secara bercanda. Orang-orang seperti itu terlalu serius menanggapi Tuhan. Terlalu polos dan lugu menghadapi beribu tipuan dan trik Tuhan menjalankan dunia ini. Santai sajalah…..Tuhan saja tidak serius kenapa kita harus potang-panting mengikuti jejak Tuhan.
Demikianlah tulisan penuh canda ini saya tulis. Saya mohon maaf kalau ada khilaf karena sesungguhnya apabila yang saya tulis ini benar, kebenaran itu datang dari-Nya, dan kalau ada salah sesungguhnya kesalahan itu juga karena atas ijin-Nya.
Bandung, 13 September 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar